SoalUT PGPAUD PAUD4306 Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan AUD. 1. Anak usia dini menurut NAEYC adalah anak usia 0 - 8 tahun yang tercakup dalam lembaga pendidikan berikut, kecuali . A. taman penitipan anak. B. pendidikan prasekolah. C. sekolah dasar.
Soal Pilihan Ganda Materi Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan AUD 1. Pendidik di lembaga PAUD tidak dapat menyamaratakan kemampuan semua anak didiknya karena salah satu prinsip perkembangan anak usia dini adalah bahwa perkembangan berlangsung dalam….a. Waktu yang bersamaanb. Pola yang relatif samac. Rentang yang bervariasid. Arah yang khususJawabanc. Rentang yang bervariasi2. Pelaksanaan pendidikan di lembaga PAUD bersifat luwes dan fleksibel. Perencanaan yang telah isiapkan pendidik dapat berubah setiap saat sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi dengan tetap memperhatikan perbedaan individual anak. Hal itu menggambarkan prinsip utama penyelenggaraan PAUD, yaitu berorientasi pada ….a. Keterpaduanb. Perkembanganc. Keilmuand. PengembanganJawabanb. Perkembangan3. Bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh baik sebagian maupun keseluruhannya sehingga dapat diukur dengan satuan panjang atau satuan berat disebut proses ….a. Peningkatanb. Pertumbuhanc. Perkembangand. PertambahanJawabanb. Pertumbuhan4. Terjadinya pertumbuhan menuju pembentukan jasad manusia yang sempurna dan alat-alat tubuh telah terbentuk dan mulai berfungsi disebut masa ….a. Zygot awalb. Embrio lanjutc. Fetus lanjutd. Fetus diniJawaband. Fetus dini5. Bahan makanan yang mengandung asam lemak Omega-3 memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kecerdasan otak karena asam ini mengandung ….a. idro Quinon dan DHAb. DHA dan EPAc. DHA dan lipidd. EPA dan ADDJawabanb. DHA dan EPA6. Di Lembaga PAUD, pendidik selalu mengawali kegiatan pembelajaran dengan kegiatan bercakap-cakap dengan berbagai topik yang dipilih yang menarik minat anak. Pendidik biasanya akan bertanya mulai dari hal-hal yang terdapat atau terjadi di sekitar anak hingga hal-hal lain yang belum terjadi dan meminta anak-anak untuk berandai-andai. Kegiatan tersebut merupakan salah satu cara untuk mendorong perkembangan ….a. Berbicarab. Menulisc. Mendengard. MenyimakJawabana. Berbicara7. Andi sedang menggambar pemandangan. Dia sudah dapat menggunakan warna sesuai dengan gambar sebenarnya. Bentuk gambarnya juga semakin realistis. Dia memulai gambarnya dengan membuat garis cakrawala yang merupakan batas antara langit dan bumi. Andi berada dalam tahap perkembangan menggambar...a. Abstractb. Schematicc. Preschematicd. ScribbleJawabanb. Schematic8. Sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di daerah pertanian, mengajak anak-anak ke sawah yang baru dibajak. Kemudian anak-anak diminta untuk mengambil tanah disitu untuk dibuat menjadi berbagai macam bentuk. Setelah selesai hasil karya anak tersebut dijemur. Setelah kering, hasil karya anak-anak dipajang di sekolah. Kegiatan tersebut merupakan contoh dari penyajian seni berdimensi....a. Satub. Duac. Tigad. EmpatJawabanc. Tiga9. Ibu Leni tidak dapat memaksa anak-anak untuk ikut menyanyi atau menari saat kegiatan tersebut dilaksanakan. Dia harus menunggu hingga anak-anak menunjukkan rasa senang terhadap kegiatan tersebut dengan cara mengajak anak bercerita tentang asyiknya kegiatan tersebut. Ketika rasa senang dan antusiasme anak-anak muncul barulah Ibu Leni mengajak mereka untuk melakukan kegiatan tersebut. Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa kegiatan musik dan gerakan bersifat ....a. Spontanb. Menyenangkanc. Sukarelad. TerpimpinJawabanc. Sukarela10. Dibanding teman-temannya Dimas memiliki perasaan yang lebih halus. Dia senang sekali melihat suasana kelas yang rapi dan indah. Dia mudah trenyuh jika melihat ada temannya yang bersedih. Ciri-ciri yang ditunjukkan Dimas menunjukkan salah satu ciri anak yang memiliki bakat seni, yaitu ciri ....a. Lebih pekab. Mudah menangisc. Tidak sabard. Suka menyendiriJawabana. Lebih peka11. Salah satu tujuan program pendidikan seni pada anak usia dini adalah membiarkan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan kecepatan masing-masing. Pendidik dapat saja merencanakan kegiatan untuk merangsang perkembangan potensi anak, namun sebenarnya perkembangan terjadi sesuai dengan diri anak sendiri. Tujuan tersebut adalah ....a. Proses bukan produkb. Kebutuhan anakc. Berpikir kreatifd. Kemajuan individualJawaband. Kemajuan individual12. Latihan fisik bagi anak-anak merupakan suatu hal yang menyenangkan dan disukai oleh mereka. Hal ini karena anak-anak kecil....a. Memperoleh macam-macam kesibukan dan keterampilan motorik baik kasar maupun halusb. Mudah merasa lelah dan tidak mudah berkonsentrasi sehingga tidak bisa diamc. Menemukan sesuatu saat mereka melakukan aktivitas untuk masa depannya kelakd. Menyalurkan seluruh energinya untuk kegiatan fisik dan motorik sepanjang hariJawabana. Memperoleh macam-macam kesibukan dan keterampilan motorik baik kasar maupun halus13. Istilah yang berhubungan dengan personality atau kepribadian dan menunjukkan bagaimana cara seseorang bertingkah laku disebut ....a. Moralitasb. Karakterc. Etikad. EstetikaJawabanb. Karakter14. Salah satu pokok dalam belajar menjadi orang yang bermoral adalah pengembangan rasa bersalah dan rasa malu. Namun sebelum rasa bersalah dialami oleh seorang anak, mereka harus mengalami empat kondisi, salah satu diantaranya adalah ....a. Menentukan standar yang sesuai dengan diri dan kebutuhannyab. Mencari standar yang paling tepat bagi dirinyac. Bertanggung jawab terhadap penyelewengan dari standar tertentu yang telah disepakatid. Mampu menilai perilaku orang lain yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkanJawabanc. Bertanggung jawab terhadap penyelewengan dari standar tertentu yang telah disepakati15. Keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk mengajarkan kebiasaan yang baik yang perlu dimiliki oleh seorang anak, karena itu keluarga di sebut tempat ....a. Pertama dan terbaikb. Pertama dan utamac. Terakhir dan utamad. Terakhir dan terbaikJawabanb. Pertama dan utama16. Berikut ini adalah ciri-ciri yang diperlihatkan oleh anak-anak pada masa prasekolah, kecuali bahwa anak….a. Mulai berkenalan dengan lingkungan di luar rumahb. Sudah dapat menghitung benda di sekitarnyac. Mampu belajar dengan baikd. Mulai dapat mengenal orang lain di luar anggota keluargaJawabanb. Sudah dapat menghitung benda di sekitarnya17. Bayi yang baru lahir direkomendasikanuntuk diberikan ASI eksklusif selama enam bulan. Salah satu alasannya adalah karena dalam ASI terkandung sel makrofag. Fungsi sel ini adalah untuk….a. Membunuh bakteri, fungi dan virusb. Meningkatkan sumber energic. Membentuk struktur otakd. Mencegah gangguan terhadap kelainan otakJawabana. Membunuh bakteri, fungi dan virus SayaMatahari Emanuelisa dengan NIM K8121044 izin bertanya untuk bu vera mengenai materi asesmen ini, dalam pemaparan materi yang diberikan, tepatnya pada materi bagian Tujuan asesmen untuk keluarga adalah menyediakan informasi tentangnya progam dan kemajuan pembelajaran anak, pertanyaan adalah apakah terdapat contoh program seperti apa yang dapat diberikan dan apakah ada tantangan tersendiri didalam pembentukan disetiap progamnya? BAB 9 Pengembangan Kecerdasan AnakBerikut akan dipaparkan tentang modalitas yang dimiliki setiap individu disertai dengan metode pembelajaranyang seharusnya digunakan. Visual, orang dengan modalitas visual belajar melalui apa yang mereka lihat. Modalitas ini mengaksescitra visual yang diciptakan maupun diingat. Individu yang memiliki modalitas visual dicirikan dengansuka akan keteraturan, memperhatikan sesuatu secara detil, selalu menjaga penampilan, mengingat dengangambar atau dari membaca dan mengingat apa yang dilihat. Ciri perilaku, individu yang cenderung memilikimodalitas visual, antara lain selalu meletakkan sesuatu secara rapi dan teratur, berbicara dengan cepat dansering menjawab dengan singkat, pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiranmereka, biasanya tidak terganggu dengan keributan, serta lebih suka membaca daripada dibacakan, lebih sukasuatu karya seni tiga dimensi daripada musik. Auditorial, orang dengan modalitas auditorial serta belajar melalui apa yang mereka dengar. Individudengan modalitas auditorial biasanya memiliki perhatian yang mudah terpecah, berbicara dengan polaberirama, belajar dengan mendengarkan, menggerakkan bibir dan bersuara saat membaca, senang berdialogsecara internal dan eksternal. Ciri perilaku, individu yang cenderung memiliki modalitas auditorial, antaralain mudah terganggu oleh keributan, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warnasuara, mereka sulit untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita, lebih pandai mengeja dengan keras daripadamenuliskannya, lebih suka gurauan daripada membaca komik. Kinestetika, orang dengan modalitas kinestetikal belajar lewat gerakan dan sentuhan. Individu denganmodalitas kinestetik biasanya senang menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak, belajar denganmelakukan, menunjuk tulisan saat membaca, mengingat sambil berjalan dan melihat. Ciri perilaku, individuyang cenderung memiliki modalitas kinestetik, antara lain berbicara dengan perlahan, menyentuh orang untukmendapatkan perhatian, selalu berorientasi pada fisik dan banyak gerak, menghafal dengan cara berjalan danmelihat, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh. Kecerdasan bagi seseorang memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi pergaulannya dimasyarakat karena dengan tingkat kecerdasan yang tinggi seseorang akan semakin dihargai di masyarakatapalagi apabila ia mampu berkiprah dalam menciptakan hal-hal baru yang bersifat fenomenal. Memang, untuk menjadi cerdas adalah dambaan setiap orang. Alasan ini sangat rasional, mengingatdengan tingkat kecerdasan yang semakin tinggi, seseorang akan semakin mampu berkiprah dalam menciptakanhal-hal baru yang tentu saja berguna bagi dirinya dan orang lain. Karya-karya bernilai tinggi dalam berbagaibidang apa pun, semuanya merupakan hasil pengejawantahan dari kecerdasan yang dimiliki seseorang. Tidakada kepuasan bagi seseorang selain dirinya mampu menuangkan kecerdasannya untuk memperluas wawasanpengetahuan dan memiliki dampak positif bagi peradaban seluruh umat manusia di dunia Kecerdasan dan Intelegensi Setiap individu berpikir menggunakan pikiran/inteleknya. Kemampuan intelegensi-lah yang menentukancepat tidaknya atau terselesaikan tidaknya suatu masalah yang sedang dihadapi. Pada hakikatnya intelegensiadalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan caratertentu. Stern dalam Monks, Knoers dan Haditomo 199929 mendefinisikan intelegensi sebagai disposisi untukbertindak, untuk menentukan tujuan-tujuan baru dalam hidup, membuat dan mempergunakan alat untuk 189Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini mencapai tujuan tertentu. Disposisi mempunyai arti sebagai potensi yang terarah pada tujuan. Berdasarkan konsep-konsep fungsional, Binet dalam Suryabrata 2000 137 menyatakan sifat intelegensi ada 3 tiga macam, yaitu 1 Kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan memperjuangkan tujuan tertentu. Makin cer- das seseorang, maka semakin cakap dia membuat tujuan sendiri, punya inisiatif sendiri, tidak menunggu perintah saja. 2 Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud untuk mencapai tujuan tersebut. Makin cerdas seseorang, maka dia akan semakin dapat mnyesuaikan cara-cara menghadapi sesuatu dengan se- mestinya dan makin dapat bersikap kritis. 3 Kemampuan untuk oto-kritik, yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri, kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya. Makin cerdas seseorang, maka akan semakin dapat dia belajar dari kesalahannya, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Intelegensi memang memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang, tetapi intelegensi bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak faktor lain yang ikut menentukan termasuk di dalamnya adalah kecerdasan emosional EQ yang dipopulerkan oleh Goleman 19962. Munandar 200034 mengemukakan bahwa pengertian intelegensi sebagai kemampuan untuk memecah- kan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan atau lebih. Istilah intelegensi berhubungan dengan kognitif di mana kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan intelegensi lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau perilaku. Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi, namun terwujud atau tidaknya potensi kognitif tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang diberikan. Potensi kognitif yang dibawa sejak lahir atau merupakan faktor keturunan akan menentukan batas perkembangan tingkat intelegensi batas maksimum, sedang faktor itu diwujudkan atau menentukan dicapai tidaknya batas maksimum. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan intelegensi yang mencirikan seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar. C. Perkembangan Otak Paradigma terkini Pendidikan Anak Usia Dini menumbuhkan pendekatan yang holistik. Anak dipandang sebagai individu yang utuh sehingga membutuhkan pelayanan yang menyeluruh pula. Hal ini tidak hanya berkenaan dengan perkembangan berbagai aspek yang berhubungan dengan diri anak yang meliputi aspek fisik dan psikis melainkan juga penanganan berbagai pihak seperti keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah, para profesional dengan berbagai penelitian dan pengembangan riset-riset mutakhir tentang anak usia dini. Penelitian yang berkenaan dengan potensi bawaan telah dilakukan oleh Shatz dalam Nash 19971 seorang ahli neurobiologi dari University of California, Berkeley, telah menemukan saat yang tepat tentang pembentukan potensi bawaan ini. Di dalam penelitiannya ahli neurobiologi ini telah menyimpulkan bahwa potensi bawaan itu sudah terbentuk sejak 10 - 12 minggu setelah terjadinya proses konsepsi conception phase.190BAB 9 Pengembangan Kecerdasan AnakHal ini di karenakan pada saat itulah sel-sel otak janin mulai terbentuk dan berkembang secara pesat. Lebih jauhdalam penelitian itupun juga dikatakan bahwa sejalan dengan pembentukan dan perkembangan otak secarabertahap dan pasti potensi-potensi bawaan itu ikut tumbuh dan berkembang. Fase konsepsi conception phaseini sangatlah perlu diketahui karena merupakan fase yang akan menentukan pertumbuhan dan perkembangananak baik selama di dalam kandungan maupun setelah anak itu dilahirkan ke dunia. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak potensi bawaan itu terus ikut tumbuhdan berkembang. Hal ini berarti terhentinya suatu pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak juga akanmenyebabkan pertumbuhan dan perkembangan potensi itu terhenti. Pertumbuhan dan perkembangan sel-selotak ini sangat pesat sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin. Hal ini ditandai dengan bentukkepala janin yang jauh lebih besar daripada tubuh janin itu sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan otak sebenarnya ditentukan oleh sel syaraf panjang yang mengantarkanpesan-pesan listrik lewat sistim syaraf dan otak yang disebut dengan neuron. Otak yang telah terbentukitu menghasilkan neuron yang jumlahnya kurang lebih 100 milliar yang mana jumlah ini jauh melebihikebutuhan yang sebenarnya. Neuron-neuron yang telah terbentuk ini terus tumbuh dan berkembang denganmengeluarkan sambungan transmisi jarak jauh sistim syaraf yang dinamakan akson. Di setiap ujungnya,akson-akson ini mengeluarkan cabang-cabang sebagai penghubung sementara dengan banyak inilah yang sebenarnya merupakan kerja sel-sel otak dalam mempersiapkan segala kebutuhan yangdiperlukan oleh manusia dari sejak terjadinya konsepsi sampai menjelang ajalnya Nash, 1997 2-3. Potensi-potensi yang terbentuk pada saat terjadinya konsepsi adalah potensi fisik dan potensi fisik berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan kerja organ-organ fisik physically aspects and physicallyorgans work, sedangkan potensi psikis berkenaan dengan aspek-aspek kejiwaan Psychologically aspects.Melalui kegiatan-kegiatan pertumbuhan dan perkembangan otak inilah yang menyebabkan seorang anakmanusia memiliki potensi yang unggul yang nantinya akan menjadi kemampuan anak secara fisik maupunpsikisnya. Pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak ini terus berlangsung sampai janin itu dilahirkanke dunia. Di dalam pertumbuhan dan perkembangannya sel-sel otak menghadapi hambatan-hambatan baiksecara langsung maupun tidak langsung. Setelah anak dilahirkan, tahun-tahun awal kehidupan merupakan saat yang paling kritis bagipertumbuhan dan perkembangan otak. Lonjakan pertumbuhan dan perkembangan otak ini terus berlangsungdi mana neuron melalui aksonnya sebagai pengirim signal terus mengadakan sambungan sinapsis barudengan dendrit sebagai penerima signal. Kegiatan ini disebabkan oleh berbagai pengalaman seorang bayimelalui panca indranya. Semakin banyak pengalaman indera yang dialami oleh seorang bayi, semakinbanyak sambungan yang diperoleh yang berarti semakin banyak pula potensi bawaan itu yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya bahwa sel-sel otak itu tumbuh dan berkembangmelebihi kebutuhan yang sebenarnya, namun begitu sambungan-sambungan yang telah diciptakannya akandengan sendirinya dimusnahkan apabila jarang atau tidak pernah digunakan. Melalui perkataan lain, sel-selotak yang telah siap untuk menjadi kemampuan apa saja itu apabila jarang atau tidak pernah mendapatkanlatihan rangsangan secara perlahan dan pasti akan dimusnahkannya. Berdasarkan teori perkembangan anak, diyakini bahwa setiap anak lahir dengan lebih dari satu bakat tersebut bersifat potensial dan ibaratnya belum muncul diatas permukaan air. Untuk itulahanak perlu diberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangannya. Memperkaya lingkungan belajarberarti memberi peluang kepada anak untuk menyatakan diri, berekspresi, berkreasi, menggali sumber-sumber terunggul yang tersembunyi dalam diri anak. Untuk itulah paradigma baru pendidikan bagi anak 191Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini usia dini haruslah berorientasi pada pendekatan berpusat pada anak student centered dan perlahan-lahan menyeimbangkan dominasi pendekatan lama yang lebih berpusat pada guru teacher centered. Mengapa demikian? Karena pada hakikatnya anak adalah makhluk individu yang membangun sendiri pengetahuannya. Itu artinya guru tidaklah dapat menuangkan air begitu saja ke dalam gelas yang seolah-olah kosong melompong. Anak lahir dengan membawa sejumlah potensi yang siap untuk ditumbuh-kembangkan asalkan lingkungan menyiapkan situasi dan kondisi yang dapat merangsang kemunculan dari potensi yang tersembunyi tersebut. Sehubungan dengan teori belahan otak yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat dilahirkan struktur otak manusia ditentukan secara genetis, tetapi cara berfungsinya sangat tergantung pada interaksi dengan lingkungan. Selanjutnya berdasarkan berbagai hasil penelitian tentang tumbuh kembang anak usia dini, telah terbukti bahwa perkembangan yang diperoleh anak pada usia dini sangat memengaruhi perkembangan selanjutnya. Keberhasilan stimulasi pendidikan yang diberikan pada usia dini sangatlah bergantung pada kondisi kesehatan dan status gizi anak, selain juga faktor pembawaan yang telah terbentuk sejak masa konsepsi. D. Kecerdasan Jamak Setiap anak manusia dilahirkan dengan membawa sejumlah potensi yang diwariskan dari generasi sebe- lumnya. Potensi bawaan merupakan faktor keturunan heredity factor, sebenarnya merupakan suatu kemam- puan awal yang dimiliki oleh setiap individu yang baru dilahirkan untuk beradaptasi dengan lingkungannya Sujiono dan Sujiono, 20044. Agar dapat berkembang secara optimal, potensi bawaan perlu ditumbuh- kembangkan melalui berbagai stimulasi dan upaya-upaya dari lingkungan. Potensi bawaan seorang anak tidak saja berisi kemampuan yang berhubungan dengan fisik postur tubuh dan pertumbuhan organ-organ fisik, tetapi juga berhubungan dengan psikis. Secara umum, potensi bawaan melukiskan gambaran yang utuh tentang anak dan hanya akan terwujud secara nyata jika mendapat rangsangan, terutama ditahun-tahun pertama kehidupan. Artinya keterlambatan memberikan rangsangan memungkinkan potensi bawaan tidak berkembang secara optimal. Potensi yang oleh banyak ahli disebut sebagai suatu kemampuan atau bakat aptitude seorang anak merupakan sesuatu yang diwariskan dari orang tuanya. Apa pun bentuk yang diwariskan orang tua kepada anak- anaknya hanya akan berkembang secara alamiah natural development jika kurang mendapatkan rangsangan, atau akan berkembang secara optimal jika lingkungan nurture development memberikan rangsangan. Kemampuan yang dimiliki setiap anak secara biologis dan genetis tidaklah sama, bahkan yang dilahirkan kembar sekalipun. Perbedaan perkembangan ini akan semakin jelas apabila mereka hidup dalam lingkungan yang berbeda pula. Perbedaan perkembangan fisik dan psikis yang diwariskan secara genetika akan bertambah besar dengan adanya pengaruh lingkungan. Hasil suatu penelitian menggambarkan bahwa faktor lingkungan nurture aspects mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap perkembangan fisik dan psikis daripada faktor genetik. Begitu besarnya pengaruh lingkungan pada perkembangan seorang anak sampai-sampai Watson, ahli ilmu jiwa anak, yang dikutip oleh Hurlock 1993 26, mengatakan bahwa ia dapat melatih setiap bayi normal untuk menjadi apa saja yang diinginkan-dokter, ahli hukum,artis bahkan pengemis dan pencuri-tanpa mempedulikan bakat, kemampuan, kecenderungan, dan ras anak itu. Bagan Pembentukan Potensi Bawaan akan menggambarkan bahwa potensi yang diwariskan dari orang tua kepada anak-anak tidak saja terbatas pada aspek fisik saja, tetapi juga aspek-aspek psikis. Bahkan, banyak192FISIK SAAT PEMBUAHAN BAB 9 Pengembangan Kecerdasan Anak Conception Phase- Rambut,mata,kulit PSIKIS- Postur Tubuh Genetik - Mental emosional, Nature Aspects tinggi,pendek, sosial, intelektual gemuk, kurus Tidak dapat diubah - Berbagai penyim- Berbagai penyakit kecuali dikontrol menular pangan kejiwaan POTENSI Pembentukan Potensi Bawaan Sumber Bambang Sujiono & Yuliani Sujiono. Seri Mengembangkan Potensi Bawaan Persiapan dan Saat Kehamilan. Jakarta Elex Media Komputindo, 20044penyakit menurun genetic disorder baik secara fisik phycically genetic disorder maupun secara psikispsychologically genetic disorder juga diwariskan saat terjadinya proses konsepsi. Walaupun faktor pembawaan ikut memberikan andil dalam proses tumbuh kembang individu tetapisampai saat ini belum banyak terungkap seberapa besar kedua faktor tersebut, lingkungan dan pembawaanberpengaruh secara signifikan developmentally interface. Hal inilah yang masih terus digali untuk menemukanformula yang tepat tentang bagaimana bentuk perlakuan yang harus diberikan sesuai kebutuhan masing-masing anak. Pada dasarnya setiap individu berbeda satu dengan yang lainnya, masing-masing individu akanmempertahankan hidup dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan cara yang berbedapula. Tidak ada satu manusia pun didunia ini yang memiliki ciri dan gaya belajar yang sama. Setiap individumemiliki laju dan kecepatan belajar yang berbeda-beda, untuk itulah guru di sekolah ataupun orang tua dirumahharus memperlakukan masing-masing anak yang memang berbeda itu dengan memberikan kesempatan yangberbeda pula. Keinginan untuk menjadi cerdas baik bagi diri sendiri maupun pada diri anak didik yang sedang dihadapioleh guru di sekolah atau orang tua di rumah adalah merupakan sesuatu hal yang sangat lumrah, karena dengankecerdasan yang dimiliki oleh seseorang diyakini ia akan mampu bertahan hidup dan mengisi kehidupannyadengan berbagai kesuksesannya. Tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang umumnya akan menentukan 193Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini penghargaan orang lain terhadap dirinya. Terbukti bahwa semakin cerdas seseorang, maka akan sangat dikagumi dan diperlakukan dengan istimewa oleh masyarakat disekitarnya. Orang tua di rumah ataupun guru di sekolah pastilah menghendaki anak didiknya menjadi anak yang cerdas baik dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai dengan usianya. Memang, anak cerdas adalah harapan semua orang. Namun, untuk mewujudkan itu semua tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, semakin tinggi harapan yang digantungkan akan semakin tinggi tantangan yang dihadapi . Kesuksesan dalam mendidik dan membelajarkan anak akan memberi dampak bagi orang tua atau guru, mungkin berupa decak kagum saja sampai berupa penghargaan atas jasa-jasa mereka. Nilai kebanggaan yang tak ternilaikan bagi para pendidik adalah bahwa telah berhasil menanamkan nilai-nilai hidup yang harus dipelajari oleh anak sebagai generasi penerus yang bertanggungjawab untuk melestarikan kehidupan ini di masa datang. Anak perlu mendapat kesempatan untuk mengembangkan aspek kecerdasan majemuk lainnya seperti kecerdasan spasial, musikal, kinestetika, naturalistik, intrapersonal dan interpersonal. Kebanyakan anak memiliki sejumlah kecerdasan dan gaya belajar yang berbeda dan dapat ditampilkan dalam berbagai cara yang berbeda serta sesuai dengan situasi dan kondisi. Tantangan bagi pendidik adalah menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kadar kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh setiap anak. Memberikan upaya preventif kepada orang tua dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anaknya dan dalam mengerjakan suatu tugas serta sebagai rujukan agar orang tua lebih menghargai keberhasilan dan kegagalan dalam bidang tertentu karena setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Gardner 1993 3-5 mengemukakan teori yang disebut sebagai multiple intelligences dalam bukunya Frames of Mind. Teori ini mengatakan, ada banyak cara belajar dan anak-anak dapat menggunakan intelegensinya yang berbeda untuk mempelajari sebuah keterampilan atau konsep. Sebagai contoh, dalam belajar tentang pohon dan tumbuhan, seorang anak mungkin akan menempelkan daun-daunan ke lengannya, menempelkan kertas coklat ke kakinya sebagai batang pohon, lalu mengayun-ayunkan lengannya seperti pohon yang sedang bergerak tertiup angin. Di sudut lain, seorang anak lain belajar dengan mengamati buku yang gambarnya dapat dimainkan, digerakkan naik turun. Anak tersebut melihat dan meraba setiap bagian dari gambar di dalam buku tersebut dengan seksama. Kedua anak tersebut dapat menyerap informasi tentang pohon dan tumbuhan, tetapi cara yang mereka lakukan berbeda, yang disesuaikan dengan gaya belajarnya masing-masing. Anak pertama lebih mudah mendapat informasi dengan terlibat secara fisik dalam proses pembelajarannya itu; sedangkan anak kedua untuk memahaminya perlu meraba dan merasakannya. Berdasarkan teori belahan otak, otak merupakan sekumpulan jaringan saraf yang terdiri dari dua bagian, yaitu otak kecil dan otak besar. Pada otak besar terdapat belahan yang memisahkan antara belahan kiri dan belahan otak kanan. Belahan ini dihubungkan dengan serabut saraf. Roger Walcot-Sperry seorang neurolog dari Institut Teknologi California AS, pernah melakukan penelitian tentang fungsi kedua belahan otak tersebut. Hasilnya bahwa masing-masing belahan otak memiliki tugas sendiri-sendiri tetapi ‘saling mengisi’. Belahan kiri berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bicara, menulis dan berhitung. Belahan kiri mengontrol kemampuan untuk menganalisis, sehingga berkembang kemampuan untuk berpikir secara bertahap dan sistematis. Artinya dalam menyelesaikan sebuah persoalan, belahan otak kiri ini akan bekerja berdasarkan fakta dan uraian yang sistematis dan logis. Belahan otak kanan berfungsi mengembangkan kemampuan visual dan spasial pemahaman ruang. Belahan ini bekerja berdasarkan data-data yang ada dalam pikiran baik berupa bentuk, suara atau gerakan. Belahan kanan juga lebih peka terhadap hal yang bersifat estetis dan emosi. Dengan menggunakan imajinasinya194BAB 9 Pengembangan Kecerdasan Anakseseorang akan menggunakan data-data tadi sesuai dengan intuisinya. Intinya belahan kanan otak bekerjadengan lebih menekankan pada cara berpikir sintetis, yaitu menyatukan bagian-bagian informasi yang ada untukmembentuk konsep utuh tanpa terikat pada langkah dan berstruktur. Kemampuan mengembangkan otakkanan inilah yang mengembangkan kreativitas anak. Untuk dapat menyelesaikan dengan baik setiap persoalanyang muncul dalam kehidupan, seseorang tidak cukup hanya pandai memiliki pengetahuan formal tetapi iajuga harus mampu berpikir kreatif Rukky, 2001 1-5. Dalam pembelajaran di sekolah maupun pendidikandi rumah seharusnya kedua belahan otak tersebut diberikan kesempatan yang sama melalui berbagai aktivitasdan stimulus yang diberikan dan disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing. Saat ini teori kecerdasan jamak sering digunakan oleh para pendidik, baik orang tua di rumah ataupunguru di sekolah. Sebenarnya dalam beberapa hal orang tua ataupun guru mengetahui secara naluriah bahwaanak- anak belajar dengan cara-cara dan gaya yang berbeda. Hal ini dapat diketahui dari ketertarikan satu anakdengan anak lainnya terhadap suatu aktivitas, ada anak yang menunjukkan keantusiasan yang tinggi tetapi adapula yang terlihat seperti tidak memiliki gairah untuk melakukannya Gordon dan Vos, 1999 347. Tujuan penting dalam mengetahui berbagai aspek yang terdapat dalam kecerdasan jamak adalahdiharapkan para pendidik dapat memperlakukan anak sesuai dengan cara-cara dan gaya belajarnya masing-masing Sabri, 199636. Sebagai pendidik yang berpengalaman seringkali ditemui berbagai kekecewaandalam menghadapi berbagai macam anak, sehingga muncul rasa frustrasi dalam menghadapi mereka. Hal iniwajar, rasa cemas akan ketidakberhasilan anak melakukan suatu pelajaran atau pekerjaan akan berdampakterhadap harga diri anak tersebut. Pemahaman tentang kecerdasan individual masing-masing anak dan gayabelajar mereka akan membantu para pendidik dalam menghadapi anak terutama dalam mengajari anak-anak dengan cara yang paling sesuai dengannya, atau dengan cara yang paling mudah untuk mereka dapatmenguasai suatu pelajaran atau pekerjaan, menangkap informasi atau konsep atau berbagai keterampilansecara lebih cepat Samples, 2002 141-145.E. Strategi Pengembangan Kecerdasan Jamak Bagi seorang pendidik anak usia dini pemahaman tentang teori kecerdasan jamak itu penting … ! tetapiada hal yang lebih penting lagi yaitu bagaimana menerapkan teori tersebut dalam kegiatan belajar sehari-hari. Pembelajaran dengan kecerdasan jamak sangatlah penting untuk mengutamakan perbedaan individualpada anak didik. Implikasi teori kecerdasan jamak dalam proses pendidikan dan pembelajaran adalah bahwapengajar perlu memperhatikan modalitas kecerdasan dengan cara menggunakan berbagai strategi danpendekatan sehingga anak akan dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Pengembangan kegiatan belajar yang bernuansakan kecerdasan jamak akan menjadi lebih indah danharmonis apabila guru memiliki motivasi dan kreativitas dalam mengorkestrasikan pembelajarannya dengancara yang ditawarkan oleh Quantum Teaching DePotter, Reardon, Novrie, 20017 yaitu “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka, sehingga akan Menjadi Dunia Kita Bersama †Multiple intellegence adalah sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individumenggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini 195Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Linguistik Logika Matematika Kinestetika• Berpikir lancar melalui • Menggunakan sistem • Berpikir melalui gerakan, kata-kata angka yang abstrak menggunakan tubuh secara ekspresif• Mengekspresikan ide • Menemukan hubungan yang kompleks melalui antara perilaku, objek dan • Tahu kapan dan kata-kata ide-ide bagaimana bereaksi• Memahami arti dan • menggunakan keterampilan • meningkatkan urutan kata beralasan secara berurutan keterampilan ï¬sik Visual Spasial 8 Musikal• Berpikir melalui gambar Kecerdasan • Berpikir melalui suara• Memvisualisasikan Jamak mencakup dan irama berbagai kemampuan Presentasi 3 dimensi • Mereproduksi musik dan• Menggunakan imajinasi Untuk notasi dalam lagu & interpretasi graï¬k • Sering memainkan secara kreatif instrumen Naturalistik Interpersonal Intrapersonal• Memahami dunia • Memahami suasana hati • Kesadaran diri kritis/ alamiah dan perasaan orang lain tinggi• Membedakan, • Memiliki hubungan yang • Kesadaran akan mengklasiï¬kasikan dan baik dengan orang lain, kekuatan dan kelemahan menggunakan ciri-ciri , menghibur dalam berbagai diri individu fenomena, dll dari alam perspektif • Merefleksikan• Berinteraksi dengan • Memegang peran dalam kemampuan berpikir/ makhluk hidup dan kepemimpinan proses belajar tumbuhan Kecerdasan Jamak Sumber Evangeline Harris Stefanakis, Multiple Intelligences and Portofolios A Window Into The Learner’s Mind , Portsmouth, NH Heinemann, 20022196BAB 9 Pengembangan Kecerdasan Anakmerupakan alat untuk melihat bagaimana pikiran manusia mengoperasikan dunia, baik itu benda-benda yangkongkret maupun hal-hal yang abstrak. Bagi Gardner tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada anak yangmenonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan. Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasikecerdasan anak, orang tua dan guru selayaknya dengan jeli dan cermat merancang sebuah metode khusus. Gardner membuat kriteria dasar yang pasti untuk setiap kecerdasan agar dapat membedakan talentaatau bakat secara mudah sehingga dapat mengukur cakupan yang lebih luas potensi manusia, baik anak-anakmaupun orang dewasa Gardner 199917-27 pada mulanya memaparkan 7 tujuh aspek intelegensi yang menunjukkankompetensi intelektual yang berbeda, kemudian menambahkannya menjadi 8 delapan aspek kecerdasan,yang terdiri dari kecerdasan linguistik Word Smart, kecerdasan logika matematika Number/ reasoning Smart,kecerdasan fisik/kinestetik Body Smart, kecerdasan spasial Picture Smart, kecerdasan musikal MusicalSmart, kecerdasan intrapersonal Self Smart, kecerdasan interpersonal People Smart, dan kecerdasannaturalis Natural Smart, tetapi dalam penerapan di Indonesia ditambahkan menjadi 9 sembilan, yaitukecerdasan spiritual. Mengingat dalam pengembangannya di Indonesia terdapat pengembangan nilai agamadan moral. Kesembilan kecerdasan tersebut dapat saja dimiliki individu, hanya saja dalam taraf yang berbeda, selainitu kecerdasan ini juga tidak berdiri sendiri, terkadang bercampur dengan kecerdasan yang lain. Atau denganperkataan lain dalam keberfungsiannya satu kecerdasan dapat menjadi medium untuk kecerdasan contoh untuk menyelesaikan sebuah soal matematika seorang anak tidak menggunakan kecerdasanlogika matematika yang harus berhadapan deretan angka-angka, tetapi lebih mudah baginya ketika iamenyelesaikan soal tersebut dengan kecerdasan linguistik di mana soal tersebut diberikan dalam bentuk ceritayang lebih mudah untuk dimengerti. Selanjutnya Jasmine 200034 menjelaskan bahwa pembelajaran dengan kecerdasan jamak sangatlahpenting untuk mengutamakan perbedaan individual pada anak didik. Implikasinya teori dalam prosespendidikan dan pembelajaran adalah bahwa pengajar perlu memperhatikan modalitas kecerdasan dengancara menggunakan berbagai strategi dan pendekatan sehingga anak akan dapat belajar sesuai dengan gayabelajarnya masing-masing. Terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat dipilih sehingga sesuai dengancara dan gaya belajar anak. Hal ini merupakan kekuatan agar anak dapat belajar sesuai dengan kebutuhan danyang lebih penting adalah rasa senang dan nyaman dalam belajar dan dapat berkembang secara optimal sesuaidengan kemampuan dan kebutuhannya yang berbeda-beda tersebut. Untuk lebih memahami tentang kecerdasan majemuk yang dapat dikembangkan pada diri setiap anakdidik, maka berikut ini akan diuraikan berbagai hal yang berhubungan dengan delapan kecerdasan urutan penyajian tidak menunjukkan bahwa satu kecerdasan lebih unggul dari kecerdasan yang Kecerdasan Linguistik Word Smart Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata, atau kemampuan menggunakan katasecara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi,menyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Kecerdasanini memiliki empat keterampilan yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Tujuan mengembangkan kecerdasan linguistik yaitu 1 agar anak mampu berkomunikasi baik lisanmaupun tulisan dengan baik, 2 memiliki kemampuan bahasa untuk menyakinkan orang lain, 3 mampu 197Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini mengingat dan menghafal informasi, 4 mampu memberikan penjelasan dan 5 mampu untuk membahas bahasa itu sendiri. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan linguistik antara lain abjad, bunyi, ejaan, membaca, menulis, menyimak, berbicara atau berdiskusi dan menyampaikan laporan secara lisan, bermain games atau mengisi teka-teki silang. Kiat untuk mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak sejak usia dini, antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini Mengajak anak berbicara. Sejak bayi, anak memiliki pendengaran yang cukup baik sehingga baik sekali berkomunikasi dan menstimulasi anak dengan mengajaknya berbicara. Meskipun bayi hanya mendengar dan melihat gerakan lidah, tetapi ia memahami bahwa bunyi merupakan unsur penting dalam bahasa, dan usia enam bulan anak akan mengulangi suku-suku kata yang didengarnya. Dengan terus menerus mengajak anak berbicara merupakan langkah awal melatih anak berbicara, yang merupakan unsur penting dalam berkomunikasi dan keterampilan sosial. Membacakan cerita. Membacakan cerita atau mendongeng dapat dilakukan kapan saja bahkan sejak bayi. Sejak bayi, anak sudah dapat dikenalkan pada buku. Bimbing anak untuk membacakan isi ceritanya dengan berulang-ulang sebagai bekal pemahamannya kelak dan membantu meningkatkan konsentrasinya. Anak dapat diajak memilih buku sendiri buku-buku yang diinginkannya sesuai dengan minatnya. Bila kebiasaan membaca sudah ditanamkan sejak dini, kelak membaca bukan lagi menjadi salah satu alternatif bermain tetapi sudah merupakan suatu kebutuhan. Ekspresi wajah orang dewasa dengan berbagai intonasi emosi saat membacakan cerita, dapat mengarahkan anak menjadi lebih mandiri dalam mengeksplorasikan bacaan. Bermain huruf. Bermain mengenalkan huruf-huruf abjad dapat dilakukan sejak kecil, seperti bermain huruf-huruf sandpaper amplas, anak belajar mengenali huruf-huruf dengan cara melihat dan menyentuhnya, di samping mendengarkan setiap huruf yang diucapkan oleh orang tua atau guru. Seiring dengan pemahaman anak akan huruf dan penggunaannya, yaitu dengan bermain kartu bergambar berikut kosa katanya. Jika anak paham dengan penggunaan huruf pada kata, ajaklah ia bermain tebak kata, misalnya menyebutkan benda yang bermula dengan huruf “Bâ€. Permainan ini selain mengajak anak mengenal huruf, juga dapat menambah perbendaharaan kata-katanya. Penambahan kosa kata sangat membantu anak dalam berbicara, agar ia tidak sering kehilangan kata-kata. Merangkai cerita. Sebelum dapat membaca tulisan, anak-anak umumnya gemar “membaca†gambar. Berikan anak potongan-potongan gambar dan biarkan anak mengungkapkan apa yang ia pikirkan tentang gambar itu. Ajaklah anak menyusun gambar-gambar menjadi rangkaian cerita. Membiarkan anak bercerita tentang pengalamannya hari itu, juga dapat merangsang anak mengembangkan keterampilan berbicara. Ketika anak mulai belajar menulis, latihlah anak untuk mengungkapkan perasaannya, dengan tulisan satu kalimat, misalnya “aku sayang mamaâ€. Sejalan dengan pertambahan usia dan kemampuannya menulis, mintalah anak untuk menulis lebih banyak lagi. Menulis segala pengalamannya. Kegiatan ini dapat melatih anak menuliskan198BAB 9 Pengembangan Kecerdasan Anakbuah pikirannya dengan runut karena kemampuan berbahasanya tidak cuma berbicara, tetapi juga atau bercakap-cakap. Mungkin hal yang sulit untuk berdiskusi dengan anak kecil. Sebenarnya,berbagai hal di sekitarnya dapat kita diskusikan dengan anak-anak. Bertanya tentang yang ada di lingkungansekitar, misalnya, mungkin anak mempunyai pendapat sendiri tentang binatang peliharaan di rumah. Apapun pendapatnya, kita harus menghargai isi pembicaraannya. Membicarakan perasaan, selain mengasahperkembangan bahasa, juga melatih anak untuk mengendalikan emosi. Semakin terampil anak mengemukakanperasaannya, semakin tinggi kemampuannya mengendalikan emosi. Bermain peran. Ajaklah anak melakukan suatu adegan seperti yang pernah anak alami, saat berkunjung ke dokter, misalnya. Bermain peran ini membantu anak mencobakan berbagai peran sosial yang diamatinya, memantapkan peran sesuai jenis kelaminnya, melepaskan ketakutan atau kegembiraannya, mewujudkan khayalannya, selain bekerjasama dan bergaul dengan anak-anak lainnya. Dalam bermain peran ini anak melakukan dialog atau berkomunikasi dengan lawan mainnya, hal ini dapat mengembangkan kemampuannya dalam penggunaan kosa kata menjadisuatu kalimat dan berkomunikasi dengan orang lagu anak-anak. Perkenalkanlah anak-anak dengan lagu anak-anak. Ajaklah ia ikutbernyanyi dengan penyanyi yang mendendangkan lagu dari kaset yang diputar. Kegiatan ini sangat menggembirakananak, selain mempertajam pendengaran anak, memperdengarkan lagu juga menuntut anak untuk menyimaksetiap lirik yang dinyanyikan, yang kemudian anak menirukan lagu tersebut dan juga menambah kosa kata danpemahaman arti kata bagi Kecerdasan Logika-Matematika Logic Smart Kecerdasan logis-matematis adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkanketerampilan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Kecerdasan logikamatematika pada dasarnya melibatkan kemampuan-kemampuan menganalisis masalah secara logis,menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika antara lainbilangan, beberapa pola, perhitungan, pengukuran, geometri, statistik, peluang, pemecahan masalah, logika,game strategi dan atau petunjuk grafik. Cara mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anakBermain puzzle, dapat juga dengan permainan lain seperti ular tangga dan domino. Permainan ini akanmembantu anak dalam latihan mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah menggunakan bentuk geometri, dapat dimulai dengan kegiatan sederhana sejak anak masih bayi, misalnyadengan menggantung berbagai bentuk geometri berbagai warna. Bagi anak yang lebih besar, 2-3 tahun yangtelah mahir berbicara, ajaklah membandingkan betapa perbedaan begitu menyolok antara bentuk oval, 199Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini trapesium, segiempat dan lingkaran. Atau dapat pula dengan permainan mengelomokkan. Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu, pengenalan bilangan melalui nyanyian anak- anak atau dapat juga membuat sajak berirama dan lagu tentang pengenalan bilangan dan konsep berhitung versi sendiri. Eksplorasi pikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan, dengan obrolan ringan, misalnya mengaitkan pola hubungan sebab-akibat, perbandingan atau pengenalan bilangan dengan topik yang menarik bagi anak, bermain tebak-tebakan, dapat berupa teka-teki atau tebak kata. Pengenalan pola, permainan menyusun pola tertentu dengan menggunakan kancing warna-warni, pengamatan atas berbagai kejadian sehari-hari, sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya sebagai hubungan sebab akibat. Eksperimen di alam, membawa anak berjalan-jalan ke luar rumah, biarkan anak bereksplorasi dengan alam. Saat ini di lembaga PAUD, sudah digunakan pembelajaran berbasis lingkungan alam yang dikenal dengan kegiatan out bond. Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika, dapat dengan cara mengikutsertakan anak belanja, membantu mengecek barang yang sudah masuk dalam kereta belanjaan, mencermati berat ukuran barang yang kita beli, memilih dan mengelompokkan sayur-mayur maupun buah yang akan dimasak. Games penuh strategi dan eksperimen untuk anak usia lahir sampai 5 tahun Mengelompokkan benda 2-4 tahun, mengucapkan syair dan lagu dengan mengenalkan bilangan 2-6 tahun, mengukur besar kaki 3-4 tahun, membaca buku bergambar pengenalan bilangan 3-5 tahun, menyeimbang- kan batang kayu dan gantungan pakaian 3-6 tahun, mengenal dan mempelajari bilangan “0†3-5 tahun, ber- main kartu angka 4-6 tahun, mengeksplorasi benda menggunakan kaca pembesar 3-6 tahun, menemukan konsep “udara†3-4 tahun dan mengisolasi es batu 3-5 tahun. 3. Kecerdasan Fisik-Kinestetik Body Smart Kecerdasan fisik adalah suatu kecerdasan di mana saat menggunakannya kita mampu melakukan gerakan-gerakan yang bagus, berlari, menari, membangun sesuatu, semua seni dan hasta karya. Banyak orang yang berbakat secara fisik dan “terampil menggunakan tangan†tidak menyadari bahwa mereka menunjukkan bentuk kecerdasan yang tinggi. Kecerdasan yang sama nilainya dengan kecerdasan yang lain. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan fisik antara lain aktivitas fisik, modeling, dansa, menari, body languages, sport dan penampilan. Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk menstimulasi kecerdasan fisik pada anak yaitu200BAB 9 Pengembangan Kecerdasan AnakMenari. Anak-anak pada dasarnya menyukai musik dan tari. Untuk mengasah kecerdasan fisik ini kita dapatmengajaknya untuk menari bersama. Menari menuntut keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan dankelenturan otot. Tidak hanya tangan, kaki, dan tubuh pun ikut bergerak. Bila anak menunjukkan bakatnyapada bidang ini maka anak dapat dimasukkan pada sanggar yang ada, di mana sanggar yang ada hanya mene-rima anak-anak usia 4 tahun, bila anak anda usianya kurang dari 4 tahun maka anda dapat mengajarkannyasendiri terlebih dahulu dengan tarian ciptaan anda peran. Melalui kegiatan bermain peran, kecerdasan gerakan tubuh anak juga dapat terangsang. Kegia-tan ini menuntut bagaimana anak menggunakan tubuhnya menyesuaikan dengan perannya, bagaimana ia harusberekspresi, termasuk juga gerakan tangan. Misalnya anak bermain peran sebagai dokter, ia harus menggerakkantubuhnya, melakukan gerakan-gerakan selayaknya seorang dokter. Biasanya bermain peran ini mulai anak mainkanpada usia kira-kira tiga tahun. Melalui bermain peran, kemampuan imajinasi anakpun turut Kegiatan drama umumnya menyenangkan anak. Kegiatan ini menyerupai bermain peran, hanya sajadalam lingkup yang lebih luas. Latihan melenturkan tubuh memang biasanya dilakukan sebelum melakukanlatihan peran. Biasanya, kegiatan ini untuk melenturkan otot-otot sehingga tidak kaku bila memainkan suatuperan. Juga untuk stamina tubuh. Jika anak terlihat tertarik dalam kegiatan ini, anda dapat mengikutsertakannyapada sebuah sanggar atau teater. Dalam kegiatan ini, selain kemampuan gerak anak terasah, kemampuansosialisasinya pun berkembang, karena ia dituntut dapat bekerja sama dengan orang lain. Latihan ï¬sik. Berbagai latihan fisik dapat membantu meningkatkan keteram- pilan motorik anak. Keterampilan-keterampilan ini juga membantu anak dalam melakukan berbagai kegiatan gerakan tubuh. Tentunya, latihan-latihan fisik ter- sebut disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, aktivitas berjalan di atas papan. Aktivitas ini dapat dilakukan saat anak berusia 3-4 tahun. Selain melatih kekuatan otot, aktivitas ini juga membuat belajar Pantomim atau sandiwara bisu hampir sama dengan drama dan bermain peran. Bedanya, padaaktivitas ini, anak dan temannya tidak mengeluarkan suara. Semua komunikasi mengandalkan bahasa tubuhdan ekspresi muka. Anak-anak dapat melakukannya saat usia mereka sekitar 3 tahun, yakni saat mereka telahmampu bermain peran. Kegiatan ini selain mengasah kecerdasan gerakan tubuh anak, juga dapat mengasahkecerdasan spasialnya. Anak memainkan peran tertentu dengan membayangkannya terlebih dahulu. Kegiatanini banyak mengandalkan gerak tubuh. Kekuatan dan kelenturan terasah olah gerak. Berbagai kegiatan olah gerak juga dapat meningkatkan kecerdasan gerakan tubuhanak, selain itu kesehatan dan pertumbuhan anak juga terangsang karenanya. Olah gerak yang dilakukan harusdisesuaikan dengan perkembangan motoriknya. Anak dapat diajak berenang, bermain bola kaki dan tangan,bulu tangkis, ataupun senam bebas dan senam fantasi. 201Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini4. Kecerdasan Visual Spasial Picture Smart Visual Spasial merupakan salah satu bagian dari kecerdasan jamak yang berhubungan erat dengankemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam pikiran seseorang, atau untuk anak di mana diaberpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar untuk memecahkan sesuatu masalah atau menemukan jawaban. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial antara lainvideo, gambar, menggunakan model dan atau mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anakMenggambar dan melukis. Pada anak-anak, kegiatan menggambar dan melukis tampaknya yang palingsering dilakukan mengingat kegiatan ini dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan biaya yang relatifmurah. Sediakan alat-alat yang diperlukan seperti kertas, pensil warna dan rayon. Biarkan anak menggambaratau melukis apa yang ia inginkan sesuai imajinasinya. Bila anak ingin melihat contoh pun tak berbagai gambar ilustrasi, dan biarkan ia melakukannya dengan bebas. Kegiatan ini dapat melatihdan merangsang kreativitas anak, juga imajinasinya. Selain itu, menggambar dan melukis juga merupakanajang bagi anak untuk mengekspresikan diri. Mencorat-coret. Untuk mampu menggambar, anak memulainya dengan tahapan mencoret terlebih dahulu. Mencoret yang biasanya dimulai sejak anak berusia sekitar 18 bulan ini, merupakan sarana anak mengekspresikan diri. Meski apa yang digambarnya atau coretannya belum tentu langsung terlihat isi pikirannya. Selain itu, kegiatan ini juga menuntut koordinasi tangan-mata anak. Coretan yang merupakan tahapan dari menggambar merupakan sarana untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya. Suatu kemampuan yang mendukungkecerdasan visual mengenal dan membayangkan suatu konsep. Di balik kegembiraan anak saat melakukankegiatan ini, seni dapat juga membuat anak lebih cerdas. Melalui menyanyi, misalnya, anak mengenal berbagaikonsep. Lagu mengenai pemandangan, misalnya, membuat anak mengenal konsep bukit, sungai, sawah, langit,dan gunung. Kemampuan visual spasial anak pun terasah. Bagaimana ia harus membayangkan nada saatakan menyanyikannya, dan juga membayangkan objek-objek alam yang akan dinyanyikan, dan bagaimanahubungan objek tersebut satu sama lain. Referansi imajinasi anak pun kian prakarya. Bukan hanya menggambar, kegiatan membuat prakarya juga dapat meningkatkankecerdasan visual spasial anak. Kerajinan tangan yang paling mungkin dilakukan oleh anak adalah denganmenggunakan kertas. Kerajinan tangan menuntut kemampuan anak memanipulasi bahan. Kreativitas danimajinasi anak pun terlatih karenanya. Selain itu, kerajinan tangan dapat membangun kepercayaan diri berbagai tempat. Untuk memperkaya pengalaman visual anak dapat dilakukan denganmengajaknya ke museum, kebun binatang, menempuh perjalanan alam lainnya, dan memberinya buku 9 Pengembangan Kecerdasan AnakMelakukan permainan konstruktif dan kreatif. Sejumlah permainan seperti membangun konstruksi,dapat membatu mengoptimalkan perkembangan kecerdasan visual spasial anak. Anak dapat menggunakan alatpermainan seperti balok-balok, mazes mencari jejak, puzzle merangkai kepingan gambar, dan dan merancang. Kejelian anak untuk mengatur dan merancang, juga dapat diasah denganmengajaknya dalam kegiatan mengatur ruang di rumah. Kegiataan seperti ini juga baik untuk meningkatkankepercayaan diri anak, bahwa ia mampu memutuskan Kecerdasan Intrapersonal Self Smart Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan diri kita untuk berpikir secara reflektif, yaitu mengacukepada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Adapun kegiatan yangmencakup kecerdasan ini ialah berpikir, meditasi, bermimpi, berdiam diri, mencanangkan tujuan, refleksi,merenung, membuat jurnal, menilai diri, waktu menyendiri, proyek yang dirintis sendiri, dan menulisintropeksi. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal antara lain refleks,perasaan, self analysis, keyakinan diri, mengagumi diri sendiri, organisasi waktu, perencanaan untuk masa mengembangkan kecerdasan intrapersonal pada anak di sekolahMenciptakan citra diri positif. Guru dapat memberikan self image, citra diri, yang baik pada anak, yaitudengan menampilkan sikap yang hangat namun tegas pada anak sehingga ia tetap dapat memiliki sikap hormatpada guru. Selain itu guru yang juga menghormati dan peduli pada anak didiknya, akan mendapati bahwa ialebih mudah menawarkan perhatian, penghargaan, dan penerimaan pada suasana yang mendukung pengembangan kemampuan intrapersonal dan penghar-gaan diri anak. Bila suasana sekolah tak mendukung kemampuan intrapersonal dan penghargaan diri seoranganak, atau malah merusak kemampuan-kemampuan seorang anak, maka yang terjadi adalah anak akan menolakdan tak menghargai kondisi akademis di sekolah, sehingga menimbulkan suasana kompetensi yang tinggi, danmenimbulkan harapan negatif terhadap sekolahnya. Untuk itu sekolah perlu menghindari stuasi seperti ini, agarkemampuan intrapersonal seorang anak tak mengembangkan kecerdasan intrapersonal pada anak di rumahMenuangkan isi hati dalam jurnal pribadi. Setiap anak tentumemiliki suasana hati yang dialaminya pada suatu saat tertentu. Agaranak terbiasa dan mampu mencurahkan isi hatinya, beri kegiatansemisal mengisi buku harian. Anak dapat menuangkan isi hatinyadalam bentuk tulisan atau pun gambar. 203Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Bercakap-cakap tentang minat dan keadaan diri anak. Orang tua dapat menanyakan pada anak dengan suasana santai, hal-hal apa saja yang ia rasakan sebagai kelebihannya dan dapat ia banggakan, serta kegiatan apa yang saat ini tengah ia minati. Bantu anak untuk menemukan kekurangan dirinya, semisal sikap- sikap negatif yang sebaiknya ia perbaiki. Memberikan kesempatan menggambar diri sendiri dari sudut pandang anak. Tak jauh berbeda dengan kegiatan mengisi jurnal pribadi, kegiatan menggambar diri sendiri sudut pandangnya, membuat anak seakan ‘berkaca’ dalam melihat siapa dirinya sesuai perasaanya, dan apa yang ia lihat sendiri. Namun, orang tua perlu memberi bantuan berupa umpan balik bila terdapat hal-hal yang tidak anak lihat dari dirinya. Ini berguna bagi anak untuk menambah kemampuannya melihat diri sendiri. Membayangkan diri di masa datang. Lakukan perbincangan dengan anak semisal anak ingin seperti apabila besar nanti, dan apa yang akan ia lakukan bila dewasa nanti. Biarkan ia mengkhayalkan masa depannya. Dari kegiatan ini orang tua dapat mengetahui bagaimana anak memandang dirinya di saat ini dan juga di masa datang. Mengajak berimajinasi jadi satu tokoh sebuah cerita. Berandai-andai menjadi tokoh cerita yang tengah anak gemari, dapat pula orang tua dan anak lakukan. Biarkan anak berperan menjadi salah satu tokoh cerita yang tengah ia gemari. 6. Kecerdasan Interpersonal People Smart Kecerdasan interpersonal adalah berpikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. Ini mengacu pada “keterampilan manusiaâ€, dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Adapun kegiatan yang mencakup kecerdasan ini adalah memimpin, mengorganisasi, berinteraksi, berbagi, menyayangi, berbicara, sosialisasi, menjadi pendamai, permainan kelompok, klub, teman-teman, kelompok, dan kerja sama. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal antara lain belajar kelompok, mengerjakan suatu proyek, resolusi konflik, mencapai konsensus, sekolah dan tanggung jawab pada diri sendiri, berteman dalam kehidupan sosial dan atau pengenalan jiwa orang lain. Cara mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak mengembangkan dukungan kelompok, menetapkan aturan tingkah laku, memberi kesempatan bertanggung jawab di rumah, bersama-sama menyelesaikan konflik, melakukan kegiatan sosial di lingkungan, menghargai perbedaan pendapat antara anak dengan teman sebaya, menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya lingkungan sosial dan melatih kesabaran menunggu giliran berbicara, serta mendengarkan pembicaraan orang lain terlebih 9 Pengembangan Kecerdasan Anak7. Kecerdasan Musikal Music Smart Kecerdasan musikal yaitu kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsipenikmat musik, membedakan kritikus musik, mengubah komposer, mengekspresikan penyanyi.Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titi nada pada melodi, dan warna nada atau warna suarasuatu lagu. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan musikal antara lainmendengarkan musik, melodi, instrumentalia dan menyanyi bersama atau mengembangkan kecerdasan musikal pada anakBeri kesempatan pada anak didik untuk melihat kemampuan yang ada pada diri mereka, buat mereka lebihpercaya diri. Misalnya langkah pertama beri pertanyaan “siapa yang suka musik?†dan selanjutnya “siapa yangsuka memainkan alat musik dan bernyanyi?†setelah itu kembangkan pemahaman anak tentang stimulus-stimulus ringan untuk mereka agar lebih termotivasi, seperti menceritakan “kondisiakhir†kecerdasan, yakni orang-orang yang telah mengembangkan kecerdasan mereka sampai pada tingkatkecakapan tertinggi, ini akan menjadi teladan dan inspirasi bagi mereka. Misal bintang-bintang musik rock,penyanyi rap atau hip-hop, dan musisi terkenal lain. Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukandan dikembangkan dalam kecerdasan musikal, misal “career day†di mana para musisi profesional menceritakan“kecerdasan musikâ€nya, karya wisata di mana anak diajak ke stasiun radio untuk memutarkan lagu-lagu,biografi dari musisi terkenal, paduan suara, dan empiris yang praktis, buatlah penghargaan terhadap karya-karya yang dihasilkan buat rak pameran seni, atau buat pentas Strategi pembelajaran untuk kecerdasan musikalIrama, lagu, rap, dan senandung. Meminta anak menciptakan sendiri lagu-lagu rap, atau dengan merangkum, menggabungkan, atau menerapkan makna dari yang mereka pelajari, lengkapidengan alat musik atau lagu, lirik, atau potongan lagu yang secara menyakinkan merangkum poin kunci atau pesanutama supermemori. Memutarkan musik efektif sambil santai mendengarkan pembahasan dari suasana. Gunakan rekaman musik yang membangun suasana hati yang cocok untuk pelajaran atauunit tertentu. 205Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini 8. Kecerdasan Natural Nature Smart Kecerdasan naturalis yaitu keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora, fauna di lingkungan sekitar, mengenali eksistensi suatu spesies, memetakan hubungan antara beberapa spesies. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya misalnya formasi awan dan gunung-gunung, dan bagi mereka yang dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda tak hidup, seperti mobil, sepatu karet, dan sampul kaset cd, dan lain-lain Gardner,1998. Selain itu, kecerdasan natural ialah Kemampuan merasakan bentuk-bentuk serta menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan naturalis antara lain sains permulaan, ilmu botani, gejala-gejala alam, atau hubungan antara benda-benda hidup dan tak hidup yang ada di alam sekitar. Cara mengembangkan kecerdasan naturalis pada anak di sekolah beri kesempatan pada anak didik untuk mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya. Ceritakan “kondisi akhir†sebagai keteladanan dan inspirasi bagi mereka, misalnya ahli-ahli binatang dan para peneliti alam. Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukan ke dalam kecerdasan naturalis, misal “career day†di mana para dokter dan ahli binatang menceritakan tentang ‘kecerdasan naturalis’nya. Karya wisata ke kebun binatang, pengalaman empiris praktis, misal mengamati alam dan makhluk hidup, buat rak pameran simulasi metamorfosa kupu-kupu, dan buat papan permainan. Strategi pembelajaran kecerdasan naturalis 1 jalan-jalan di alam terbuka, berdiskusilah mengenai apa yang terjadi dalam lingkungan sekitar, 2 melihat keluar jendela, 3 tanaman sebagai dekorasi, gunakan tanaman sebagai metamorfora naturalistik untuk ilustrasi konsep setiap pelajaran, membawa hewan peliharaan ke kelas, anak diberi tugas mencatat perilaku hewan tersebut, 4 Ekostudi, ekologi yang diintegrasikan kedalam setiap bagian pembelajaran di sekolah, kesimpulan penting bahwa agar anak memiliki sikap hormat pada alam sekitar. Contoh saat anak belajar menghitung, ajaklah anak untuk menghitung spesies hewan yang terancam punah, tentu saja dengan memakai contoh gambar dengan penjelasan yang dapat dimengerti. 9. Kecerdasan Spiritual Zohar dan Marshall 20013-4 beranggapan bahwa kecerdasan kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai. Berhubungan dengan kecerdasan spiritual bagi anak usia dini, Gutama 200240 menuliskan bahwa kecerdasan spiritual adalah ekspresi pemikiran yang muncul dari dalam kalbu seseorang. Jadi kecerdasan spiritual adalah kecerdasan dalam memandang makna atau hakikat kehidupan ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang berkewajiban menjalankan perintahnya dan menjauhi semua larangannya. Materi program yang dapat dikembangkan mengajarkan doa atau puji-pujian kepada Sang Pencipta, membiasakan diri untuk bersikap sesuai ajaran agama seperti memberi salam, belajar mengikuti tata cara ibadah sesuai dengan agama yang dianut, mengembangkan sikap dermawan, membangun sikap toleransi terhadap sesama. Cara untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini, antara lain melalui teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan perilaku baik lisan, tulisan maupun perbuatan, melalui cerita atau dongeng untuk menggambarkan perilaku baik-buruk, mengamati berbagai bukti-bukti kebesaran Sang Pencipta seperti beragam binatang dan aneka tumbuhan serta kekayaan alam lainnya, mengenalkan dan mencontohkan kegiatan206BAB 9 Pengembangan Kecerdasan Anakkeagamaan secara nyata , membangun sikap toleransi kepada sesama sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Program stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini dapat dilakukan melaluiprogram keteladanan dari orang tua atau orang dewasa sehingga anak terbiasa untuk meniru perilaku baikyang ia lihat, melalui program pembiasaan agar anak-anak benar-benar dapat mnginternalisasi suatu kegiatan,melalui kegiatan spontan berupa pengawasan terhadap perilaku anak sehari-hari dan melalui pemberianpenguatan dan penghargaan untuk memotivasi anak dalam melakukan berbagai kegiatan keagamaan dalamkehidupan memperkaya pengalaman belajar mahasiswa, maka lakukan kegiatan berikut ini1. Kunjungi kelas untuk anak-anak usia 4- 6 tahun di TK dan usia 6-8 tahun di SD kelas awal, observasilah perilaku anak ketika mereka bermain ï‚ï€ Apakah ada anak yang cenderung memusatkan kegiatan pada salah satu aspek kecerdasan jamak ï‚ï€ Amati secara detil tentang apa saja yang dilakukannya. ï‚ï€ Catat dalam lembar observasi, kemudian lakukan Diskusikan hasil observasi tersebut dengan dosen dan teman-teman lainnya. 207Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Ringkasan ï¶ Intervensi perlakuan terhadap anak usia dini menjadi kajian utama dalam bidang pendidikan pada dasawarsa terakhir ini. Intervensi tersebut dirasakan perlu sebagai upaya untuk mempersiapkan anak memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan pada usia ini menjadi strategis manakala ia menjadi tolok ukur keberhasilan pada tahap selanjutnya. Betapa tidak, pada usia ini yaitu lahir sampai delapan tahun merupakan rentang usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang akan mewarnai proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. ï¶ Anak usia dini berada dalam masa keemasan sepanjang rentang usia perkembangan anak. Usia keemasan merupakan masa di mana anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada masa peka inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespon pada stimulasi dan berbagai upaya-upaya pendidikan yang dirangsang oleh lingkungan. ï¶ Bermain adalah dunia anak. Bermain bagi anak usia dini terjadi secara alamiah, melalui kegiatan bermain anak mampu mengembangkan potensi yang tersembunyi di dalam dirinya secara aman, nyaman dan menyenangkan. Bermain adalah kebutuhan semua anak, terlebih lagi bagi anak-anak yang berada di rentang usia 3-6 tahun. Pada saat kegiatan bermain berlangsung hampir semua aspek perkembangan anak dapat terstimulasi dan berkembang dengan baik termasuk didalamnya perkembangan kreativitas ï¶ Kecerdasan merupakan kemampuan tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Tingkat kecerdasan akan membantu seseorang dalam menghadapi berbagai problem yang muncul dalam kehidupannya. Kecer- dasan sudah dimiliki sejak manusia lahir dan terus dapat dikembangkan hingga dewasa. Pengembangan kecerdasan akan lebih baik jika dilakukan sedini mungkin. Kecerdasan merupakan ungkapan dari cara berpikir seseorang yang dapat dijadikan modalitas belajar. Kecerdasan bagi seseorang memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi pergaulannya di masyarakat karena dengan tingkat kecerdasan yang tinggi seseorang akan semakin dihargai di masyarakat apalagi apabila ia mampu berkiprah dalam menciptakan hal-hal baru yang bersifat Kurikulum Anak Usia DiniKonsep Dasar Pendidikan Anak Usia DiniPemahaman tentang kurikulum anak usia dini merupakan suatu cara untuk membelajarkan anak melalui sejumlah pengalaman nyata yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari anak. Kurikulum bukan hanya sekadar sejumlah dokumen yang berisi indikator di setiap bidang pengembangan atau mata pelajaran tetapi kurikulum yang dimaksud meliputi kurikulum yang visibel tampak dan nonvisibel tidak tampak. Pengetahuan tentang kurikulum anak usia dini akan sangat berdampak pada proses pembelajaran yang sengaja dirancang oleh guru untuk kepentingan belajar anak. Kurikulum yang efektif seharusnya bukan tentang apa yang akan diberikan oleh guru, tetapi lebih pada bagaimana kurikulum itu dapat sesuai dengan perkembangan anak sehingga mereka dapat belajar sesuai dengan laju dan kecepatan belajarnya masing- masing. Diharapkan setelah mempelajari bab ini, pembaca dan mahasiswa dapat 1. Mengidentifikasi istilah kurikulum anak usia dini 2. Menjelaskan batasan kurikulum anak usia dini 3. Menjelaskan tujuan pengembangan kurikulum 4. Mengkaji pendekatan dalam pengembangan kurikulum anak usia dini Berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran/indikator di atas, maka selanjutnya akan dipaparkan topik bahasan tersebut. A. Istilah Kurikulum Anak Usia Dini Berkaitan dengan istilah kurikulum bagi anak usia dini terdapat beberapa peristilahan sejenis yang mengandung makna yang cenderung hampir sama. Peristilahan yang dimaksud diantaranya adalah program kegiatan belajar bagi anak TK, menu pembelajaran anak usia dini, menu generik anak usia dini, dan stimulasi perkembangan bagi anak usia dini Balitbang, Depdiknas, 200228; Dodge &Colker,20005; GBPP,19942;Sujiono & Sujiono, 20043; Direktorat PAUD Depdiknas, 2002 2; DepKes, 199792. Kesemua peristilahan tersebut pada dasarnya mengandung makna yang sama, yaitu berisi seperangkat kegiatan belajar melalui bermain yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak dalam rangka mengembangkan seluruh potensi perkembangan yang dimiliki oleh setiap anak. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, peristilahan pengembangan kurikulum adalah istilah yang paling sesuai dengan pengembangan program kegiatan bermain bagi anak usia dini. Dikarenakan istilah kurikulum terkesan sangat formal dan terstruktur, maka istilah kurikulum seringkali ditukarpakaikan dengan istilah program kegiatan bermain. B. Batasan Kurikulum Anak Usia Dini Unsur utama dalam pengembangan program bagi anak usia dini adalah bermain. Pendidikan awal di masa kanak-kanak diyakini memiliki peran yang amat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan selanjutnya. Pengembangan program kegiatan bermain kurikulum bagi anak usia dini seharusnya sarat dengan aktivitas bermain yang mengutamakan adanya kebebasan bagi anak untuk bereksplorasi dan berkreativitas, sedangkan orang dewasa seharusnya lebih berperan sebagai fasilitator pada saat anak membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah yang 10 Kurikulum Anak Usia Dini Secara umum kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini dapat dimaknai sebagai seperangkat kegiatanbelajar sambil bermain yang sengaja direncanakan untuk dapat dilaksanakan dalam rangka menyiapkan danmeletakkan dasar-dasar bagi pengembangan diri anak usia dini lebih lanjut. Bennett, Finn dan Cribb 199991-93, menjelaskan bahwa pada hakikatnya pengembangan kurikulumadalah pengembangan sejumlah pengalaman belajar melalui kegiatan bermain yang dapat memperkayapengalaman anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir tentang diri sendiri, tanggap pada pertanyaan, dapatmemberikan argumentasi untuk mencari berbagai alternatif. Selain itu, hal ini membantu anak-anak dalammengembangkan kebiasaan dari setiap karakter yang dapat dihargai oleh masyarakat serta mempersiapkanmereka untuk memasuki dunia orang dewasa yang penuh tanggung jawab. Mengutip pendapat Kitano dan Kirby 1986128-129, kurikulum merupakan rencana pendidikan yangdirancang untuk memaksimalkan interaksi pembelajaran dalam rangka menghasilkan perubahan perilakuyang potensial. Kurikulum yang komprehensif seharusnya memiliki elemen utama dari setiap bidangpengembangan yang disesuaikan dengan tingkatan atau jenjang pendidikannya serta mengetengahkan targetpencapaian peserta didik yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan. Catron dan Allen 199930 menyatakan bahwa kurikulum mencakup jawaban tentang pertanyaan apayang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya dengan menyediakan sebuah rencana program kegiatanbermain yang berlandaskan filosofis tentang bagaimana anak berkembang dan belajar. Selanjutnya dijelaskanbahwa program kegiatan bermain pada dasarnya adalah pengembangan secara kongkret dari sebuah kurikulum bagi anak usia dini merupakan langkah awal yang menjadi tolok ukur dari kegiatanbelajar selanjutnya. Menurut NAEYC Early Childhood Program Standar 20043 terdapat 2 dua hal penting tentang kurikulumbagi anak usia dini,yaitu1 Program kegiatan bermain pada anak usia dini diterapkan berdasarkan kurikulum yang berpusat pada anak serta dapat mendukung kegiatan pembelajaran dan perkembangan pada setiap aspek baik estetika, kognitif, emosional , bahasa, fisik dan sosial;2 Kurikulum berorientasi pada hasil dan mengkaitkan berbagai konsep dan perkembangan. Pada saat disam- paikan oleh guru pada tiap individu anak, maka kurikulum yang telah dirancang diharapkan dapat mem- bantu guru, sehingga dapat menyediakan pengalaman yang dapat mengembangkan perkembangan pada jenjang yang lebih tinggi pada wilayah perkembangannya. Hal ini juga mengarah pada intensionalitas dan ungkapan kreatif, dan memberikan kesempatan pada anak untuk belajar secara individu dan berkelompok berdasarkan kebutuhan dan minat mereka. Program kegiatan bermain yang dikembangkan terdiri dari bidang perkembangan sosial dan emosi,perkembangan bahasa, perkembangan literasi awal, matematika permulaan, penemuan ilmiah, memahami dirisendiri, masyarakat dan dunianya; ekspresi kreatif dan penghargaan terhadap seni; dan perkembangan fisik Bredekamp, Copple dan William 19881-2 meyakini bahwa pengembangan kurikulum berhubungandengan mutu program pembelajaran secara keseluruhan. Ketiganya setuju dengan asumsi bahwa dalampengembangan kurikulum anak usia dini harus memperhatikan hal-hal berikut ini.1 Kurikulum harus berfokus pada keseluruhan perkembangan anak dan dibuat secara terprogram dengan mengintegrasikan semua bidang pengembangan. 211Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini 2 Guru sebagai pengembang kurikulum harus memiliki pemahaman yang memadai tentang teori per- kembangan dan teori belajar. 3 Anak adalah pembelajar aktif, sehingga pendekatan yang paling tepat dalam pembelajaran anak usia dini adalah melalui kegiatan bermain. 4 Kurikulum haruslah merefleksikan peranan konteks sosial dan budaya sesuai dengan tahapan per- kembangan anak. Berkaitan dengan pengembangan program kegiatan bermain bagi anak usia dini terdapat beberapa prinsip pengembangan kurikulum secara umum yang perlu diperhatikan. Menurut Subandiyah 199648-54 dengan penjelasan tambahan dari penulis prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bagi anak usia dini, adalah sebagai berikut 1 Prinsip relevansi, bahwa kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individual. 2 Prinsip adaptasi, bahwa kurikulum anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan ilmu, teknologi dan seni yang berkembang di masyarakat termasuk juga perubahan sebagai akibat dari dampak psikososial. 3 Prinsip kontinuitas, bahwa kurikulum anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu ta- hapan perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya sehingga diharapkan anak siap memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. 4 Prinsip fleksibilitas, bahwa kurikulum anak usia dini harus dapat dipahami, dipergunakan dan dikembang- kan secara luwes sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi dimana pendidikan itu ber- langsung. 5 Prinsip kepraktisan dan akseptabilitas, bahwa kurikulum anak usia dini harus dapat memberikan kemu- dahan bagi praktisi dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan pada anak usia dini. 6 Prinsip kelayakan, bahwa kurikulum anak usia dini harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakan pada anak usia dini. 7 Prinsip akuntabilitas, bahwa kurikulum anak usia dini yang dikembangkan harus dapat dipertanggungja- wabkan pada masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan anak usia dini. Secara khusus pengembangan kurikulum juga harus didasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini, yaitu 1 Proses kegiatan belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan berdasarkan prinsip belajar melalui ber- main; 2 Proses kegiatan belajar anak usia dini dilaksanakan dalam lingkungan yang kondusif dan inovatif baik di dalam ruangan ataupun di luar ruangan; 3 Proses kegiatan belajar anak usia dini dilaksanakan dengan pendekatan tematik dan terpadu; serta 4 Proses kegiatan belajar anak usia dini harus diarahkan pada pengembangan potensi kecerdasan secara menyeluruh dan terpadu Depdiknas dan UNJ, 2004 32-33.212BAB 10 Kurikulum Anak Usia Dini Berdasarkan paparan di atas yang dimaksud pengembangan kurikulum secara kongkret adalah berupaseperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anakusia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaiankompetensi yang harus dimiliki oleh Tujuan Pengembangan Kurikulum Catron dan Allen 199930 berpendapat bahwa tujuan pengembangan kurikulum yang utama adalah untukmengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta terjadinya komunikasi interaktif. Kurikulumbagi anak usia dini haruslah memfokuskan pada perkembangan yang optimal pada seorang anak melaluilingkungan sekitarnya yang dapat menggali berbagai potensi tersebut melalui permainan serta hubungandengan orang tua atau orang dewasa lainnya. Selanjutnya mereka berdua berpendapat bahwa seharusnya kelas-kelas bagi anak usia dini merupakan kelas yang mampu menciptakan suasana kelas yang kreatif dan penuhkegembiraan bagi anak. Tujuan kurikulum anak usia dini di Indonesia adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangansikap pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diridengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan berikutnya.Depdiknas2004 3 Untuk mencapai tujuan kurikulum tersebut, maka diperlukan strategi pembelajaran bagi anak usia diniyang berorientasi pada1 tujuan yang mengarah pada tugas-tugas perkembangan di setiap rentangan usia anak;2 materi yang diberikan harus mengacu dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan anak DAP= Developmentally Approriate Practice;3 metode yang dipilih seharusnya bervariasi sesuai dengan tujuan kegiatan belajar dan mampu melibatkan anak secara aktif dan kreatif serta menyenangkan;4 media dan lingkungan bermain yang digunakan haruslah aman, nyaman dan menimbulkan ketertarikan bagi anak dan perlu adanya waktu yang cukup untuk bereksplorasi; serta5 evaluasi yang terbaik dan dianjurkan untuk dilakukan adalah rangkaian sebuah assesment melalui obser- vasi partisipatif terhadap segala sesuatu yang dilihat, didengar dan diperbuat oleh kegiatan bermain yang merupakan implementasi secara kongkret pengembangan kurikulum memilikisejumlah fungsi, di antaranya adalah 1 untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuaidengan tahap perkembangannya; 2 mengenalkan anak dengan dunia sekitar; 3 mengembangkan sosialisasianak; 4 mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, dan 5 memberikan kesempatankepada anak untuk menikmati masa bermainnya. Berdasarkan paparan di atas maka tujuan pengembangan kurikulum bagi anak usia dini adalah untukmengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh berdasarkan berbagai dimensi perkembangan anakusia dini baik perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anakuntuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta untuk pertumbuhan dan perkembangan anakpada tahapan berikutnya. Kurikulum menurut NAECY dan NAECS seharusnya sebuah penerapan yang sangat terencana, penuhtantangan, melibatkan semua kepentingan anak, orang tua, masyarakat, perkembangannya sesuai dengan 213Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini budaya dan peka terhadap bahasa, menyeluruh dan untuk memperkenalkan hasil pencapaian yang positif untuk semua anak usia dini. Kurikulum yang efektif digambarkan dengan indikator berikut. 1 Anak aktif dan terlibat. 2 Tujuan dijabarkan dengan jelas. 3 Didasarkan pada bukti. 4 Nilai dari isi kurikulum adalah belajar melalui main investigasi dan terfokus, serta perubahan yang disengaja. 5 Dibangun pada pengalaman dan belajar sebelumnya. 6 Menyeluruh mencakup manajemen, metode, media, proses, dll. 7 Standar profesional, kurikulum, isi materi belajar tervalidasi. 8 Kurikulum ditujukan untuk kepentingan anak. Kurikulum merupakan payung besar yang dikembangkan oleh setiap lembaga, yang berisi tentang filosofi, pandangan, kepercayaan, cara belajar anak, material learning, dan program belajar anak. Kaitan kurikulum dengan standar adalah bahwa prinsip belajar, penataan lingkungan belajar, penyediaan bahan material, dan program belajar anak harus merujuk pada standar. Akan tetapi pendekatan pembelajaran dan metode yang diterapkan tergantung pada kecenderungan masing-masing lembaga. Di beberapa lembaga pendidikan anak usia dini, terungkap adanya berbagai ragam pendekatan dan metode pembelajaran yang diterapkan di antaranya BCCT, Mountessori, dan High Scope. E. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum Anak Usia Dini Kurikulum bagi anak usia dini dikembangkan berdasarkan sejumlah pendekatan yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini. Landasan konseptual yang digunakan dalam kurikulum adalah berdasarkan teori perkembangan anak child developmental theories , pendekatan berpusat pada anak child centered approach, pendekatan konstruktivisme constructivism approach dan pendekatan kurikulum bermain kreatif creative play curriculum approach. 1. Teori Perkembangan Anak Berikut ini dipaparkan tentang istilah, aspek dan karakteristik perkembangan anak usia dini. Mengutip tulisan Jamaris 200619, perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya akan cenderung mendapat hambatan. Anak usia dini berada dalam masa keemasan disepanjang rentang usia perkembangan manusia. Montessori dalam Britton 199213-14 mengatakan bahwa masa ini merupakan periode sensitif sensitive periods, selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai lingkungannya. Selanjutnya Montessori menyatakan bahwa usia keemasan merupakan masa di mana anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada masa peka inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespons dan mewujudkan semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan muncul pada pola perilakunya sehari-hari. Berdasarkan teori perkembangan anak, diyakini bahwa setiap anak lahir dengan lebih dari satu bakat. Bakat tersebut bersifat potensial dan ibaratnya belum muncul di atas permukaan air. Untuk itulah anak perlu diberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangannya dengan cara memperkaya lingkungan bermainnya. Itu berarti orang dewasa perlu memberi peluang kepada anak untuk menyatakan diri, berekspresi, berkreasi dan menggali sumber-sumber terunggul yang tersembunyi dalam diri 10 Kurikulum Anak Usia Dini Untuk itu, paradigma baru pendidikan bagi anak usia dini haruslah berorientasi pada pendekatan berpusatpada anak child centered dan perlahan-lahan menyeimbangkan dominasi pendekatan lama yang lebih berpusatpada guru teacher centered. Pada hakikatnya anak adalah makhluk individu yang membangun sendiri pengetahuannya. Itu artinya gurudan pendidik anak usia dini lainnya tidaklah dapat menuangkan air begitu saja ke dalam gelas yang seolah-olahkosong melompong. Anak lahir dengan membawa sejumlah potensi yang siap untuk ditumbuhkembangkanasalkan lingkungan menyiapkan situasi dan kondisi yang dapat merangsang kemunculan dari potensi yangtersembunyi tersebut. Berdasarkan tinjauan aspek pedagogis, masa usia dini merupakan masa peletak dasar atau pondasi awalbagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Diyakini oleh sebagian besar pakar pendidikan anak, bahwamasa kanak-kanak yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan di masa akan datang dan itu, agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan kondisiyang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan minatanak. Secara teoritis berdasarkan aspek perkembangannya, seorang anak dapat belajar dengan sebaik-baiknyaapabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan mereka merasa aman dan nyaman secara psikologis. Selain itu, hallain yang perlu diperhatikan adalah bahwa anak membangun pengetahuannya sendiri, anak belajar melaluiinteraksi sosial dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya, anak belajar melalui bermain, minat anak danrasa keingintahuannya memotivasinya untuk belajar sambil bermain serta terdapat variasi individual dalamperkembangan dan belajar. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, maka Coughlin 20006-8 mengatakan bahwa pendidik anakusia dini berkaitan dengan teori perkembangan, antara lain 1 tanggap dengan proses yang terjadi dari dalamdiri anak dan berusaha mengikuti arus perkembangan anak yang individual, 2 mengkreasikan lingkungandengan materi luas yang beragam dan alat-alat yang memungkinkan anak belajar, 3 memperhatikan laju dankecepatan belajar dari masing-masing anak, dan 4 adanya bimbingan dari guru agar anak tertantang untukmelakukan Pendekatan Berpusat pada Anak Pemaparan berikut ini berisi tentang hakikat, filosofi dan landasan tujuan serta ciri pembelajaran yangberpusat pada anak. Pendekatan yang berpusat pada anak child centered approach adalah suatu kegiatanbelajar di mana terjadi interaksi dinamis antara guru dan anak atau antara anak dengan anak lainnya. Menurut Coughlin 2000 5, pendekatan yang berpusat pada anak diarahkan 1 agar anak mampumewujudkan dan mengakibatkan perubahan; 2 agar anak menjadi pemikir-pemikir yang kritis; 3 agar anakmampu membuat pilihan-pilihan dalam hidupnya; 4 agar anak mampu menemukan dan menyelesaikanpermasalahan secara konstruktif dan inovatif; 5 agar anak menjadi kreatif, imajinatif dan kaya gagasan, dan6 agar anak memiliki perhatian terhadap masyarakat, negara dan lingkungannya. Filosofi dari pembelajaran berpusat pada anak adalah program tahap demi tahap, yang didasari padaadanya suatu keyakinan bahwa anak-anak dapat tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiahdalam proses belajar. Lingkungan yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep tahap demitahap mendorong anak-anak untuk bereksplorasi, mempelopori dan menciptakan sesuatu. 215Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Landasan program pembelajaran berpusat pada anak didasari pada 3 tiga prinsip utama program tahap demi tahap bagi anak usia dini, yaitu konstruktivisme, pelaksanaan yang sesuai dengan perkembangan, dan pendidikan progresif. Pendidikan progresif, menekankan bahwa pendidikan dipandang sebagai proses sepanjang hidup, bukanlah hanya sekadar persiapan untuk masa datang. Coughlin 200023 mengemukakan bahwa secara spesifik pembelajaran yang berpusat pada anak bertu- juan untuk 1 mengembangkan kemampuan anak secara alamiah sesuai dengan tingkat perkembangannya, 2 berusaha membuat anak bebas dan aman secara psikologis sehingga senang belajar di sekolah, 3 mening- katkan kepedulian dan kerja sama antara pihak sekolah, keluarga dan masyarakat, 4 menekankan pada asas keterbukaan bagi hal-hal yang menunjang pendidikan anak, serta 5 berusaha melengkapi segala kebutuhan yang menunjang perkembangan anak secara optimal. Berdasarkan pendapat Piaget, Erickson dan Isaac dalam Wolfgang dan Wolfgang 199212-15 dijelaskan bahwa model berpusat pada anak sangatlah berbeda dengan model berpusat pada guru. Pada model yang berpusat pada anak pendekatan yang digunakan adalah pendekatan berdasarkan perkembangan developmental position dan kegiatan bermain play activity, sedangkan pada model yang berpusat pada guru pendekatannya berdasarkan perilaku yang diatur behavioral position dan pembelajaran yang diatur oleh guru direct instruction. Selanjutnya dijelaskan bahwa model berpusat pada anak cirinya adalah berorientasi pada perkembangan anak, berorientasi pada bermain, berdasarkan proses, dan bersifat terbuka/bebas. 3. Pendekatan Konstruktivisme Pemaparan berikut ini berisi tentang hakikat dan filosofi pendekatan konstruktivisme, proses pemben- tukan pengetahuan, dan implikasi konstruktivisme dalam kegiatan bermain. Semiawan 20023-4 berpenda- pat bahwa pendekatan konstruktivisme bertolak dari suatu keyakinan bahwa belajar adalah membangun to construct pengetahuan itu sendiri, setelah dicernakan dan kemudian dipahami dalam diri individu, dan merupakan perbuatan dari dalam diri seseorang. Dalam perbuatan belajar seperti itu bukan apanya atau isi pembelajarannya yang penting, melainkan bagaimana mempergunakan peralatan mental untuk mengua- sai apa yang dipelajari. Pengetahuan itu diciptakan kembali dan dibangun dari dalam diri seseorang melalui pengamatan, pengalaman, dan pemahamannya. Piaget dalam Santrok 1995 240-241 menganggap bahwa pengetahuan itu merupakan sesuatu yang dibangun secara personal, sedangkan Vygotsky memandang bahwa kognisi itu merupakan suatu fenomena sosial atau sesuatu yang dibangun secara sosial. Pengalaman sosial membentuk cara berpikir dan cara menginterpretasikan lingkungan. Jadi, berpikir tidak hanya dibatasi oleh otak individu semata, tetapi juga dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran orang lain. Implikasi dari teori pengetahuan yang dikemukakan Piaget dalam Foreman dan Kuschner 1993 50-52 menjelaskan bahwa otak manusia tahu bagaimana cara mengenali benda melalui input dari indera seperti mata, telinga, kulit, hidung dan mulut yang secara langsung akan menunjukan reaksi tertentu terhadap lingkungan sekitar. Sebagai bukti, seorang anak tidak akan pernah tahu bahwa rasa gula manis tanpa mencicipinya terlebih dahulu dengan menggunakan lidah sebagai alat sensor rasa. Piaget dalam Catron dan Allen 1999 7-8, menyatakan bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika anak sudah membangun pengetahuan melalui eksplorasi aktif dan penyelidikan pada lingkungan fisik dan sosial di lingkungan sekitar. Sehubungan dengan hal tersebut terdapat dua teori yang dikemukakan oleh Piaget, yaitu asimilasi dan akomodasi. Proses asimilasi terjadi ketika seorang anak menerima konsep, keterampilan, dan informasi yang diperoleh dari pengalaman mereka dengan lingkungan dalam rangka mengembangkan216BAB 10 Kurikulum Anak Usia Dinipola atau skema pemahaman; sedangkan proses akomodasi terjadi ketika skema mental harus diubah untukmeyesuaikan dengan konsep, keterampilan, dan informasi baru. Lev Vygotsky dikenal sebagai a socialcultural constructivist berpendapat bahwa pengetahuan tidakdiperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan merupakan sesuatu yang dibangun dan diciptakanoleh anak. Vygotsky yakin bahwa belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipaksa dari luar karenaanak adalah pembelajar aktif dan memiliki struktur psikologis yang mengendalikan perilaku belajarnya.Brodova dan Deborah 19963-5 Selanjutnya melalui teori revolusi sosio kulturalnya, Vygotsky mengemukakan bahwa manusia memilikialat berpikir tools of mind yang dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah, memudahkandalam melakukan tindakan, memperluas kemampuan, melakukan sesuatu sesuai kapasitas alami Brodova danDeborah 19968-14. Prinsip dasar dari teori Vygotsky adalah bahwa anak melakukan proses ko-konstruksiyaitu membangun anak dalam berbagai pengetahuannya tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dimanaanak tersebut berada. Pengetahuan juga berasal dari lingkungan budaya. Pengetahuan yang berasal dari budaya biasanyadidapatkan secara turun-menurun melalui orang-orang yang berada di sekitar anak. Pengetahuan dibangunoleh anak berdasarkan kemampuannya dalam memahami perbedaan berdasarkan persamaan yang Pembentukan PengetahuanBerhubungan dengan proses pembentukan pengetahuan, Vygotsky mengemukakan konsep Zone of ProximalDevelopment ZPD sebagai kapasitas potensial belajar anak yang dapat berwujud melalui bantuan orang dewasaatau orang yang lebih terampil. Vygotsky dalam Berk dan Winsler 199526 mendefinisikan ZPD sebagai jarak/kesenjangan antara level perkembangan yang aktual yang ditunjukkan dengan pemecahan masalah secaramandiri dan level perkembangan potensial yang ditunjukkan oleh pemecahan masalah dengan bimbinganorang dewasa ataupun kerja sama dengan para teman sebaya yang lebih mampu the distance between theactual developmental level as determined by independent problem solving and the level of potential developmentas determined through problem solving under adult guidance or in collaboration with more capable peers. Stuyf mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah pentahapan scaffolding yang memberikan bantuansecara perseorangan berdasar ZPD pembelajar. Di dalam pembelajaran scaffolding banyak pengetahuan lainyang memberikan scaffold atau bantuan untuk memfasilitasi perkembangan pembelajar. Scaffold memfasilitasikemampuan anak untuk membangun pengetahuan sebelumnya dan menginternalisasi informasi yang diberikan dalam pembelajaran scaffolding hanya melewati tingkatan yang dapatdilakukan sendiri oleh pembelajar. Semakin besar kemampuan lain yang diberikan scaffold supaya pembelajardapat menyelesaikan dengan bantuan tugas yang biasanya tidak dapat diselesaikan anak, sehingga membantupembelajar melalui ZPD http // Vygotsky dalam Van Der Stuyf mendefinisikan pembelajaran scaffolding sebagai tugas guru-guru danyang lainnya dalam mendukung perkembangan pembelajar dengan menyediakan struktur bantuan untukmencapai tahapan atau tingkatan berikutnya. Aspek penting dari pembelajaran scaffolding adalah bantuanbersifat sementara. Selama kemampuan pembelajar bertambah, maka scaffolding yang diberikan makin lamamakin berkurang. Akhirnya anak dapat menyelesaikan tugas atau menuntaskan konsep dengan sendirinya,sehingga tujuan dari pendidik ketika menggunakan strategi pembelajaran scaffolding adalah untuk menjadikananak sebagai pembelajar yang mandiri dan mampu mengatur sendiri serta sebagai pemecah masalah. Setelah 217Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini kompetensi belajar/pengetahuan anak bertambah, maka pendidik secara berangsur-angsur untuk mengurangi penyediaan bantuan. Menurut Vygotsky, bantuan eksternal yang diberikan oleh pendidik dapat dihilangkan karena pembelajar telah berkembang. Bantuan scaffold yang diberikan adalah aktivitas atau tugas, antara lain 1 memotivasi atau mendapatkan minat anak yang berhubungan dengan tugas; 2 mempermudah tugas agar anak-anak mudah mengatur dan menyelesaikannya; 3 memberikan beberapa arahan dengan tujuan membantu anak fokus untuk mencapai tujuannya; 3 secara jelas menunjukkan perbedaan antara pekerjaan anak-anak dan standar atau penyelesaian keinginan; 4 mengurangi frustasi dan risiko; serta 5 memberi contoh dan dengan jelas menetapkan harapan dari aktivitas yang ditampilkan. Tahapan ZPD ada 4 empat, yaitu pertama, tindakan anak masih dipengaruhi oleh orang lain; kedua, kedua tindakan anak didasarkan atas inisiatif sendiri, ketiga, tindakan anak berkembang spontan dan terinternalisasi serta; keempat tindakan spontan yang diulang-ulang sehingga anak siap berpikir abstrak. Implikasi Konstruktivisme dalam Kegiatan Bermain Penerapan teori konstruktivisme dalam program kegiatan bermain pada anak usia dini haruslah memperhati- kan hal-hal 1 anak hendaknya memperoleh kesempatan luas dalam kegiatan pembelajaran guna mengembangkan po- tensinya, 2 pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensial daripada perkembangan aktualnya, 3 Program kegiatan bermain lebih diarahkan pada penggunaan strategi, 4 Anak diberi kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang telah dipelajari dengan pengetahuan prosedural untuk melakukan tugas-tugas dan memecahkan masalah dan, serta 5 Proses belajar dan pembelajaran tidak sekadar bersifat transferal tetapi lebih merupakan ko-konstruksi. Peran guru anak usia dini dalam hal ini adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dengan cara terbaik dengan membangun minat, kebutuhan, dan kelebihan-kelebihan yang ada pada setiap anak. Sebagai kesimpulan dari pembahasan tentang teori konstrukstivisme adalah 1 aliran konstruktivisme meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak berusaha memahami dunia di sekeliling mereka, anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap dunia sekitar dan pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya, orang dewasa dan lingkungan; dan 2 setiap anak membangun pengetahuan mereka sendiri berkat pengalaman-pengalaman dan interaksi aktif dengan lingkungan sekitar dan budaya di mana mereka berada melalui 10 Kurikulum Anak Usia DiniLatihanUntuk lebih memantapkan pemahaman tentang isi bab ini, maka lakukanlah diskusi kelompok dengan ta-hapan sebagai berikutï‚ï€ Bagi kelas menjadi 3 kelompok berdasarkan kesenangan berkawanï‚ï€ Bedahlah kurikulum anak usia dini di Indonesia. Jelaskan komponen- komponen apa saja yang terdapat disetiap rentang usia, dengan ketentuan o Kelompok 1 Membedah kurikulum untuk anak lahir-2 tahun o Kelompok 2 Membedah kurikulum untuk anak 3-4 tahun o Kelompok 3 Membedah kurikulum untuk anak 4-6 tahunï‚ï€ Diskusikan hasil kerja kelompok tersebut dalam diskusi paripurna di kelas Ringkasan ï¶ Kurikulum adalah seperangkat kegiatan belajar melalui bermain yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak dalam rangka mengembangkan seluruh potensi perkembangan yang dimiliki oleh setiap anak. ï¶ Tujuan pengembangan kurikulum bagi anak usia dini adalah untuk mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh berdasarkan berbagai dimensi perkembangan anak usia dini baik perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta untuk pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahapan berikutnya. 21911BAB Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia DiniKonsep Dasar Pendidikan Anak Usia DiniB erbagai model pengembangan kurikulum bagi PAUD sangat diperlukan ketika seseorang ataupun dalam tim akan mengembangkan lembaga pendidikan yang sesuai dengan situasi dan kondisi alam, budaya dan kebiasaan yang ada di masyarakat. Untuk di Indonesia model pengembangan kurikulum akan sangat berguna bagi pengembangan potensi kedaerahan yang cenderung berbeda satu dengan lainnya. Sudah semestinya terdapat perbedaan model pembelajaran pada masing-masing daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan yang berbeda. Diharapkan setelah mempelajari bab ini, pembaca dan mahasiswa dapat 1. Menjelaskan pilar pengembangan kurikulum anak usia dini 2. Mengkaji pendekatan dalam pengembangan kurikulum 3. Mengkaji prinsip pengembangan kurikulum 4. Menerapkan berbagai model pembelajaran anak usia dini 5. Menerapkan model kurikulum anak usia dini berdasarkan rentang usia Berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran/indikator di atas, maka selanjutnya dipaparkan topik bahasan tersebut. A. Pilar Pengembangan Kurikulum Anak Usia Dini Pengembangan kurikulum anak usia dini hendaknya dikembangkan berdasarkan tiga pilar, yaitu 1 Penataan lingkungan di dalam dan di luar kelas in-door dan out-door; 2 Kegiatan bermain dan alat permainan edukatif dan 3 interaksi yang ditunjukkan oleh guru dan anak serta orang-orang yang terdapat di lembaga pendidikan tersebut. Selanjutnya pilar tersebut perlu dijabarkan ke dalam suatu strategi pembelajaran pada pendidikan anak usia dini yang terdiri dari komponen-komponen berikut ini. • Tujuan yang mengarah pada tugas-tugas perkembangan di setiap rentangan usia anak. • Materi yang diberikan harus mengacu dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan anak DAP= Developmentally Approriate Practice. • Metode yang dipilih seharusnya bervariasi sesuai dengan tujuan kegiatan belajar dan mampu melibatkan anak secara aktif dan kreatif serta menyenangkan. • Media dan lingkungan bermain yang digunakan haruslah aman, nyaman dan menimbulkan ketertarikan bagi anak dan perlu adanya waktu yang cukup untuk bereksplorasi. • Evaluasi yang terbaik dan dianjurkan untuk dilakukan adalah rangkaian sebuah asesmen melalui observasi partisipatif terhadap apa yang dilihat, didengar dan diperbuat oleh anak. B. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum PAUD Pakar psikologi perkembangan memandang bahwa anak terlahir dengan dorongan dari dalam dirinya untuk menguasai berbagai kompetensi. Sebagai contoh seorang anak pada usia berjalan akan terlihat adanya usaha keras untuk menarik dirinya berdiri menggunakan kursi, pada mulanya memang ia tidak akan segera naik bahkan terkadang terjatuh sehingga tampak diwajahnya menunjukkan kekesalan. Perjuangan untuk dapat berjalan terjadi secara kontinyu. Seolah takut terjatuh lagi, anak membangun kekuatan untuk bangun dan berdiri. Ini adalah bukti bahwa ada dorongan dari dalam motivasi instrinsik yang mengharuskan anak berdiri tegak dan kemudian 11 Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Pada dasarnya terdapat 2 pendekatan utama yang digunakan untuk pendidikan anak usia dini, yaitupendekatan perilaku dan pendekatan perkembangan Coughlin, 20006-8. Pendekatan perilaku beranggapanbahwa konsep-konsep tidaklah berasal dari dalam diri anak dan tidak berkembang secara spontan. Ataudengan perkataan lain konsep-konsep tersebut harus ditanamkan pada anak dan diserap oleh anak, sehinggapendekatan seperti ini melahirkan pengajaran yang berpusat pada guru Coughlin, 20006-8. Pendekatan perkembangan, berpandangan bahwa perkembanganlah yang memberikan kerangka untukmemahami dan menghargai pertumbuhan alami anak usia dini. Terdapat beberapa anggapan dari pendekatanini, yaitu 1 anak usia dini adalah pembelajar aktif yang secara terus menerus mendapat informasi mengenaidunia lewat permainannya, 2 setiap anak mengalami kemajuan melalui tahapan-tahapan perkembanganyang dapat diperkirakan, 3 anak bergantung pada orang lain dalam hal pertumbuhan emosi dan kognitifmelalui interaksi sosial, 4 anak adalah individu yang unik yang tumbuh dan berkembang dengan kecepatanyang berbeda Coughlin, 20006-8. Metodologi yang sesuai dengan perkembangan adalah metodologi yang didasarkan pada pengetahuan mengenaiperkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan perkembangan yang umum, tetapi pada saat yangsama setiap anak juga adalah makhluk individu dan unik. Pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran yang sesuaidengan minat, tingkat perkembangan kognitif serta kematangan sosial dan emosional. Vygotsky dalam Essa 139-140 percaya bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak secaralangsung, tidak sekadar sebagai hasil dari perkembangan kognitif seperti yang dikemukakan oleh Piaget. Iamenegaskan bahwa bermain simbolik memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan berpikirabstrak. Sejak anak memulai bermain make believe, anak menjadi mampu berpikir tentang makna-maknaonyek yang mereka representasikan secara independen. Dengan demikian, pada awal proses penggantian objekdalam bermain dramatik prototipikalitas objek menjadi sangat krusial, sementara perkembangan berikutnyabermain dramatik prototipikalitas menjadi kurang begitu penting. Berhubungan dengan hal tersebut di atas,maka peran pendidik berkaitan dengan teori perkembangan antara lain adalah 1 tanggap dengan prosesyang terjadi dari dalam diri anak dan berusaha mengikuti arus perkembangan anak yang individual, 2mengkreasikan lingkungan dengan materi yang luas, beragam, dan alat-alat yang memungkinkan anak belajar,3 memperhatikan laju dan kecepatan belajar dari setiap anak, dan 4 adanya bimbingan dari guru agar anaktertantang untuk melakukan Pendekatan TematikPembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembanganuntuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak Kostelknik 19912-8. Keterpaduan dalampembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagaisatu keutuhan holistic perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental,sosial, dan emosional. Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental anak usia dini, pembelajaran pada tahap ini haruslahmempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1 Berpusat pada anak. 2 Memberikan pengalaman langsung padaanak. 3 Pemisahan bidang pengembangan tidak begitu jelas. 4 Menyajikan konsep dari berbagai bidangpengembangan dalam suatu proses pembelajaran. 5 Bersifat fleksibel atau luwes. 6 Hasil pembelajaran dapatberkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak Kostelnik, 1991 2-8 223Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Selanjutnya dijelaskan bahwa kekuatan pembelajaran tematik adalah 1 pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak; 2 menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak; 3Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna; 4 mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi; dan 5menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain Sujiono dan Sujiono, 2005 258. Prinsip pemilihan tema, tema merupakan wahana yang berisikan bahan-bahan yang perlu dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program pengembangan yang operasional. Tema dapat dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak agar tidak menimbulkan kebosanan. Pemilihan tema didasari pada 1. Tema–tema yang bersifat dasar dan selalu dapat dikembangkan seperti Aku, Keluargaku, Rumahku, Seko- lahku, dan Negeriku. 2. Tema yang dihubungkan dengan suatu peristiwa/kejadian seperti Gejala alam Cuaca, Banjir, Gunung Meletus, dan sebagainya. 3. Tema yang dihubungkan dengan minat anak seperti Binatang Dinosaurus, Tata Surya. 4. Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau spesial seperti Hari Kemerdekaan, Hari Besar Kea- gamaan, Hari Ibu, hari Anak, dan sebagainya Sujiono dan Sujiono, 2005259-260. Tujuan pengembangan tema pada pembelajaran anak usia dini adalah untuk membangun pengetahuan pada anak dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara sistematik dan holistik. Kostelnik 199117-257 menyatakan pengembangan tema dapat pula didasarkan pada konsep pengetahuan, yaitu 1 Konsep sains, yang berhubungan dengan tema tanaman, hewan, burung, langit, batuan, dinosaurus, mesin dan kesehatan gigi; 2 Pengetahuan Sosial, yang berhubungan dengan tema konsep diri, teman, keluarga, rumah dan pakaian; 3 Konsep Matematika, yang berhubungan dengan tema berhitung dan angka, mengukur atau toko dan pasar; dan 4 Bahasa dan Seni, yang berhubungan dengan tema bercerita, penulis, musik. Guru anak usia dini boleh saja memilih berbagai tema dan sub tema tersebut berdasarkan kesanggupannya dalam menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan menyelenggarakan kegiatan yang mendukung tema tersebut. Proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang menggunakan kerangka program kerja melalui tema ini membantu perkembangan anak secara menyeluruh melalui proses 1 Attending, berupa kemampuan memfokuskan/ memperhatikan pada diri dan lingkungan, 2 Listening, berupa kemampuan mendengarkan, 3 Observing, berupa kemampuan dalam mengamati suatu objek kejadian, 4 Remembering, berupa kemampuan untuk mengingat, 5 Recalling, berupa kemampuan untuk mengulang kembali, mengumpulkan dan menarik kesimpulan Sujiono dan Sujiono, 2005260-261. Adapun prinsip pengembangan tema, yakni sebagai berikut. 1 Menyediakan kesempatan pada anak untuk terlibat langsung dengan objek yang sesungguhnya. 2 Menciptakan kegiatan yang melibatkan seluruh indera anak. 3 Membangun kegiatan dari minat anak. 4 Membantu anak membangun pengetahuan baru. 5 Memberikan kegiatan dan rutinitas yang ditujukan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan. 6 Mengakomodasi kebutuhan anak akan kebutuhannya untuk kegiatan dan gerak fisik, interaksi sosial. kemandirian, konsep diri yang positif. 7 Memberikan kesempatan menggunakan permainan untuk menterjemahkan pengalaman kepada pemahaman. 8 Menghargai perbedaan individu, latar belakang,224BAB 11 Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dinipengalaman di rumah yang dapat dibawa anak ke kelas. 9 Menemukan jalan untuk melibatkan anggotakeluarga dari anak Sujiono dan Sujiono, 2005261.2. Pusat Kegiatan Belajar SentraSalah satu tugas yang cukup sulit bagi guru anak usia dini adalah ketika mereka harus merencanakan,mendesain, dan mengadakan pengaturan pusat sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum yang tepat untuktingkat kemampuan anak-anak yang berbeda dalam satu kelas. Hal ini tentunya sangat berhubungan denganpembelajaran yang berpusat pada anak. Pusat kegiatan belajar pada pembelajaran yang berpusat pada anak dibangun atas dasar bahwa setiap anakmemiliki modalitas, gaya belajar, dan minat yang berbeda terhadap pengetahuan yang ingin ini sejalan dengan pendapat dari Day 199428-29 yang menyatakan bahwa pusat kegiatan belajar dapatmengadaptasi perbedaan dari gaya belajar, tingkat kematangan, dan perkembangan anak, dan perbedaan darilatar belakang yang berbeda. Prinsip yang digunakan adalah individualisasi pengalaman belajar. Setiap anakdiperkenankan untuk memilih pusat kegiatan belajar yang akan digunakan untuk bereksplorasi dan dan Borba 1978iii berpendapat bahwa konsep dari pusat kegiatan belajar adalah I hear and I forget Saya dengar dan saya lupaI see and I remember Saya lihat dan saya ingatI do and I understand Saya lakukan dan saya pahamPendapat inilah yang mendukung kegiatan melalui belajar sambil berbuat learning by doing di semua areadi pusat kegiatan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa model pembelajaran sentramemiliki ciri khas pembelajaran sebagai berikut learning by doing, pembelajaran dilakukan secara langsungoleh anak, dimana kelima indra anak terlibat secara langsung, sehingga anak memperoleh pengetahuan dariinteraksi anak dengan lingkungan secara langsung; learning by stimulating, pembelajaran ini menitikberatkanpada stimulasi perkembangan anak secara bertahap, jadi pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahapperkembangan anak; learning by modelling, pembelajaran sentra juga menggunakan orang dewasa dan anakyang perkembanganya lebih berkembang sebagai contoh. Selanjutnya Craig dan Borba 19785 juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa pendekatan yang harusdiperhatikan disetiap sentra, yaitu 1 program card, setiap anak harus merencanakan apa yang akan merekalakukan pada hari itu; 2 open choice, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dimana setiapkelompok akan mendapat tugas untuk mengerjakan tugas bersama-sama dan guru mengatur perpindahan darisatu sentra ke sentra lainnya; 3 multi station, berupa tempat pergantian dan waktu menunggu 3-5 menit; serta4 enrichment centers, setelah anak-anak menyelesaikan tugasnya di masing-masing sentra, apabila ada waktuluang mereka boleh menggunakan sentra untuk program Pengelolaan Kelas Berpindah Moving Class ActivityPengelolaan kelas merupakan pengaturan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru baik di dalam ruangindoor activity ataupun di luar outdoor activity dalam rangka melancarkan proses belajar dan pembelajaranpada anak. 225Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Carrol 199122 menyakini bahwa pengaturan kelas adalah kunci sukses dari program pembelajaran untuk anak usia dini, berapa lama waktu untuk melakukan dan apa yang akan dilakukan. Untuk itu kelas harus dibagi kedalam beberapa sentra dimana anak-anak dapat bermain, belajar, duduk, berbicara atau berada di dalam kelompoknya. Berhubungan dengan model bermain kreatif dimana semua pengalaman belajar yang akan diperoleh anak diwujudkan dalam bentuk sejumlah kegiatan di dalam dan di luar kelas, sehingga kegiatan anak berpindah- pindah dari satu sentra ke sentra lainnya sesuai dengan program, sarana pembelajaran dan suasana belajar yang ingin diciptakan. Suasana kelas yang dinamis, bebas bereksplorasi dalam melakukan otoaktivitas, penjelajahan dan pengembangan minat dengan sistem pengawasan guru yang berpindah-pindah tempat menemani anak beraktivitas. Untuk itu tata letak bangku berkelompok kecil, menyebar dan tidak berorientasi terpusat pada guru, tetapi diharapkan berorientasi pada program aktivitas secara individual atau berkelompok. Pengelolaan ruang kelas dan kegiatan bimbingan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh guru anak usia dini. Kebijakan yang diambil guru dan bimbingan yang tepat bermanfaat dalam beberapa hal seperti 1 mencegah dan mengurangi tingkah laku dan masalah-masalah pengelolaan, 2 memberikan kesempatan dan merespon keberhasilan pertumbuhan terhadap anak-anak yang mempunyai penyimpang, 3 mendukung belajar dan pembelajaran yang terjadi dalam situasi di ruang kelas, 4 menumbuhkan harga diri dalam jiwa anak, mengembangkan kemampuan mereka untuk mengambil keputusan dan dapat bertanggungjawab, membantu mereka mengembangkan sikap pengendalian diri dan disiplin untuk diri mereka sendiri, dan menyediakan contoh dari suatu konflik masalah. C. Prinsip Pengembangan Kurikulum Subandiyah 199648-54 mengemukakan tentang prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang kemudian dimodifikasi oleh penulis berdasarkan kesesuaiannya dengan pendidikan anak usia dini. Pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan beberapa prinsip berikut ini Relevansi, kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individu. Adaptasi, kurikulum anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan psikologis, IPTEK, dan Seni. Kontinuitas, kurikulum anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya. Fleksibilitas, kurikulum anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangakan secara fleksibel sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga penyelenggara. Kepraktisan dan Akseptabilitas, kurikulum anak usia dini harus memberikan kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan pada anak usia 11 Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia DiniKelayakan feasibility, kurikulum anak usia dini harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakan padaanak usia kurikulum anak usia dini harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebagaipengguna jasa pendidikan anak usia Berbagai Model Pembelajaran Anak Usia Dini Terdapat berbaga model pembelajaran anak usia dini yang dapat dipilih sesuai dengan situasi dan kondisiyang berbeda. Situasi dan kondisi yang berbeda tersebut mungkin karena letak geografis seperti di daerahpantai, pengunungan atau dataran rendah atau juga posisi wilayah seperti di perkotaan, pedesaan ataupunpesisir Model Kelas Berpusat pada Anak Tujuan menggunakan model kelas berpusat pada anak adalah 1 untuk mengembangkan seluruh aspekperkembangan anak; 2 memberikan kesempatan pada anak untuk menggali seluruh potensi yang dimiliki;3 memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuannya melalui berbagai macamkecerdasan yang dimiliki atau kecerdasan jamak multiple intelligences dan 4 menggunakan pendekatanbermain yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip ’learning by playing’ dan ’ learning by doing’.Guru bercakap-cakap dengan anak-anak, Setelah itu anak diajak untuk olah tubuhtentang tema apresiasi dengan gerak rikmikAnak di sentra bahan alam konsep logika Membuat alat perkusi dengan botol bekas diisimatematika dengan beras dan kacang ijo 227Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Strategi pembelajaran berpusat pada anak ditandai dengan 1 adanya materi yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak developmentally appropriate practice, 2 metode pembelajaran yang mengacu pada center of interest melalui pengembangan tematik, 3 media dan sumber belajar yang dapat memperkaya lingkungan belajar dan 4 pengelolaan kelas yang bersifat demokrasi, keterbukaan, saling menghargai, kepedulian dan kehangatan. 2. Model Keterampilan Hidup Asumsinya kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak hanya akan berarti apabila dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang dikenal dengan istilah kecakapan hidup life skills. Melalui berbagai kecakapan hidup yang dikuasai anak inilah, kelak ia akan mampu bertahan hidup dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Pada dasarnya, semua pembelajaran yang berhubungan dengan kecakapan hidup bertujuan agar anak mampu menolong diri sendiri self help dan kemudian mampu menolong orang lain social skill sebagai suatu bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosialnya sebagai salah satu anggota keluarga dan masyarakat dimana anak berada. Model ini berorientasi pada pengembangan keterampilan hidup umum general life skill yang terdiri atas self-awareness, thinking skill, social skill, pre-vocational skill. Bertujuan untuk mengenalkan kepada anak tentang kehidupan nyata yang akan dihadapinya. Pola belajarnya disesuaikan dengan perkembangan anak baik secara fisik dan psikis. Bermain Drama Kreatif “Aku bisa sendiri †Dimensi keterampilan hidup antara lain keterampilan untuk kemandirian, karakteristik perkembangannya antara lain dapat mempergunakan serbet dan membersihkan tumpahan makanan, dapat menuangkan air dan minum sendiri, dapat makan sendiri, dapat memakai dan melepas pakaian sendiri, dapat membuka kancing baju depan yang besar, dapat memakai sepatu tanpa tali jenis sepatu boot, dapat mencuci tangan sendiri, dapat ke kamar kecil dan membersihkan dirinya saat buang air, membuka dan menutup keran air, menyikat gigi dengan diawasi dan menyeka hidung saat diperlukan. 3. Model BCCT Beyond Centre and Circle Time Model Beyond Center and Circle Time adalah suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan merupakan perpaduan antara teori dan pengalaman 11 Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Tujuan dari model Beyond Center and Circle Time yang dimaknai sebagai sentra dan saat lingkaran adalahsebagaiï‚ï€ Model ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak melalui bermain yang terarah, dan bertujuanï‚ï€ Model ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang merangsang anak untuk aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri bukan sekadar mengikuti perintah, meniru, atau men- ghafal.ï‚ï€ Dilengkapi dengan standar operasional yang baku, yang berpusat di sentra-sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran bersama pendidik, sehingga mudah dari Model Beyond Center and Circle Timeï‚ï€ Pembelajarannya berpusat pada Menempatkan lingkungan main sebagai pijakan awal yang Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif, dan berani mengambil keputusan Peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat Memiliki standar prosedur operasional SPO yang baku baik di sentra maupun saat di lingkaran.ï‚ï€ Pemberian pijakan sebelum dan setelah anak bermain dilakukan dalam posisi duduk melingkar dalam lingkaran.Model ini menggunakan 3 jenis main, yaitu Main Sensorimotor, anak main dengan benda untuk membangunpersepsi, 2 Main Peran, anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang sudahdimilikinya, 3 Main Pembangunan, anak bermain dengan benda untuk mewujud-kan ide/gagasan yangdibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk Lingkungan Main1. Penempatan alat main yang tepat memungkinkan anak untuk mandiri, disiplin, bertanggung jawab, me- mulai dan mengakhiri main, Penataan alat dan bahan selama main seharusnya mendukung anak untuk membuat keputusan sendiri, mengembangkan ide, menuangkan ide menjadi karya nyata, mengembangkan kemampuan Penataan alat dan bahan main memungkinkan anak main sendiri, main berdampingan, main bersama dan main bekerja sama. 229Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Pijakan Pengalaman Main, pijakan ini dilakukan berdasarkan perkembangan anak. Empat tahap untuk pijakan pengalaman main yang bermutu 1. Pijakan Lingkungan Main • Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup tiga tempat main untuk setiap anak. • Merencanakan untuk intensitas dan densitas pengalaman. • Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main. • Sensorimotor, pembangunan dan main peran. • Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan. • Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif. 2. Pijakan Pengalaman Sebelum Main • Membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mengundang nara sumber. • Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung standar kinerja. • Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan. • Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main. • Menjelaskan rangkaian waktu main. • Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial. • Merancang dan menerapkan urutan transisi main. 3. Pijakan Pengalaman Main Setiap Anak • Memberikan anak waktu untuk mengelola dan meneliti pengalaman main mereka. • Mencontohkan komunikasi yang tepat. • Memperkuat dan memperluas bahasa anak. • Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan hubungan teman sebaya. • Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak. 4. Pijakan Pengalaman Setelah Main • Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya. • Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat. Dua hal penting diperhatikan dalam pelaksanaan BCCT, yaitu Intensitas bermain, sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman dalam tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun. Contoh Anak- anak dibolehkan untuk memilih dari serangkaian kegiatan main setiap hari yang menyediakan kesempatan untuk terlibat dalam main peran, pembangunan, dan sensorimotor; dan Densitas bermain, berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak. Contoh Anak dapat menggunakan cat di papan lukis, nampan cat jari, cat dengan kuas kecil di atas meja, dan sebagainya, untuk melatih keterampilan pembangunan sifat cair. Anak-anak dapat menggunakan balok unit, palu dengan paku dan kayu, sisa-sisa bahan bangunan dengan lem tembak, dan lego untuk berlatih keterampilan pembangunan 11 Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini4. Model Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak Bermain kreatif adalah kegiatan bermain yang memberikan kebebasan pada anak untuk berimajinasi,bereksplorasi dan menciptakan suatu bentuk kreativitas yang unik. Model ini merupakan hasil penelitian danpengembangan yang dilakukan oleh Yuliani Nurani sebagai bagian dari disertasi tahun 2005-2006. Model pembelajaran anak usia dini yang dapat mengakomodir pendekatan yang dilakukan untukmeningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar-preskripsi peningkatan pengetahuan, keterampilan,sensitifitas dan teknik pengelolaan pembelajaran. Dasar pengembangan adalah 1 Pembelajaran terpadu atautematik, 2 Pusat kegiatan belajar/Sentra, dan 3 pengelolaan kelas berpindah Moving class.Ciri Model Bermain Kreatif, yaitu sebagai berikutï‚ï€ Fase Berpikir Kreatif persiapan, inkubasi, iluminasi, dan Karakteristik Kreativitas kelancaran, kelenturan,keaslian, elaborasi, keuletan dan Penerapan Potensi Kecerdasan Jamak, yang merupakan ungkapan dari cara berpikir seseorang yang dapat dijadikan modalitas dalam belajar melalui bermain. Aspek Kecerdasan Jamak linguistik, logika-matema- tika, visual spasial, interpersonal, intrapersonal, musikal, kinestetik, naturalistik, spiritual. Bagan Desain Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak bagi Anak Usia Dini Sumber Yuliani Nurani, Pengembangan Model Program Kegiatan Bermain Berbasis Kecerdasan Jamak dalam Rangka Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Disertasi. Jakarta Program Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta, 2008216 231Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Bagan tersebut merupakan hasil pengembangan desain pembelajaran berbasis kecerdasan jamak bagi anak usia dini pada kelompok bermain yang mengacu pada model pengembangan desain pembelajaran dari Dick dan Carey yang dimodifikasi oleh Suparman 2001 21 untuk pemanfaatannya di Indonesia. ï‚ï€ Pengembangan Tema Terdiri dari landasan konseptual pengembangan tema, pengembangan tema dan sub tema, sebaran tema berdasarkan alokasi waktu per minggu, pengembangan kegiatan pada puncak tema, dan pelaksanaan pun- cak tema. Pengembangan Tema Besar Satu Tahun232BAB 11 Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia DiniHasil Pengembangan Sub Tema Keluarga Kebiasaan dalam keluarga Anggota keluarga dan tugasnyaï‚§ï€ Makan bersama ï‚§ï€ Ayah dan Ibuï‚§ï€ Beribadah doa bersama ï‚§ï€ Aku diri sendiriï‚§ï€ Hidup sehat mandi, gosok gigi, potong ï‚§ï€ Kakak dan Adik rambut, potong kuku, cuci rambut. ï‚§ï€ Pengasuh Kesukaan anggota keluargaku Aku dan Keluargaku Disiplin/Peraturan di keluargakuï‚§ï€ Makanan ï‚§ï€ Disiplin diri sendiriï‚§ï€ Minuman ï‚§ï€ Disiplin keluargaï‚§ï€ WarnaHasil Sebaran Tema dan Alokasi Waktu Jumlah Minggu Urutan Minggu ke- 4 Semester II Genap 19 Tema dan Sub tema Tema Aku dan Keluargaku 20 21 Tema Aku dan Keluargaku 22 Sub tema 1. Anggota keluargaku dan tugasnya. 23 2. Kesukaan anggota keluarga makanan, minuman, warna 3. Kebiasaan dalam keluargaku makan, beribadah dan hidup sehat 4. Tata tertib keluargaku Tema sisipan Hari spesial “ Family Day†233Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia DiniHasil Pengembangan Model Keterpaduan Bodily Kinestetic VisualSpatial I1 I H1 H2 H3 K1, k2 Logika Matematika Aku dan Keluargaku Intrapersonal F1,F2 4 minggu A 1, A 2 Lingustik Sub tema Interpersonal E1, E2, E3 Tugas anggota keluarga B3, B4, B5 Kesukaan anggota keluarga Kebiasaan dalam keluarga Tata tertib Musikal Naturalistik J1, J2 C1, C2 Spiritual D1, D2ï‚ï€ Perencanaan Kegiatan Bermain, Terdiri dari pengembangan satuan kegiatan mingguan dan satuan kegiatan harianï‚ï€ Pengembangan Bahan Belajar dan Bermain, Terdiri dari urutan kegiatan per minggu termasuk pertemuan pada puncak Asesmen Perkembangan Terdiri dari lembar instrumen yang berisi sejumlah indikator dari 9 aspek kecerdasan 11 Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia DiniProses Kegiatan BermainFase Persiapan Saat kegiatan sedang berlangsung, ibu guru membimbing anak agar dapat melakukankegiatan funcooking ini sendiri, hanya sesekali saja ibu guru menawarkan bantuan. Suasana kelas terlihatceria dan alat-alat permainan yang baru dikeluarkan, membuat anak antusias untuk mencoba. Saat kegiatanberlangsung sangat terlihat kreativitas masing-masing anak, hal ini menunjukkan bahwa suasana belajarseperti ini mampu memotivasi anak untuk mengembangkan kepercayaan diri, daya kreativitas, kemandiriandan memiliki inisiatif. CL6/M2H1.Fase Pematangan Guru menjelaskan proses membuat susu cara menuangkan dan mengaduk, guru jugamenjelaskan tentang sebab akibat jika menuangkan air kebanyakan, maka akan tumpah dan lain-lain. Halini dapat menambah pengalaman anak dan mengembangkan keterampilan hidup sehari-hari secara seperti ini juga dapat mengembangkan kesadaran personal anak, akan menumbuhkan kemandiriandalam diri anak serta keterampilan menolong diri sendiri, dan guru juga memotivasi anak untuk dapatmenunjukkan kompetensi diri anak CL7/M2H2.Fase Iluminasi Anak-anak mulai menakar dan menuangkan susu ke dalam gelas. Kemudian mengaduknyasendiri, ada yang mengaduk dari arah kiri ke kanan, ada juga yang sebaliknya. Seorang anak terlihat mengadukdengan kencang saat mengaduk dengan kencang saat butiran susu terlihat masih mengumpal di gelasnya. Adajuga anak perempuan yang terlihat menekan-nekan sendok pengaduk ke Veriï¬kasi Kedua ibu guru menyanyikan lagu â€aneka rasaâ€, anak ikut bernyanyi sambil berjoget seiramadengan suara lagu tersebut dari kaset. Sebelum berdoa guru mengadakan tanya jawab dengan beberapa anaktentang apa yang telah mereka lakukan selama seminggu ini. Bahkan ada anak yang dapat menceritakan langkahmembuat susu dan membuat wajah di roti. 235Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia DiniKegiatan Puncak TemaKegiatan puncak tema dikemas dalam sebuah acara hari keluarga bertema “Ceria Bersama Keluargaâ€. Latarbelakang dilaksanakannya puncak tema adalah 1 setelah tema tentang keluarga dilaksanakan selama 4minggu, maka sebagai puncaknya perlu diadakan kegiatan yang dapat menyatukan berbagai keterampilan yangtelah didapat oleh anak, 2 diharapkan melalui kegiatan ini anak semakin terjalin hubungan yang harmonisdan bersifat kekeluargaan antara pihak sekolah dan keluarga anak dan 3 nuansa kegiatan bersifat sederhanatetapi tetap memperhatikan untuk unsur kebebasan berekspresi, eksplorasi dan menyenangkan buat Anak kepada Lomba mencari jepit Ibu Ayah jemuran di baju ibu Kegiatan Puncak Tema Ceria bersama Keluarga Gerak dan LaguSandiwara Boneka Fun cooking bersama ayah 5. Model Stimulasi OED Observasi, Eksplorasi. dan Dikembangkan Metode OED sangat sesuai diterapkan pada anak usia lahir-2 tahun. Model stimulasi OED dikembangkan oleh Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono 20074-5 melalui penelitian longitudinal pada ketiga anaknya selama 20 tahun sejak tahun 1993-2013 dan sampai saat ini masih terus berproses. Dasar pengembangan model ini adalah pengembangan potensi anak sejak dini dan pembentukan kemanpuan awal anak lahir-2 tahun, usia selanjutnya merupakan pengembangan dari apa yangtelah terbentuk tersebut. Selain itu model ini lebih diutamakan untuk menstimulasi perkembangan fungsi panca indra sensori motor. Selanjutnya, Sujiono dan Sujiono 20074 berpendapat bahwa setiap anak pada dasarnya dilahirkan dengan membawa sejumlah potensi yang diwarisi dari kedua orang tua biologisnya. Potensi bawaan adalah berbagai kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak yang terbentuk sejak dari kandungan dan siap untuk ditumbuh kembangkan setelah dilahirkan melalui pemberian berbagai 11 Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Gambar Stimulus Perkembangan Berbasis Metode OEDMerujuk pada Sujiono dan Sujiono 20075 model stimulasi OED ini memiliki tiga langkah utama yaituObservasi, adalah kegiatan yang dilakukan oleh stimulator dalam rangka mengamati semua perilaku yangmuncul dari anak sebagai perwujudan dari potensi bawaan yang adalah kegiatan yang dilakukan oleh stimulator dalam rangka menggali sebanyak-banyaknyaperilaku yang muncul dari anak agar semua potensi yang tersembunyi dapat segera muncul sesuai denganmasa peka yang ditunjukkan oleh masing-masing adalah kegiatan yang dilakukan oleh stimulator dalam rangka mengoptimalkan potensiyang muncul sesuai dengan tahapan dan karakteristik perkembangan anak pada saat Model Kurikulum Anak Usia Dini Berdasarkan Rentang Usia Berbagai model pengembangan kurikulum seperti yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, perludipahami dengan seksama. Pemilihan dan pelaksanaan model tersebut sangat tergantung pada situasi dankondisi di lapangan serta rentang usia anak yang akan dilayani. Untuk itu perlu dilakukan analisis kebutuhantelebih dahulu agar model yang dipilih benar-benar sesuai dan tepat. Berikut dipaparkan alternatif modelkurikulum berdasarkan rentang usia yang sesuai dengan penjenjangan pendidikan di Model Pengasuhan Bersama pada Rentang Usia lahir – 2 tahun Berikut ini akan dipaparkan kegiatan nyata yang telah dilakukan pada salah satu Taman Pengasuhan AnakTPA yang sekaligus menjadi laboratorium bagi dosen dan mahasiswa pada program studi PG-PAUD, FIP,Universitas Negeri Jakarta. 237Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia DiniKegiatan TPA †Taman Tumbuh Kembang CERIA, Laboratorium PAUD-FIP-UNJâ€0800 – 0900 - Menyiapkan alat permainan. Menyambut kedatangan anak dan orang tua. - Jurnal pagi melihat perkembangan anak dan melakukan dialog dengan anak, kegiatan berupa menggambar, bercakap-cakap dan mendengarkan lagu-lagu klasik. - Clean up dilakukan guru dan murid. - Musik – circle time and story telling – music movement. - Makan pagi. Kegiatan dapat berubah setting0900 – 0930 Bermain bebas di luar, kegiatan gross motor outdoor.1000 – 1130 Circle time themes pengenalan konsep. Bercerita story telling. Pembagian kelompok. Waktu – 1230 - Clean up time - Makan biskuit/makanan ringan dan minum. - Recalling apa yang telah dilakukan/dikerjakan anak. - Bernyanyi. - Makan – 1245 Toiletting, membersihkan tubuh dan ganti – 1430 - Bercerita/membaca buku cerita. - Tidur – 1530 - Bangun tidur, mandi sore. - Makan – 1600 - Bermain bebas mainan sudah di setting di indoor/outdoor. - Bercerita/membaca buku cerita. - Jurnal sore melihat perkembangan anak dan melakukan dialog dengan anak, kegiatan berupa menggambar, bercakap-cakap, dan mendengarkan lagu-lagu anak. - Menunggu dijemput orang tua pulang. Kondisi Tahun 2007-20082. Model Pembelajaran Bermain Kreatif pada Rentang Usia 3-4 TahunBerikut akan dipaparkan kegiatan bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak yang telah dikembangkan danditeliti pada anak usia 3-4 tahun di kelompok bermain Yuliani Nurani, 2007314. Berikut ini dipaparkancontoh kegiatan Kelompok Bermain Tema Aku dan Keluargaku Sub tema Anggota keluargaku dan tugasnyaSemester II Ayah, ibu, saya, kakak, adik dan pengasuhMinggu/Hari ke 1/1Alokasi waktu – bbwiPembukaan Morning Meeting/Jurnal Pagi238 No Pertanyaan dan Jawaban 1. Apa yang menjadi pertimbangan penyederhanaan RPP? Guru-guru sering diarahkan untuk menulis RPP dengan sangat rinci sehingga banyak menghabiskan waktu yang seharusnya bisa lebih difokuskan untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri. 2.PAUD HI) Ps. 1, butir 1: SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal Ps. 5, ayat (23): Jenis Pelayanan Dasar pd SPM pendidikan Daerah kab/kota terdiri atas: a. pendidikan anak usia dini; b. pendidikan dasar; dan c. pendidikan kesetaraan
1 Saat anak mengeksplorasi dan mengamati, guru mengajukan pertanyaan menyelidik kepada anak. 2) Anak didorong dapat mengadaptasi pengetahuan sebelumnya untuk mempelajari informasi baru. 3) Mendorong anak-anak untuk mengamati situasi baru, memikirkan situasi, membuat makna situasi, kemudian menguji makna itu di dunia sekitar mereka.
.