4DAFTAR PUSTAKA Onong uchjana Effendy. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya. Reno Bachtiar & Edy Purnomo. 2007. p> Media presents to be a part of human life. The presence and the development of internet bring a new way of how to communite in social life. Social media presents and changes the communication paradigm in today's society. Communication in social media is not limited by distance, time, and space. It could happen anywhere, anytime, without having a face to face talking. Even social media can negate social status that is often as a barrier in communication. Social media has changed the world. Levels of communication merged into one container called a social media. The rise of many consequences must also be wary of, in the sense of social media opens up the opportunity of each individual involved in it to issue his opinion freely. However, self-control should be shared, in order to have freedom of communication which does not violate ethical boundaries and does not offend others. t tabel atau 2,945 > 2,013 dengan tingkat signifikasi dibawah 0,05 yaitu 0,005. Dengan demikian diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel efektivitas akun TikTok terhadap Pemberitaan media massa. Berdasarkan hasil nilai koefisien determinasi R menunjukkan nilai R sebesar = 15/9% . hal ini menunjukkan bahwa presentase efektivitas akun TikTok menyajikan pemberitaan Media massa di kalangan remaja Desa Bandar Lama Kabupaten Labuhanbatu Utara sebesar 15,9% dan sisanya 84,1% dipengaruhi oleh variabel independent lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian NisaNashihinNovelya Aleena RofaniMunawarohSocial Media is a bridge between the community and related agencies, as a place for exchanging information which will later affect the goals or feedback expected by both parties, because knowledge of social media is an urgency that is very much needed in the current era of the industrial revolution where all aspects of the digital twin technology or digital twin technology can create virtual versions of installations, processes and applications that exist in the real world, but this is not supported by the ability of students and female students who tend to be low in the use of technology. This service aims to provide skills and understanding for the students of Idhotun Nasyi'in Islamic Boarding School Sugihwaras Kalitengah to utilize social media as the main guide in processing news and information that aims to advance the Idhotun Nasyi'in Islamic Boarding School as well as a tool to expand the network of introductions about Pondok Idhotun Nasyi'in for the intended target community. This activity uses a contextual approach method, namely providing theoretical material first and followed by sorting out talents and interests belonging to two fields, namely Layouter and Journalism, followed by training related to these two fields. The results of this activity are the students' understanding of the stages of making online news, able to run from news design, news search, news processing and uploading news to social media NailufarThe objectives of this study are 1 What is the strategic role of Instagram soppenginfo in disseminating information in Soppeng Regency? 2 How is the soppenginfo information dissemination system so that it can become a medium of information in Soppeng Regency?. This research lasted for 1 month and is located in Soppeng Regency. The informants in this study were 15 students with different backgrounds and were the people of Soppeng Regency. This research method is a qualitative descriptive research method. Data collection techniques were carried out through in-depth interview techniques. The results of this study found that 1. The _soppenginfo_ account was very helpful for followers in meeting their information needs about events in Soppeng Regency. By conveying information that is easy to understand, _soppenginfo_'s strategy is not only to inform but also to educate and entertain his followers or followers. 2. In the information system, _soppenginfo_ provides information, education and entertainment faster than other media, which they can get right away if they follow the _soppenginfo_ account. With photo and video content flavored with captions so that the people of Soppeng Regency can easily understand and find out what is happening in their area, they can even connect to the rest of the world just by looking at the information published by _soppenginfo_Astinana YuliartiErma AriyaniSouth Kalimantan is one of the regions in Indonesia that has a high vulnerability to fire disasters. The Fire Disaster Management Agency is an agency that has a major role as an early warning system in the process of mitigating fire disasters in South Kalimantan. The purpose of this study was to determine the use of the five elements of communication according to Harold Laswell and information media as a public communication channel carried out by the Regional Disaster Management Agency/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD of South Kalimantan. The research method used was a qualitative descriptive approach. The results show that in the process of mitigating fire disasters in South Kalimantan Province, the Regional Disaster Management Agency/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD of South Kalimantan Province has carried out a public communication process by implementing all elements of communication and presenting Information Media as a communication channel through direct communication with the community in the area. disaster or using conventional communication channels such as leaflets, disaster pocketbooks as well as mass and digital media communication channels such as radio and social mediaYasraf PiliangAmirPiliang, Yasraf Amir. Dunia Yang Dilipat. Yogyakarta Jalasutra, Yogyakarya Mata Padi PressindoAspikomAspikom, Komunikasi Yogyakarya Mata Padi Pressindo, 2011. DAFTAR PUSTAKA Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations
ChapterPDF Available AbstractReference Buku Komunikasi Politik, Teori, Praktek dan Aplikasi di Era Media Baru oleh Umaimah Wahid, Penerbit Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2016 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Umaimah Wahid on Jun 24, 2020 Content may be subject to has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
DAFTARPUSTAKA AW, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Faqihuddin & Ummu Azizah. 2008. Referensi bagi Hakim Peradilan Agama tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Komnas Perempuan. Fitriana, Rika. 2012. Skripsi: Memahami Pengalaman Komunikasi Remaja Broken Home dengan Lingkungannya dalam Membentuk
Abstrak Keterampilan komunikasi interpersonal merupakan kemampuan yang diperlukan dalam upaya membangun relasi dan kemampuan komunikasi dengan orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran keterampilan komunikasi interpersonal mahasiswa Universitas Negeri Malang. Gambaran keterampilan tersebut akan dijadikan dasar pembuatan pelatihan atau intervensi pada masalah-masalah yang berhubungan dengan komunikasi interpersonal mahasiswa di Universitas Negeri Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus eksplanatori dengan cara pengumpulan data FGD dan observasi. Partisipan yang direncanakan untuk mengikuti penelitian ini sebanyak 30 orang mahasiswa dari 3 fakultas di Universitas Negeri Malang. Mahasiswa tersebut yang pernah mengalami masalah komunikasi interpersonal baik dengan civitas akademika. Analisis data yang digunakan untuk mengambil kesimpulan adalah analisis data tematik. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Guba's trustworthiness for qualitative research. Hasil penelitian ini memperlihatkan mahasiswa universitas negeri malang memiliki 1 ketidakmampuan menterjemahkan isi pesan yang akan dikirim dan diterima, 2 kurang mampu menyesuaikan diri dengan lawan bicara dan konteks komunikasi, 3 adanya keterkaitan kebiasaan lingkungan rumah, sekolah dan fakultas dan hubungan dengan lawan bicara dengan cara berkomunikasi, 4 memiliki kesulitan untuk mengelola emosi dan menyusun kalimat dan 5 memahami etika dan aturan yang ada, namun merasa tidak memerlukan tersebut ketika lawan bicara memahami maksud komunikasi. Kata kunci Keterampilan, Komunikasi Interpersonal, Dewasa awal, civitas akademika. Komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai kemampuan yang menghubungkan manusia sebagai bentuk dari komunikasi verbal. Komunikasi interpersonal juga dapat digunakan untuk membantu membangun hubungan dengan orang lain dalam situasi yang berbeda. Gesture seperti kontak mata, gerakan tubuh dan gerakan tangan juga merupakan bagian dari komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal melibatkan komunikasi tatap mata dengan cara yang sesuai dan bertujuan Knapp and Daly, 2002. Sedangkan Berne dalam Ramaraja 2012 menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam proses komunikasi interpersonal dapat menggambarkan pola komunikasi, manajemen, kepribadian dan perbuatan. Komunikasi verbal merupakan pusat dari hubungan sosial antar manusia dan menjadi bagian dari kajian psikoanalisis. Oleh karena itu, kecakapan dalam penggunaan Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Keterampilan Komunikasi Interpersonal Mahasiswa UM Indah Yasminum Suhanti Universitas Negeri Malang Dwi Nikmah Puspitasari Universitas Negeri Malang Rakhmaditya Dewi Noorrizki Universitas Negeri Malang Abstrak Keterampilan komunikasi interpersonal merupakan kemampuan yang diperlukan dalam upaya membangun relasi dan kemampuan komunikasi dengan orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran keterampilan komunikasi interpersonal mahasiswa Universitas Negeri Malang. Gambaran keterampilan tersebut akan dijadikan dasar pembuatan pelatihan atau intervensi pada masalah – masalah yang berhubungan dengan komunikasi interpersonal mahasiswa di Universitas Negeri Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus eksplanatori dengan cara pengumpulan data FGD dan observasi. Partisipan yang direncanakan untuk mengikuti penelitian ini sebanyak 30 orang mahasiswa dari 3 fakultas di Universitas Negeri Malang. Mahasiswa tersebut yang pernah mengalami masalah komunikasi interpersonal baik dengan civitas akademika. Analisis data yang digunakan untuk mengambil kesimpulan adalah analisis data tematik. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Guba’s trustworthiness for qualitative research. Hasil penelitian ini memperlihatkan mahasiswa universitas negeri malang memiliki 1 ketidakmampuan menterjemahkan isi pesan yang akan dikirim dan diterima, 2 kurang mampu menyesuaikan diri dengan lawan bicara dan konteks komunikasi, 3 adanya keterkaitan kebiasaan lingkungan rumah, sekolah dan fakultas dan hubungan dengan lawan bicara dengan cara berkomunikasi, 4 memiliki kesulitan untuk mengelola emosi dan menyusun kalimat dan 5 memahami etika dan aturan yang ada, namun merasa tidak memerlukan tersebut ketika lawan bicara memahami maksud komunikasi. Kata kunci Keterampilan, Komunikasi Interpersonal, Dewasa awal, civitas akademika. Komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai kemampuan yang menghubungkan manusia sebagai bentuk dari komunikasi verbal. Komunikasi interpersonal juga dapat digunakan untuk membantu membangun hubungan dengan orang lain dalam situasi yang berbeda. Gesture seperti kontak mata, gerakan tubuh dan gerakan tangan juga merupakan bagian dari komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal melibatkan komunikasi tatap mata dengan cara yang sesuai dan bertujuan Knapp and Daly, 2002. Sedangkan Berne dalam Ramaraja 2012 menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam proses komunikasi interpersonal dapat menggambarkan pola komunikasi, manajemen, kepribadian dan perbuatan. Komunikasi verbal merupakan pusat dari hubungan sosial antar manusia dan menjadi bagian dari kajian psikoanalisis. Oleh karena itu, kecakapan dalam penggunaan Pola Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Universitas Negeri Malang 80 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 bahasa dan komunikasi interpersonal dapat membantu individu untuk lebih memahami situasi sosial dan bertindak dan menyelesaikan masalah sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Komunikasi interpersonal dapat dibagi menjadi tiga kategori; keterlibatan, kendali/kontrol dan kelekatan. Keterlibatan merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kepuasan hubungan dengan orang lain dan memiliki keterlibatan yang cukup serta rasa saling memiliki; kontrol merupakan wujud lain dari kebutuhan untuk mempengaruhi dan menunjukkan adanya kekuatan; serta yang terakhir adalah kelekatan, yang berarti merupakan kebutuhan untuk menjalin persahabatan, kedekatan dan cinta. Setiap individu memiliki kebutuhan interpersonal yang berbeda. Kesadaran akan kebutuhan interpersonal dari individu akan membantu untuk lebih dapat memahami perilaku komunikasi yang mereka miliki Schutz dalam Ramaraja 2012. Rubin et al. dalam Sun Gwen Hullman & Yin Wang, 2011 menyatakan terdapat enam alasan utama individu melakukan komunikasi interpersonal, yakni kontrol, kelekatan, inclusion keterlibatan, relaksasi, melarikan diri dan kesenangan. Kontrol, keterlibatan, dan kelekatan merupakan dorongan utama yang dapat memenuhi kebutuhan ego, hubungan sosial dan kebutuhan akan rasa aman. Relaksasi dan upaya melarikan diri merupakan hal yang dapat mengurangi stres, sedangkan rasa senang berfungsi untuk membangkitkan motif atau dorongan. Dalam komunikasi interpersonal sehari-hari, seorang individu akan dapat mengembangkan beberapa aspek sosial emosionalnya seperti; adanya keterlibatan dengan lawan bicara yang lebih intens sehingga dapat memunculkan kepuasan dalam berhubungan sosial, digunakannya kontrol diri sebagai bagian dari upaya mewujudkan kondisi lingkungan sesuai dengan nilai dan aturan yang berlaku dan juga lahirnya kedekatan yang merujuk pada keharmonisan hubungan antar individu. Komunikasi interpersonal yang efektif akan memberi dampak positif kepada lingkungan dan meminimalisir adanya gesekan dengan aturan formal yang dianut oleh individu lainnya. Komunikasi interpersonal yang efektif dapat dicapai dengan keterampilan komunikasi interpersonal yang baik. Keterampilan komunikasi interpersonal adalah kemampuan untuk melakukan komunikasi secara efektif dengan orang lain Devito, 2013. Keterampilan komunikasi interpersonal berisi tentang pengetahuan tentang aturan – aturan dalam komunikasi non verbal seperti sentuhan, kedekatan fisik, pengetahuan cara berinteraksi sesuai dengan konteks, memperhatikan orang yang berkomunikasi dan memperhatikan volume suara. Aturan – aturan tersebut berisi etika. Etika tersebut merupakan unsur yang harus diperhatikan dalam keterampilan komunikasi interpersonal Devito, 2013. Keterampilan komunikasi interpersonal diperlukan dalam semua jenis komunikasi interpersonal, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung. Komunikasi interpersonal tidak langsung adalah komunikasi yang terjadi melalui media, seperti surat, telepon atau online daring. Komunikasi interpersonal tidak langsung dengan media daring adalah pilihan yang paling banyak digunakan saat ini. Mayoritas pengguna komunikasi daring ini adalah generasi Valkenberg dan Jochen 2011 komunikasi daring menarik bagi pemuda karena beberapa faktor yakni; dibandingkan komunikasi tatap muka komunikasi daring meningkatkan pengendalian dari presentasi diri dan keterbukaan diri, individu akan merasa lebih aman, lebih bebas dalam menjalin interaksi interpersonal dari pada berinteraksi langsung dengan tatap muka. Hal ini sangat penting apalagi bagi individu yang merasa malu Indah Yasminum Dwi Nikmah Puspitasari Rakhmaditya Dewi Noorrizki 81 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 dan memiliki hambatan sosial ketika berkomunikasi secara langsung. Bagian dari komunitas orang muda tersebut adalah mahasiswa. Keterampilan komunikasi interpersonal yang dilakukan mahasiswa dapat dilakukan dengan baik karena mahasiswa memiliki karakteristik mulai berpikir luas dan kompleks, berpikir kritis, mampu menyeimbangkan kognisi dan emosi, menjalin relasi berdasarkan nilai – nilai dan ikatan yang lebih kuat, menghargai perbedaan, mengambil resiko, pengambilan keputusan berdasarkan konsekuensi masa depan dan mempertimbangkan dampak keputusannya bagi orang lain disekitar Simpson, 2010. Dengan karakteristik tersebut, mahasiswa memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan dengan pertimbangan yang matang. Mahasiswa diharapkan mampu mempertimbangkan bagaimana keputusannya berdampak bagi orang lain di lingkungan sekitar, hal ini termasuk cara berkomunikasi interpersonal yang lebih efektif ketika berhubungan dengan orang lain. Pada kenyataannya banyak permasalahan yang muncul terkait dengan cara mahasiswa berkomunikasi interpersonal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini terkait dengan keterampilan mahasiswa dalam melakukan komunikasi interpersonal. Pengamatan singkat telah menemukan bahwa para pengajar di lingkungan UM mempertanyakan cara mahasiswa berkomunikasi dengan civitas akademika. Mahasiswa memiliki persoalan dengan civitas akademika ketika melakukan komunikasi secara langsung atau melalui pesan tertulis dalam SMS, whatsapp WA dan e-mail kepada civitas akademika yang lain. Mahasiswa terkesan kurang memperhatikan tata bahasa yang benar secara lisan maupun tertulis kepada civitas akademika, seperti dalam penggunaan kalimat yang tidak mengindahkan tata kesopanan sebagaimana yang biasa dilakukan dalam komunikasi formal. Palupi dkk 2016 mengadakan penelitian tentang cara komunikasi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang FPPsi. Mereka menemukan bahwa pengajar di FPPsi mengeluh akibat cara berkomunikasi mahasiswa yang dinilai kurang sopan. Bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan tata cara komunikasi yang orang yang lebih tua. Pengajar merasa mahasiswa seperti berkomunikasi dengan teman sebayanya. Hal yang unik muncul ketika Palupi dkk tersebut melakukan pendalaman cara berkomunikasi dengan mahasiswa. Mahasiswa tersebut menyadari bahwa mereka kurang baik dalam hal berkomunikasi. Menurut mahasiswa yang diwawancara oleh Palupi dkk., komunikasi yang kurang sopan adalah komunikasi yang dilakukan melalui media daring, tidak memperhatikan lawan bicara dan cenderung menggunakan bahasa daerah. Hal ini menjadi unik karena, mahasiswa tersebut paham mereka tidak terlalu baik dalam keterampilan komunikasi interpersonal, namun, mereka tetap mengulangi hal tersebut. Permasalahan tentang keterampilan komunikasi interpersonal tersebut tidak hanya dirasakan oleh civitas akademika di FPPsi UM saja, tapi juga di beberapa fakultas yang ada di UM. Hasil diskusi dengan civitas akademika di Fakultas Ilmu Sosial FIS dan Fakultas Ilmu Keolahragaan FIK memperlihatkan adanya keluhan tentang keterampilan komunikasi interpersonal, khususnya melalui media daring. Hal selanjutnya yang terlihat adalah, baik untuk FPPsi, FIS dan FIK, keluhan yang muncul ditujukan pada banyak mahasiswa yang identitasnya sama. Sehingga bisa dilihat bahwa keterampilan komunikasi interpersonal yang buruk tidak terjadi pada semua mahasiswa, tetapi sejumlah mahasiswa lebih dari lima orang. Pola Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Universitas Negeri Malang 82 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 Permasalahan keterampilan komunikasi interpersonal tersebut, membuat interaksi yang terjadi antara civitas akademika dengan mahasiswa tidak berjalan lancar. Civitas akademika cenderung marah dan menarik diri dari mahasiswa. Keadaan tersebut membuat proses belajar mengajar dan diskusi ilmiah tidak berjalan lancar. Proses belajar mengajar yang tidak berjalan lancar menyebabkan transfer pengetahuan terhambat dan masa studi mahasiswa pun dihambat. Oleh karena itu dirasa perlu untuk mendalami permasalahan tentang keterampilan komunikasi interpersonal mahasiswa di FPPsi, FIS dan FIK UM. Hal yang perlu didalami berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki mahasiswa tentang keterampilan komunikasi interpersonal, penyebab dan faktor yang membuat mereka memiliki masalah dengan keterampilan komunikasi interpersonal. Pendalaman akan diarahkan pada mahasiswa yang diketahui memiliki masalah dalam keterampilan komunikasi interpersonal. Titik pijakan dalam usaha pendalaman tersebut adalah penelitian keterampilan komunikasi interpersonal pada dewasa awal dilakukan oleh Gobler dkk 1999. Mereka melihat bahwa remaja akhir yang memasuki periode dewasa awal memiliki pola komunikasi yang tidak efektif. Pola yang tidak efektif tersebut terlihat dalam bentuk komunikasi yang dilakukan oleh subyek penelitian, yaitu pola berulang tidak fokus pada topik yang sedang didiskusikan, pola berulang untuk mempertahankan pendapat secara kuat, pola berulang untuk tidak mendengarkan pembicaraan dan pola berulang yang lebih menekankan pada konten secara kognitif tetapi tidak mempertimbangkan aspek perasaan dari orang lain. Pola komunikasi ini mengawali usaha untuk mengungkap keterampilan komunikasi interpersonal mahasiswa FPPsi, FIS dan FIK tersebut. Hasil Gobler dkk tersebut akan diperkuat oleh konsep Devito 2013 tentang unsur – unsur yang mempengaruhi keterampilan komunikasi interpersonal. Keterampilan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah cara manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Komunikasi interpersonal mengacu pada pemahaman dan penerapan proses mengirim dan menerima pesan baik verbal dan nonverbal Wilkins, 2015. Komunikasi interpersonal berfokus pada proses interaksi individu daripada konten verbal dari interaksi tersebut. Termasuk dalam proses interaksi tersebut adalah pertukaran pesan baik secara verbal maupun non-verbal, dan pengalaman antar individu dalam berkomunikasi Ramaraju, 2012. Interaksi yang ada dalam komunikasi interpersonal memiliki muatan afeksi. Komunikasi ini merupakan pesan verbal yang diberikan pengirim pesan kepada penerima pesan disertai faktor afeksi yang disadari oleh masing – masing pihak yang berperan aktif dalam proses komunikasi Johnson & Johnson dalam Basuki, 2005, sehingga dapat dilihat adanya aspek pribadi dalam proses komunikasi interpersonal. Aspek pribadi dalam komunikasi interpersonal memudahkan manusia untuk mengenal lebih dalam manusia lain Basuki, 2005. Pengenalan tersebut membuat proses interaksi danemenuhan kebutuhan manusia dapat berjalan dengan baik. Untuk melakukan komunikasi interpersonal yang baik dan efektif, diperlukan keterampilan melakukan melibatkan unsur – unsur pribadi tersebut kedalam komunikasi. Menurut Gardner dalam Suhaimi, dkk, 2014 keterampilan komunikasi interpersonal mengacu pada kemampuan individu untuk berkomunikasi secara kooperatif dalam kelompok, Indah Yasminum Dwi Nikmah Puspitasari Rakhmaditya Dewi Noorrizki 83 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 baik verbal maupun non-verbal. Seseorang yang memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang efektif akan peka terhadap perasaan dan emosi orang lain di sekelilingnya. Kemampuan ini merupakan ukuran dari kualitas seseorang dalam berkomunikasi interpersonal yang meliputi pengetahuan tentang aturan – aturan dalam komunikasi non verbal, seperti sentuhan dan kedekatan fisik, pengetahuan tentang berinteraksi sesuai konteks, memperhatikan orang yang diajak berkomunikasi, memperhatikan volume suara Devito, 2013. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Komunikasi Interpersonal Banyak penulis yang menulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan komunikasi interpersonal. Suranto 2011 menulis tentang sumber, encoding, pesan, saluran, penerima, decoding, respon, gangguan dan konteks komunikasi ruang, waktu, nilai. Ada pula penulis yang memasukkan unsur budaya. Lusa 2009 menulis tentang faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah latar belakang budaya, ikatan kelompok, harapan, pendidikan, situasi ekologi, penataan ruang, temporal, susunan prilaku, teknologi, faktor sosial, psikososial dan stimulus. Perbedaan budaya, globalisasi, restukturisasi organisasi, pekerja dengan spesialisasi tertentu tertentu, dan perkembangan teknologi berkontribusi dalam keterampilan interpersonal saat ini Ramaraja, 2012. Pada penelitian ini, pijakan awal untuk melihat hal – hal yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah Devito 2013. Devito menjelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam model komunikasi interpersonal, yaitu 1. Pengiriman dan Penerimaan Pesan Dalam proses komunikasi, terdapat proses mengrim dan menerima pesan. Agar komunikasi berjalan lancar, maka individu harus mampu menerjemahkan kembali pesan-pesan yang dikirimkan menjadi ide-ide. Kegagalan komunikasi terjadi ketika pesan-pesan tidak dapat diterima atau diterjamahkan oleh penerima pesan. 2. Kompetensi Kompetensi interpersonal diperlukan dalam proses komunikasi yag bersifat timbal balik. Komptensi interpersonal adalah kemampuan penyesuaian diri dalam berkomunikasi berdasarkan pada konteks interaksi dan berdasarkan pada konteks orang yang menjadi teman berkomunikasi. 3. Pesan Dalam komunikasi pesan harus dikirim dan diterima. Pesan dapat berbentuk suara gambar, aroma atau gabungan dari semuanya. Selama proses komunikasi terjadi pertukaran umpa balik antar komunikator. Berdasarkan penilaian terhadap umpan balik tersebut,komunikator dapat menyesuaikan, menambah, menguatkanatau mengubah isis suatu pesan. 4. Saluran komunikasi Saluran komunikasi adalah perantara ang menjadi jalan untuk penyampaian sebuah pesan. Umumnya dalam komunikasi seorang komunikator memberdayagunakan lebih dari stu saluran secara simultan. Contohnya dalam komunikasi tatap muka, saluran komunikasi terdiri dari saluran suara, visual dan penciuman. 5. Bising Pola Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Universitas Negeri Malang 84 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 Bising adalah segala sesuatu yang dapat mengganggu pengiriman pesan. Terdapat 3 jenis bising, yaitu bersifat fisik, psikologis, dan semantic. Cara untuk mengurangi bising adalah melalui pemilihan kaimat yang efektif, peningkatan kemampuan meneima maupun mengirim pesan, dan peningkatan kemampuan perseptual, pendengaran dan penerimaan umpan balik. 6. Konteks Konteks memberi pengaruh pada bentuk da nisi komunikasi. Konteks komunikasi sekurangnya memiliki empat diensi, yaitu dimensi fisik, temporal, sosial psikologis, dan budaya. 7. Dampak Setiap proses komunikasi selalu memiliki dampak terhadap individu yang terlibat dalam proses komunikasi. Apabila komunikasi memberidampak pada lingkungan atau konteks, maka dampak itu akan dirasakan pula oleh partisipan. 8. Etika Etika komunikasi adalah kriteria penilaian baik-buruk berkenaan dengan suatu tindakan komunikasi. Dalam komunikasi interpersonal, yang merupakan perwujudan hubungan antar manusia, mensyaratkan dihormatinya prinsip-prinsip yang terkandung dalam etika komunikasi. Etika komunikasi bergantung pada filsafat hidup dan nilai-nilai yang dimiliki individu, selain itu unsur-unsur umum dapat dijadikan patokan etika dalam berkomunikasi. Pemilihan unsur – unsur milik Devito tersebut dikarenakan adanya hal – hal yang selaras dengan keterampilan komunikasi interpersonal. Keselarasan tersebut tampak pada aspek kemampuan yang terdapat pada unsur yang dikemukakan oleh Devito. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan penyesuaian diri yang dilakukan oleh pihak – pihak yang berkomunikasi berdasarkan konteks interaksi dan lawan bicara. Unsur ini sesuai dengan definisi keterampilan komunikasi interpersonal yang telah dituliskan pada bagian atas. Selain itu, unsur etika juga selaras dengan fokus keterampilan komunikasi interpersonal tentang aturan – aturan komunikasi. Faktor budaya juga akan dimasukkan sebagai pijakan awal dalam penelitian ini. Budaya merupakan unsur yang ada dalam kehidupan sehari – hari dan berkontribusi dalam proses komunikasi manusia. Perbedaan budaya, globalisasi, restukturisasi organisasi, pekerja dengan spesialisasi tertentu tertentu, dan perkembangan teknologi berkontribusi dalam keterampilan interpersonal saat ini Rajamaraja, 2012. Dewasa Awal Karakteristik Dewasa Awal Masa dewasa awal berkisar antara usia 18-26 tahun. Masa dimana individu meraih kematangan dan perubahan. Masa dewasa awal adalah masa peralihan antara masa remaja dan masa dewasa. Secara fisik perubahan yang terjadi tidak menyolok seperti masa anak-anak atau remaja namun terjadi secara bertahap. Individu mulai mendapatkan berat badan yang stabil. Selain itu tidak ada perubahan fisik yang dramatis terjadi Bonnie dkk, 2015. Indah Yasminum Dwi Nikmah Puspitasari Rakhmaditya Dewi Noorrizki 85 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 Kognitif dan psikologis pada masa dewasa lebih menjadi fokus dibandingkan dengan perkembangan fisiknya. Secara umum pada masa awal individu akan membutuhkan waktu pertimbangan yang lebih lama untuk memutuskan sesuatu yang sulit, pemberian hadiah sedikit pengaruhnya untuk memunculkan perilaku dibandingkan dengan saat remaja, lebih sensitif terhadap biaya potensial terkait perilakunya, dan dapat mengontrol impuls-impulsnya dengan lebih baik. Pada masa ini individu dewasa awal berkesempatan untuk membentuk peran-peran baru dan tanggung jawab di lingkungan sosialnya Bonnie dkk, 2015. Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dewasa Awal Keterampilan komunikasi interpersonal dewasa awal terkait dengan media komunikasi yang ada saat ini. Masa dewasa awal saat ini erat berkaitan dengan komunikasi melalui media sosial yang terhubung dengan internet. Masalah yang ditemukan terkait dengan fenomena tersebut adalah dalam komunikasi sehari-hari individu cenderung melakukan penyelesaian masalah dengan mengakses sosial media atau pesan singkat sehingga mengurangi komunikasi tatap muka. Dengan kata lain hubungan sosial yang langsung bertatap muka tergantikan oleh cara daring atau melalui media sosial. Menurut Drusesell 2012 keadaan ini menyebabkan tanggung jawab secara personal ketika berhadapan dengan orang lain menjadi berkurang karena melalui media sosial, individu tidak lagi berhadapan secara langsung. Masalah komunikasi lainnya dihadapi oleh dewasa awal di lingkungan pendidikan. Usia dewasa awal adalah usia masuk perguruan tinggi. Di perguruan tinggi, dewasa awal berhadapan dengan proses belajar mengajar yang memerlukan kemampuan komunikasi interpersonal efektif dengan civitas akademika. Seringkali, komunikasi interpersonal tersebut tidak berjalan dengan baik dan efektif. Palupi dkk. 2016 menemukan adanya keluhan dosen FPPsi di UM terhadap cara komunikasi interpersonal mahasiswa dewasa awal. Menurut para dosen, komunikasi yang dilakukan mahasiswa cenderung tidak sopan. Secara langsung dan tidak langsung, hal tersebut mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Ernawati & Tjalla 2009 menemukan adanya hubungan antara prestasi belajar dengan komunikasi belajar. Semakin tinggi prestasi belajar semakin tinggi komunikasi interpersonal. Semakin rendah prestasi belajar, maka semakin rendah komunikasi interpersonal mahasiswa. Studi mengenai keterampilan komunikasi interpersonal telah beberapa kali dilakukan. Penelitian mengenai pola keterampilan komunikasi interpersonal pada remaja akhir dan dewasa awal dilakukan oleh Grobler, Myburgh & Peppenoel 1999. Mereka melakukan penelitian pada individu berusia 17 tahun keatas tentang cara berkomunikasi interpersonal. Tujuan mereka melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data terkait dengan permasalahan komunikasi interpresonal. Berdasarkan data tersebut kemudian mereka akan merancang intervensi yang untuk membantu individu yang mengalami permasalahan komunikasi interpersonal. Grobler dkk tersebut mendapatkan hasil adanya kemunculan pola yang berulang pada hilang fokus pada topik yang sedang didiskusikan, mempertahankan pendapat secara kuat, tidak mendengarkan pembicaraan dan penekanan konten secara kognitif tetapi tidak mempertimbangkan aspek perasaan dari orang lain. Hal ini dilihat oleh Gobler dkk sebagai komunikasi interpersonal yang tidak efektif pada dewasa awal. Gobler dkk kemudian menyarankan untuk meningkatkan kefektifan komunikasi dewasa awal melalui Pola Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Universitas Negeri Malang 86 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 intervensi. Studi ini merupakan pijakan awal penelitian ini dalam pengumpulan data tentang keterampilan komunikasi interpersonal dewasa muda. Intervensi untuk komunikasi interpersonal dewasa awal didapatkan melalui keterampilan komunikasi interpersonal. Keterampilan ini dapat membantu meningkatkan kefektifan komunikasi interpersonal karena Grobler 1999 menyatakan bahwa kaum remaja dan dewasa awal memiliki kemampuan komunikasi interpersonal apabila diberikan kesempatan dan difasilitasi dengan baik. Uraian diatas memperlihatkan bahwa keterampilan komunikasi interpersonal pada dewasa awal, saat ini, belum dapat meningkatkan kefektifan hubungan komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal yang mereka lakukan memiliki pola yang sama, yaitu tidak fokus pada topik pembicaraan, tidak memperhatikan aspek perasaan lawan bicara, tidak mau mendengarkan lawan bicara dan suka mempertahankan pendapat sendiri. Komunikasi interpersonal yang sangat sering dilakukan oleh masa dewasa awal melalui media daring. Hal ini juga membuat komunikasi yang berjalan tidak efektif karena kurangnya tanggung jawab atas proses komunikasi yang terjadi. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian kualitatif digunkan untuk menggali motif-motif tersembunyi dari perilaku subjek penelitian. Metode penelitian kualitatif yang akan digunakan adalah metode studi kasus . Studi kasus bertujuan untuk memahami dinamika yang terjadi dalam kasus yang menjadi fenomena penelitian Wilig, 2008. Metode studi kasus yang akan digunakan adalah studi kasus eksplanatori, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mendalam mengenani fenomena yang menjadi fokus penelitian. Tahapan penelitian Dalam penelitian ini akan dilakukan 4 tahap yaitu 1 Tahapan pertama peneliti melakukan observasi awal mengenai keterampilan komunikasi interpersonal dewasa awal yang berada di lingkungan Universitas Negeri Malang. Hal itu dilakukan untuk memperkuat latar belakang fenomena dan informasi awal mengenani keterampilan komunikasi dewasa awal. Selain itu peneliti juga melakukan pendalaman teoritik yang didapat dari kajian literature dari buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah. Selain itu peneliti juga akan melakukan penyusunan instrument pengumpulan data. 2 Tahap kedua peneliti melakukan proses pengambilan data di lapangan. Pengambilan data akan dilakukan secara bertahap di 9 fakultas yang ada di Universitas Negeri Malang. 3 Tahap ketiga data yang didapatkan dari pengumpulan data akan diorganisasikan dan akan dilakukan analisis data. Analisis data akan diikuti dengan proses triangulasi data untuk menjamin keabsahan data yang didapatkan. 4 Tahap keempat tahap akhir ini akan dilakukan penarikan kesimpulan dari analisis hasil dan penulisan laporan penelitian. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Universitas Negeri Malang. Partisipan penelitian akan diambil dari 3 fakultas yang ada di Universitas Negeri Malang. Teknik pengumpulan data Indah Yasminum Dwi Nikmah Puspitasari Rakhmaditya Dewi Noorrizki 87 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 Data yang digunakan untuk penelitian merupakan data primer yang akan dikumpulkan menggunakan teknik observasi dan FGD focus group discussion. Karakteristik partisipan yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah 1 mahasiswa Universitas Negeri Malang angkatan 2014-2017, dan 2 pernah mengalami masalah komunikasi interpersonal dengan civitas akademika. Analisis data Analisis data yang digunakan adalah analisis data tematik. Analisis data tematik adalah analisis yang dilakukan dengan mengelompokkan tema – tema yang muncul pada data kualitatif. Analisis data tematik dapat digunakan untuk model penelitian etnografi, deskriptif, fenomenologi dan studi kasus. Keabsahan Data Keabsahan data adalah sebuah kegiatan untuk melihat keakuratan dan ketetapan sebuah data menggambarkan sebuah aspek atau fenomena. Dalam penelitian kualitatif hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pengumpulan data yang akurat dan terpercaya. Keabsahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan Guba’s model for trustworthines Shenton, 2004. Guba memberikan model untuk melakukan evaluasi terhadap penelitian kualitatif, yaitu credibility in preference to internal validity, transferability in preference to external validity/generalisation, dependanbility in preference to reliability dan confirmability in preference to objectivity. Credibility dapat dicapai dengan cara member check, triangulasi dengan sumber partisipan yang berbeda dan observasi lapangan awal. Transferability dapat dilihat melalui pencatatan yang baik untuk mempertahankan deskripsi fenomena dan konteks penelitian. Dependanbility dapat lihat melalui pendalaman terhadap metode penelitian sehingga dapat diulangi oleh peneliti lain dan confirmability dapat dicapai dengan triangulasi, penggunaan matrix data dan pendalaman metode penelitian. Pembahasan dan Kesimpulan Dalam menyajikan hasil penelitian, peneliti menggunakan matriks untuk memperlihatkan rangkuman tema yang muncul dari tiga proses Focus Group Discussion FGD. Setelah itu, tema – tema yang muncul dijelaskan lebih terperinci. Tema – tema yang muncul disesuaikan dengan panduan FGD yang dibuat berdasarkan unsur – unsur keterampilan komunikasi interpersonal De Vito. Tabel 1. Matriks Hasil Penelitian Pengiriman dan penerimaan pesan Kemampuan menterjemahkan kembali pesan yang akan disampaikan / diterima kedalam ide – ide sederhana Tidak mampu menterjemahkan pesan Cukup mampu menterjemahkan pesan Cukup mampu menterjemahkan pesan. Kemampuan menyesuaikan diri dalam interaksi dan berhadapan dengan figure dalam komunikasi Kurang mampu menyesuaikan diri dalam komunikasi Cukup mampu menyesuaikan diri dalam komunikasi Cukup mampu menyesuaikan diri dalam komunikasi Pola Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Universitas Negeri Malang 88 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 Kemampuan memilih dan menggunakan bentuk pesan dalam komunikasi. Bentuk pesan meliputi suara / lisan, tulisan dan gambar Kurang mampu memilih dan menggunakan bentuk pesan dalam berkomunikasi. Pesan yang sering digunakan adalah tulisan melalui media sosial dengan menggunakan gambar. Tulisan panjang dalam media sosial untuk semua figure menjadi pilihan semua peserta FGD. Pesan lisan melalui telepon menjadi pilihan terakhir jika pesan yang disampaikan dirasa penting untuk diri peserta FGD. Kemampuan memilih dan menggunakan media dalam berkomunikasi Media sosial dipilih untuk melakukan komunikasi dengan semua figure dalam semua konteks interaksi. Media sosial yang selalu digunakan adalah whatsapp, Line dan BBM. Mereka jarang menggunakan email dalam berkomunikasi. Gangguan yang ada dalam komunikasi meliputi fisik, psikologis dan semantik. Kemampuan untuk meminimalisir gangguan tersebut. Peserta FGD memiliki kesulitan untuk menyusun kalimat dan tanda baca baik secara lisan dan tulisan. Peserta FGD juga sering kesulitan untuk mengelola emosi ketika membaca dan mengirim pesan. Gangguan fisik yang sering dirasakan oleh peserta FGD adalah cara komunikasi lisan yang cepat atau lambat. Kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan mempertimbangkan dimensi fisik, temporal, sosial psikologis dan budaya Peserta FGD dalam komunikasi mempertimbangkan budaya. Mereka melakukan komunikasi dengan melihat bagaimana cara interaksi yang terjadi di lingkungan fakultas mereka, termasuk tata hubungan dan figur dosen. Hal yang kurang mereka pertimbangkan adalah temporal dan fisik. Kemampuan untuk mengidentifikasi dampak yang akan terjadi pada pengirim dan pemberi pesan. Peserta FGD paham akan dampak yang akan terjadi dari proses komunikasi. Mereka dapat membedakan komunikasi efektif dan tidak efektif. Mereka memilih untuk menggunakan komunikasi yang tidak efektif karena kebiasaan dan kecepatan tujuan mereka tercapai. Kemampuan untuk menggunakan nilai – nilai sopan santun dan moral dalam komunikasi Peserta FGD paham tentang nilai yang perlu diberikan dalam proses komunikasi. Mereka dapat membedakan komunikasi efektif yang beretika. Mereka memilih tidak menggunakan etika karena kebiasaan dan kecepatan tujuan mereka tercapai. Pada matriks diatas terlihat bahwa bahwa peserta FGD paham tentang bentuk komunikasi interpersonal yang efektif. Mereka paham akan dampak yang akan dirasakan oleh penerima dan pengirim pesan dengan bentuk komunikasi yang mereka gunakan. Mereka juga mengetahui bahwa dalam komunikasi, penting untuk memperhatikan sopan santun dan etika. Namun, mereka memiliki kesulitan untuk 1 memahami isi pesan yang diterima dan akan disampaikan, 2 penyesuaian diri terhadap konteks interaksi dan figur, 3 memilih bentuk dan media penyampai pesan yang sesuai. DAFTAR PUSTAKA Committee on Improving the Health, Safety, and Well-Being of Young Adults; Board on Children, Youth, and Families; Institute of Medicine; National Research Council; Bonnie RJ, Stroud C, Breiner H, editors. Investing in the Health and Well-Being of Young Adults. Washington DC National Academies Press US; 2015 Jan 27. 2, Indah Yasminum Dwi Nikmah Puspitasari Rakhmaditya Dewi Noorrizki 89 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 Young Adults in the 21st Century. Available from Devito, Joseph A. 2013. The Interpersonal Communication Book Pearson Drussel, John. 2012. Social Networking and Interpersonal Communication and Conflict Resolution Skills among College Freshmen. Master of Social Work Clinical Research Papers. Paper 21. Fleming, J. 2004. Erikson’s psychosocial developmental stages. JS Fleming, Psychological Perspectives on Human Development. Grobler, S. 1999. Adolescent interpersonal communication patterns. Curationis, 224, 35-40. Hummert, Mary Lee & Teri A. Garstka, Ellen Bouchard Ryan & Jaye L. Bonnesen. 2004. Handbook of Communication and Aging Research, second edition. The Role of Age Stereotypes in Interpersonal Communication. Lawrence Erlbaum Associate Publishers. New Jersey. Jekielek, S., Brown, B., & Trends, C. 2005. The transition to adulthood Characteristics of young adults ages 18 to 24 in America. The Annie E. Casey Foundation, Population Reference Bureau and Child Trends. Knapp, Mark L. & Daly John Augustine. 2002. Handbook of Interpersonal Communication, Cambridge University Press. New York. Lusa. 2009. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi online. Tersedia di Palupi, Juwita., Hidayat, M. Fajar., Subiyantini, Devi. & Rizky, Putri. 2016. Proceeing Seminar Nasional Psikologi Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas. Hal. 28 Ramaraja, S. 2012. Psychological Perspectives on Interpersonal of Arts, Science & Commerce, International Refereed Research Journal Issue-42, Page 68-73. Ramaraju., S. 2012. Psychological Perspectives On Interpersonal Communication. Journal of Arts, Science & Commerce, Vol.– III, Issue–42,October 2012[68] Shenton., Andrew K. 2004. Strategies For Ensuring Trustworthiness In Qualitative Research Project. Journal of Education For Information 22 2004 , page 63 -75. IOS Press Simpson, 2010. Young Adult Development, What The Research Tells Us. Parenting Education & Research Massachusetts Institute of Technology. Suhaimi Marzuki, Mustaffa, 2014. The Relationship between Emotional Intelligence and Interpersonal Communication Skills in Disaster Management Context A Proposed Framework. Procedia - Social and Behavioral Sciences 155 2014 110 – 114 Sun, Shaojing., Gwen Hullman & Yin Wang. 2011. Communicating in the Multichannel Age Interpersonal Communication Motivation, Interaction Involvement and Channel Affinity. Journal of Media and Communication Studies pp. 7-15. Suranto, 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta Graha Ilmu Pola Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Universitas Negeri Malang 90 Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri Malang – 26 Agustus 2018 Valkenburg, Patti M, and Jochen Peter. 2011. Online Communication Among Adolescents An Integrated Model of It’s Attraction, Opportunities, and Risk. Journal of Adolescent Health 48 2011, page 121-127. Wilkins, K. G., Bernstein, B. L., & Bekki, J. M. 2015. Measuring Communication Skills The STEM Interpersonal Communication Skills Assessment Battery. Journal of Engineering Education, 1044, 433-453. Willig, C. 2008. Introducing Qualitative Research in Psychology Second edition. Maidenhead Open University Press ... Kemampuan komunikasi yang baik perlu dilatih agar mahasiswa dapat beradaptasi dengan lingkungan yang majemuk. 10 Penerjunan mahasiswa interprofesi ke masyarakat diharapkan dapat memberikan manfaat tersebut. Pendidikan interprofesional dapat meningkatkan kemampuan kolaborasi serta pengalaman nyata saat terjun ke masyarakat. ...Widyandana WidyandanaTutik KusdaryantiDimas Septian Eko Wahyu Sumunar Gandes RahayuThe Government of Republic of Indonesia launched Healthy Indonesia Program with Family-Centered Approach PIS-PK. This program intended to improve public health in commons beneath the management of public health care. However, it remains challenging for public health care to reach all families in the working area. Active participation from volunteers or cadres to encourage the implementation of this program is required. Gabugan Tourism Village is an educational tourism village in a vision to develop the concept of "healthy tourism village". Determination from the local government to achieve healthy tourism village taken by joining collaboration with Faculty of Medicine, Public Health and Nursing Universitas Gadjah Mada FK-KMK UGM.Together with interprofessional students from the campus, local government arranged training for cadre and assist during program implementation. This study aimed to identify the Healthy Family Index HFI of residents in the Gabugan Tourism Village and evaluate the cadre’s level of knowledge before and after training sessions. This was action research with a quantitative descriptive method. Data collected from August 4th, 2018 to September 7th, 2018. Research subjects were family and health cadres. Sample of 50 families from 100 families population surveyed to discover Healthy Family Index HFI, while cadres were receiving training session related to "healthy tourism villages". Pre-test and post-test followed by cadres during the training session. Survey results analyzed using quantitative descriptive, meanwhile, Wilcoxon tests set to compare pre-test and post-test scores. From 50 families an HFI average of obtained. The highest indicator of healthy family index was access to clean water facilities and the use of healthy latrines. The lowest index found at hypertension patients taking regular medication. The results of pre-test and post-test cadres indicated rising average with value of 3,823 and p = 0,000. Families in Gabugan Tourism Village generally in the healthy group. Training program involving interprofessional students proven to significantly increase the knowledge of health cadres.... Dapat disimpulkan bahwa etika berkomunikasi adalah perilaku manusia yang sesuai moral dan kaidah bahasa dalam berinteraksi dengan manusia lain sehingga memiliki pandangan yang sama tidak menimbulkan kesalahan persepsi terhadap hal yang sedang diperbincangkan. Dalam berkomunikasi agar tidak terjadi perselisihan seseorang perlu mengutamakan aturan dalam berkomunikasi yang dinamakan etika Suhanti, Puspitasari, & Noorrizki, 2018. Etika berkomunikasi diartikan sama dengan etika berbahasa, karena berkaitan dengan bagaimana cara seseorang mengkomunikasikan bahasa kepada lawan bicara Diana, 2016. ...Rizki UndariAchmad Muthali'in Wibowo Heru PrasetiyoPenelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana etika komunikasi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, upaya guru memperbaiki etika komunikasi siswa dan hambatan apa yang dialami oleh guru dalam upaya memperbaiki etika komunikasi siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan beragam teknik pengumpulan data, meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Indikator dalam penelitian ini terbagi atas 2 yaitu etika komunikasi bahasa tulis dan lisan masing-masing indikator memiliki sub-indikator, yaitu bahasa, ketepatan waktu, kerapian pakaian, dan respek terhadap percakapan dengan guru melalui platform video meeting online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para siswa lebih banyak memilih bahasa non formal karena adanya kesetaraan usia sehingga tidak ada tuntutan menggunakan bahasa baku. Berbeda dengan komunikasi dengan guru, siswa menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan bahasa Jawa kromo. Siswa memiliki kemampuan untuk menyampaikan pertanyaan dengan jelas ketika berkomunikasi dengan guru dan juga sesama rekan sekelas. Siswa ketika menyampaikan pesan kepada rekan tidak terlalu memperhatikan waktu penyampaian. Berbeda ketika dengan guru siswa masih memperhitungkan waktu yang tepat jika berkomunikasi dengan guru kecuali keadaan mendesak. Tidak ada upaya dan hambatan yang dialami oleh guru ketika berupaya memperbaiki etika komunikasi siswa. Guru beranggapan bahwa etika komunikasi siswa sudah baik dan tidak melanggar kaidah etika dan kebahasaan. Etika komunikasi bahasa lisan siswa dianggap sudah cukup baik hanya perlu upaya lebih ketat untuk mendisiplinkan agar siswa mau mengaktifkan kamera on camera.... Ada enam aspek yang dinilai pada keterampilan komunikasi yaitu pengorganisasian presentasi, penyampaian isi materi, sikap cara dan ekspresi tubuh dalam menyampaikan materi, kejelasan suara saat presentasi, efisiensi waktu, dan menanggapi pertanyaan audiens Oktaviani & Nugroho, 2015. Lalu, Suhanti et al. 2018 menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal terbagi menjadi menjadi tiga kategori yaitu keterlibatan rasa atau kebutuhan untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain, kendali atau kontrol wujud lain dari kebutuhan untuk mempengaruhi dan menunjukkan adanya kekuatan, dan kelekatan kebutuhan untuk menjalin persahabatan, kedekatan dan cinta. ...Vella Anggresta Rendika VhaleryThe changes of curriculum affect all learning aspects including students. It changes the students’ communication skill, and it can be a problem. To overcome that problem, cooperative learning model is considered to be a solution because this model has many types of strategies such as think pair share TPS and send greetings and questions SGQ. The aims of this study were to investigate the effect of TPS and SGQ implementation toward students’ communicative skills, and to find out the differences of students’ communication skill after learning through TPS and SGQ. This study was a comparative and experimental research. The population was students of Indraprasta University into two classes1st class consisted of 20 students and the 2nd class consisted of 24 students. The data were attained by using questionnaire for communication skills, observation sheet for the implementation of TPS and SGQ cooperative learning model, and documentation for mid and final test. The result showed that 1 there was a significant effect of TPS implementation toward students’ communication skills; 2 there was a significant effect of SGQ implementation toward students’ communication skills; and 3 there was no difference of students’ communication skills between the implementation of TPS and SGQ cooperative learning KumalahayatiKiayati YusriyahGood interpersonal communication between teachers and students in the learning process is very necessary for the smooth running of effective learning, after the implementation of restrictions in the Covid19 era made schools implement blended learning so that the use of Microsoft Teams was used by schools as LMS to help teachers and students. students in the learning process. The purpose of this study is to determine the interpersonal communication of teachers and students in the use of Microsoft Teams, the supporting factors and barriers to interpersonal communication and how effective interpersonal communication is between teachers and students in the blended learning process of Senior High Schools in Bekasi City. The research method used is descriptive qualitative with a case study approach. Data was collected through observation, documentation, and interviews. The results show that interpersonal communication between teachers and students has been running quite effectively with the use of Microsoft Teams as a learning medium that helps teachers and students to be able to connect to online learning in the Covid19 pandemic era. There is openness, empathy, supportive attitude, positive attitude, and equality shown by teachers and students so that there is effectiveness of interpersonal purpose of this paper is to explain the relationship between emotional intelligence and interpersonal communication skills in the context of disaster management in Malaysia and to provide a conceptual framework for the future research. This paper also discusses some previous studies on emotional intelligence, interpersonal communication skills and disaster management in Malaysia that constitute the building of the conceptual framework. The main aim of the framework is to outline the relationship between emotional intelligence and interpersonal communication skills in Malaysian disaster management context. Andrew K. ShentonAlthough many critics are reluctant to accept the trustworthiness of qualitative research, frameworks for ensuring rigour in this form of work have been in existence for many years. Guba's constructs, in particular, have won considerable favour and form the focus of this paper. Here researchers seek to satisfy four criteria. In addressing credibility, investigators attempt to demonstrate that a true picture of the phenomenon under scrutiny is being presented. To allow transferability, they provide sufficient detail of the context of the fieldwork for a reader to be able to decide whether the prevailing environment is similar to another situation with which he or she is familiar and whether the findings can justifiably be applied to the other setting. The meeting of the dependability criterion is difficult in qualitative work, although researchers should at least strive to enable a future investigator to repeat the study. Finally, to achieve confirmability, researchers must take steps to demonstrate that findings emerge from the data and not their own predispositions. The paper concludes by suggesting that it is the responsibility of research methods teachers to ensure that this or a comparable model for ensuring trustworthiness is followed by students undertaking a qualitative BonnieC. StroudH. BreinerYoung adulthood - ages approximately 18 to 26 - is a critical period of development with long-lasting implications for a person's economic security, health and well-being. Young adults are key contributors to the nation's workforce and military services and, since many are parents, to the healthy development of the next generation. Although 'millennials' have received attention in the popular media in recent years, young adults are too rarely treated as a distinct population in policy, programs, and research. Instead, they are often grouped with adolescents or, more often, with all adults. Currently, the nation is experiencing economic restructuring, widening inequality, a rapidly rising ratio of older adults, and an increasingly diverse population. The possible transformative effects of these features make focus on young adults especially important. A systematic approach to understanding and responding to the unique circumstances and needs of today's young adults can help to pave the way to a more productive and equitable tomorrow for young adults in particular and our society at large. Investing in The Health and Well-Being of Young Adults describes what is meant by the term young adulthood, who young adults are, what they are doing, and what they need. This study recommends actions that nonprofit programs and federal, state, and local agencies can take to help young adults make a successful transition from adolescence to adulthood. According to this report, young adults should be considered as a separate group from adolescents and older adults. Investing in The Health and Well-Being of Young Adults makes the case that increased efforts to improve high school and college graduate rates and education and workforce development systems that are more closely tied to high-demand economic sectors will help this age group achieve greater opportunity and success. The report also discusses the health status of young adults and makes recommendations to develop evidence-based practices for young adults for medical and behavioral health, including preventions. What happens during the young adult years has profound implications for the rest of the life course, and the stability and progress of society at large depends on how any cohort of young adults fares as a whole. Investing in The Health and Well-Being of Young Adults will provide a roadmap to improving outcomes for this age group as they transition from adolescence to adulthood. © 2015 by the National Academy of Sciences. All rights Effective interpersonal communication skills in the advisor-advisee relationship context are important to the success of graduate students. Few instruments have previously been developed to assess students' communication skills in this study reports the development and validation of the Science, Technology, Engineering, and Math Interpersonal Communication Skills Assessment Battery STEM ICSAB for women doctoral students in engineering, mathematics, computer sciences, and the physical sciences. The STEM ICSAB consists of three instruments the Interpersonal Communication Knowledge Assessment, Interpersonal Communication Coping Self-Efficacy Assessment, and the Interpersonal Communication Skills The STEM ICSAB was developed in three stages. Stage I consisted of item generation and establishment of content validity. In Stage II, an exploratory analysis with a convenience sample of undergraduate and graduate students determined the initial factor structure of each instrument. In Stage III, a confirmatory factor analysis with a sample of women doctoral students further examined the factor structures derived from Stage Knowledge assessment has 20 items, the Coping Self-Efficacy assessment has 12 items, and the Skills assessment has five items. All three measures fit a unidimensional factor structure and demonstrate moderate to high internal This study provides initial support for the psychometric properties of the STEM ICSAB. Use of the STEM ICSAB will improve opportunities for women doctoral students to learn, practice, and improve critical interpersonal communication far outnumber adults in their use of e-communication technologies, such as instant messaging and social network sites. In this article, we present an integrative model that helps us to understand both the appeal of these technologies and their risks and opportunities for the psychosocial development of adolescents. We first outline how the three features anonymity, asynchronicity, and accessibility of online communication stimulate controllability of online self-presentation and self-disclosure among adolescents. We then review research on the risks and opportunities of online self-presentation and self-disclosure for the three components of adolescents' psychosocial development, including identity self-unity, self-esteem, intimacy relationship formation, friendship quality, cyberbullying, and sexuality sexual self-exploration, unwanted sexual solicitation. Existing research suggests several opportunities of online communication, such as enhanced self-esteem, relationship formation, friendship quality, and sexual self-exploration. It also yields evidence of several risks, including cyberbullying and unwanted sexual solicitation. We discuss the shortcomings of existing research, the possibilities for future research, and the implications for educators and health care are admitted to psychiatric wards presenting with psychiatric problems which are essentially secondary to problematic interpersonal relationships. Successful interpersonal relationships however depend on effective interpersonal communication. Therefore the aim of research on adolescent interpersonal communication was to explore and describe the interpersonal communication patterns of adolescents and to develop an interpersonal communication skills approach to facilitate adolescent interpersonal communication skills within a training programme for adolescents. In this article however attention will be given to the description of the interpersonal communication patterns of adolescents. The target population of the research was 17 year old adolescents. The research consisted of a pre-phase where two contextual scenarios were formulated within group discussions with adolescents. During phase one of the research these scenarios were used to obtain video taped role plays from pairs of adolescents of the target population which were transcribed for data gathering purposes. Written dialogues were also obtained from each pair of adolescents on the same scenarios used for triangulation purposes. During phase two of the research the data was analysed according to Tesch's method and a literature control was done to verify the results. Guba's model for the trustworthiness of qualitative research was used. Four recurrent interpersonal communication patterns were identified, namely Recurrent patterns of defocusing and externalizing the topic under discussion; Recurrent patterns of struggling for power; Recurrent patterns of not listening; and Recurrent patterns of focusing only on cognitive contents of messages and not on feelings. The research showed that adolescents have ineffective interpersonal communication patterns. Recommendations were made to facilitate adolescent interpersonal communication within an interpersonal communication skills approach. memahami isi pesan yang diterima dan akan disampaikanMereka NamunMemiliki KesulitanUntukNamun, mereka memiliki kesulitan untuk 1 memahami isi pesan yang diterima dan akan disampaikan, 2 penyesuaian diri terhadap konteks interaksi dan figur, 3 memilih bentuk dan media penyampai pesan yang Interpersonal Communication Book EdJoseph A DevitoDevito, Joseph A. 2013. The Interpersonal Communication Book PearsonSocial Networking and Interpersonal Communication and Conflict Resolution Skills among College Freshmen. Master of Social Work Clinical Research PapersJohn DrusselDrussel, John. 2012. Social Networking and Interpersonal Communication and Conflict Resolution Skills among College Freshmen. Master of Social Work Clinical Research Papers. Paper 21.

DAFTARPUSTAKA Buku A.G. Lunandi, Komunikasi Mengenai: Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 1987 Abdul Wahid, Kejahatan Terorisme Perspektif Agama, HAM dan Hukum Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme

Terbitnya buku ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif dalam ilmu pengetahuan dan tentunya memberikan nuansa yang berbeda dengan buku lain yang sejenis serta saling menyempurnakan pada setiap pembahasannya yaitu dari segi konsep yang tertuang sehingga mudah untuk dipahami. Sistematika buku yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi” terdiri dari 14 Bab yang dijelaskan secara terperinci sebagai berikut Bab 1. Arti Penting Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari - Hari, Bab 2. Komunikasi Menurut Ahli, Bab 3. Karakteristik Komunikasi, Bab 4. Fungsi Komunikasi, Bab 5. Kedudukan Komunikasi Sebagai Ilmu, Bab 6. Komunikasi Dalam Lingkup Sosial, Bab 7. Proses Komunikasi Antar Manusia, Bab 8. Model – Model Komunikasi Dasar, Bab 9. Konsep Dan Teori Informasi, Bab 10. Komunikasi Verbal, Bab 11. Komunikasi Non Verbal, Bab 12. Komunikasi Antar Pribadi, Bab 13. Komunikasi dan Budaya, Bab 14. Prinsip Dasar Komunikasi Yang Efektif. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Faruq Alhasbi, Ramli, SKM., Dr. H. Ali Asfar, Rahayu Setyaningsih, Ns., Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, Khairani Harahap, Rizka Nugraha Pratikna, SE., MM Fijri Rachmawati, Glorya Agustiningsih, Regi Sanjaya, Siti Lestari, MN Nurliyani, Danissa Dyah Oktaviani, Dr. Cecep Ucu Rakhman, Tahta Media Group vi PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Penulis Faruq Alhasbi, Ramli, SKM., Dr. H. Ali Asfar, Rahayu Setyaningsih, Ns., Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, Khairani Harahap, Rizka Nugraha Pratikna, SE., MM Fijri Rachmawati, Glorya Agustiningsih, Regi Sanjaya, Siti Lestari, MN Nurliyani, Danissa Dyah Oktaviani, Dr. Cecep Ucu Rakhman, Desain Cover Tahta Media Editor Tahta Media Proofreader Tahta Media Ukuran xi, 220, Uk 15,5 x 23 cm ISBN 978-623-8070-63-3 Cetakan Pertama Februari 2023 Hak Cipta 2023, Pada Penulis Isi diluar tanggung jawab percetakan Copyright © 2023 by Tahta Media Group All Right Reserved Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. PENERBIT TAHTA MEDIA GROUP Grup Penerbitan CV TAHTA MEDIA GROUP Anggota IKAPI 216/JTE/2021 vii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNya buku kolaborasi ini dapat dipublikasikan diharapkan sampai ke hadapan pembaca. Buku ini ditulis oleh sejumlah Dosen dan Praktisi dari berbagai Institusi sesuai dengan kepakarannya serta dari berbagai wilayah di Indonesia. Terbitnya buku ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif dalam ilmu pengetahuan dan tentunya memberikan nuansa yang berbeda dengan buku lain yang sejenis serta saling menyempurnakan pada setiap pembahasannya yaitu dari segi konsep yang tertuang sehingga mudah untuk dipahami. Sistematika buku yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi” terdiri dari 14 Bab yang dijelaskan secara terperinci sebagai berikut Bab 1 Arti Penting Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari - Hari Bab 2 Komunikasi Menurut Ahli Bab 3 Karakteristik Komunikasi Bab 4 Fungsi Komunikasi Bab 5 Kedudukan Komunikasi Sebagai Ilmu Bab 6 Komunikasi Dalam Lingkup Sosial Bab 7 Proses Komunikasi Antar Manusia Bab 8 Model – Model Komunikasi Dasar Bab 9 Konsep Dan Teori Informasi Bab 10 Komunikasi Verbal Bab 11 Komunikasi Non Verbal Bab 12 Komunikasi Antar Pribadi Bab 13 Komunikasi dan Budaya Bab 14 Prinsip Dasar Komunikasi Yang Efektif Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan dan penerbitan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Direktur Tahta Media Dr. Uswatun Khasanah, CPHCEP viii DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................. vii Daftar Isi........................................................................................................ viii Bab 1 Arti Penting Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari - Hari Faruq Alhasbi, Institut Islam Mamba’ul Ulum Surakarta A. Arti Penting Komunikasi Dalam Kehidupan Manusia ............................. 2 B. Mendefinisikan Komunikasi .................................................................... 7 C. Tiga Kerangka Dasar Untuk Memahami dan Mendefinisikan Komunikasi .............................................................................................. 10 D. Definisi Komunikasi ................................................................................ 15 Daftar Pustaka ................................................................................................ 19 Profil Penulis .................................................................................................. 20 Bab 2 Komunikasi Menurut Ahli Ramli, SKM., Universitas Muhammadiyah Maluku Utara A. Pengertian Komunikasi ............................................................................ 22 B. Definisi Komunikasi Secara Konseptual ................................................. 24 C. Pengertian Komunikasi Kesehatan .......................................................... 27 Daftar Pustaka ................................................................................................ 29 Profil Penulis .................................................................................................. 30 Bab 3 Karakteristik Komunikasi Dr. H. Ali Asfar, Universitas Lancang Kuning A. Pengantar Ilmu Komunikasi ..................................................................... 33 B. Karakteristik Komunikasi ........................................................................ 36 Daftar Pustaka ................................................................................................ 40 Profil Penulis .................................................................................................. 41 Bab 4 Fungsi Komunikasi Rahayu Setyaningsih, Ns., Politeknik Insan Husada Surakarta A. Pendahuluan ............................................................................................. 43 B. Fungsi Komunikasi .................................................................................. 43 ix C. Fungsi Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari – Hari .............................. 46 Daftar Pustaka ................................................................................................ 50 Profil Penulis .................................................................................................. 51 Bab 5 Kedudukan Komunikasi Sebagai Ilmu Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, Universitas Maritim Raja Ali Haji A. Pengantar.................................................................................................. 53 B. Perkembangan Komunikasi Sebagai Ilmu ............................................... 53 C. Peran Komunikasi Sebagai Ilmu .............................................................. 54 D. Dinamika Masyarakat Seputar Komunikasi Sebagai Ilmu ...................... 67 E. Jenis Komunikasi Sebagai Ilmu ............................................................... 68 Daftar Pustaka ................................................................................................ 73 Profil Penulis .................................................................................................. 74 Bab 6 Komunikasi Dalam Lingkup Sosial Khairani Harahap, Universitas Riau A. Pendahuluan ............................................................................................. 78 B. Komunikasi Dalam Lingkup Sosial ......................................................... 81 Daftar Pustaka ................................................................................................ 88 Profil Penulis .................................................................................................. 89 Bab 7 Proses Komunikasi Antar Manusia Rizka Nugraha Pratikna, SE., MM Universitas Katolik Parahyangan A. Pendahuluan ............................................................................................. 91 B. Proses Komunikasi Antar Manusia .......................................................... 92 C. Proses Komunikasi Antar Manusia Yang Efektif .................................... 95 D. Kesimpulan dan Penutup ......................................................................... 103 Daftar Pustaka ................................................................................................ 104 Profil Penulis .................................................................................................. 105 Bab 8 Model – Model Komunikasi Dasar Fijri Rachmawati, Universitas Malahayati A. Model Komunikasi ................................................................................... 107 B. Jenis – Jenis Model Komunikasi .............................................................. 108 Daftar Pustaka ................................................................................................ 116 x Profil Penulis .................................................................................................. 117 Bab 9 Konsep Dan Teori Informasi Glorya Agustiningsih, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie A. Pendahuluan ............................................................................................. 119 B. Tinjauan Teori Informasi ......................................................................... 119 C. Teori Informasi Dalam Tradisi Sibernetika ............................................. 124 Daftar Pustaka ................................................................................................ 127 Profil Penulis .................................................................................................. 128 Bab 10 Komunikasi Verbal Regi Sanjaya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Bangsa A. Unsur – Unsur Dalam Komunikasi Verbal .............................................. 132 B. Bahasa Sebagai Sebuah Sistem Simbol ................................................... 132 C. Mendengarkan .......................................................................................... 138 D. Komunikasi Lisan Versus Tertulis ........................................................... 139 E. Komunikasi Informal Versus Formal ....................................................... 139 F. Fungsi Komunikasi Verbal ...................................................................... 142 Daftar Pustaka ................................................................................................ 144 Profil Penulis .................................................................................................. 145 Bab 11 Komunikasi Non Verbal Siti Lestari, MN Poltekkes Kemenkes Surakarta A. Pendahuluan ............................................................................................. 147 B. Pengertian Komunikasi Non Verbal ........................................................ 147 C. Prinsip Komunikasi Non Verbal .............................................................. 148 D. Fungsi Komunikasi Non Verbal .............................................................. 150 E. Jenis Komunikasi Non Verbal ................................................................. 154 Daftar Pustaka ................................................................................................ 163 Profil Penulis .................................................................................................. 164 Bab 12 Komunikasi Antar Pribadi Nurliyani, Universitas Malahayati A. Definisi Komunikasi Antar Pribadi .......................................................... 166 B. Ciri – Ciri Komunikasi Antar pribadi ...................................................... 166 xi C. Bentuk Komunikasi Antar Pribadi ........................................................... 170 D. Tujuan Komunikasi Antar Pribadi ........................................................... 171 E. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi ..................................................... 173 F. Faktor Pendukung Komunikasi Antar Pribadi ......................................... 175 G. Tahapan Hubungan Komunikasi Antar Pribadi ....................................... 176 Daftar Pustaka ................................................................................................ 179 Profil Penulis .................................................................................................. 180 Bab 13 Komunikasi dan Budaya Danissa Dyah Oktaviani, Institut Seni Indonesia ISI Surakarta A. Komunikasi Antar Budaya ....................................................................... 186 B. Masyarakat Jawa ...................................................................................... 189 C. Batik Sebagai Interaksi Simbolik ............................................................. 191 D. Simpulan .................................................................................................. 201 Daftar Pustaka ................................................................................................ 202 Profil Penulis .................................................................................................. 205 Bab 14 Prinsip Dasar Komunikasi Yang Efektif Dr. Cecep Ucu Rakhman, Politeknik Pariwisata NHI Bandung A. Prinsip Komunikasi .................................................................................. 207 B. Prinsip Komunikasi Efektif ...................................................................... 210 C. Ciri – Ciri Komunikasi Efektif ................................................................. 213 D. Hambatan Dalam Komunikasi Efektif ..................................................... 215 E. Penyebab Terjadinya Komunikasi Yang Kurang Efektif ......................... 216 Daftar Pustaka ................................................................................................ 219 Profil Penulis .................................................................................................. 220 2 Arti Penting Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari - Hari A. ARTI PENTING KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA We cannot to not communicate menggambarkan bagaimana kehidupan manusia tidak lepas dari aktivitas komunikasi. Ini karena komunikasi merupakan salah satu sarana pemuas kebutuhan manusia, di mana memungkinkan seseorang berinteraksi dengan yang lain ataupun dengan dirinya sendiri. Dikatakan interaksi yaitu ketika dua orang atau lebih melakukan aksi dan reaksi, di mana dalam kajian ilmu komunikasi dipahami sebagai sebuah tindakan komunikasi. 1. Memahami tindakan komunikasi Untuk memahami arti penting komunikasi dalam kehidupan manusia, pada bagian ini disampaikan beberapa hal untuk memahami komunikasi sebagai sebuah tindakan. Manusia melakukan beberapa tugas mendasar dalam berkomunikasi. Mengutip Effendy 2002, 2019, praktik komunikasi memerankan empat tujuan penting dalam kehidupan yang kemudian dipahami sebagai fungsi komunikasi. Keempat fungsi komunikasi tersebut meliputi to inform memberikan informasi, to educate mendidik, to entertain menghibur dan to influence memengaruhi. Pertama, komunikasi didasarkan pada fungsi untuk memberikan informasi to inform kepada orang lain. Cakupan informasi dapat berupa suatu kejadian atau peristiwa, ide atau gagasan, maupun tingkah laku yang mungkin diperlukan. Kedua, komunikasi memerankan fungsi edukasi kepada orang lain to educate. Bahkan, dalam dunia pendidikan, komunikasi dipandang sebagai proses pembelajaran. Melalui komunikasi, seseorang dapat belajar maupun mempelajari sesuatu guna kelangsungan hidupnya. Ketiga, selain untuk informasi dan edukasi, komunikasi juga memerankan fungsi hiburan to entertain. Seseorang bisa memberikan hiburan atau mendapatkan hiburan melalui komunikasi. Misalkan, sepasang sahabat saling berkeluh kesah untuk saling memberikan semangat antara satu dengan yang lain. Komunikasi yang terjadi diantara keduanya secara tidak langsung memberikan hiburan kepada keduanya. Keempat, komunikasi memerankan fungsi untuk memengaruhi to influence baik untuk satu pihak atau kedua belah pihak yang 18 Arti Penting Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari - Hari pandangan Ivy & Backlund juga menggarisbawahi komunikasi sebagai aktivitas yang berlangsung terus menerus. Sebagai ilmu interdisipliner, komunikasi mempunyai beragam definisi sesuai dengan subyektivitas tokoh-tokohnya. Seperti penjelasan di awal, mendefinisikan komunikasi menjadi tantangan bagi pada akademisi yang akan memperkaya pemahaman tentang komunikasi itu sendiri. Oleh karena itu, memahami tindakan komunikasi sebelum mendefinisikan komunikasi menjadi hal penting dalam menemukan sudut pandang dalam menganalisis fenomena komunikasi. Arti Penting Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari – Hari 19 DAFTAR PUSTAKA Allan, J. 2017. An Analysis of Albert Bandura’s Aggression A Social Learning Analysis. Routledge. Cangara, H. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi 2nd ed.. Raja Grafindo Persada. Cobley, P., & Schulz, P. J. 2013. Theories and Models of Communication 1st ed.. De Gruyter Mouton. Effendy, O. U. 2002. Dinamika Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Effendy, O. U. 2019. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik 29th ed.. Remaja Rosdakarya. Griffin, E. A. 2012. A First Look at Communication Theory 8th ed.. McGraw-Hill. Littlejohn, S. W., Foss, K. A., & Oetzel, J. G. 2017. Theories of Human Communication 11th ed.. Waveland Press, Inc. Mulyana, D. 2017. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 21st ed.. Remaja Rosdakarya. West, R., & Turner, L. H. 2010. Introducing Communication Theory Analysis and Application 4th ed.. McGraw-Hill. Zamroni, M. 2009. Filsafat Komunikasi 1st ed.. Graha Ilmu. 20 Arti Penting Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari - Hari PROFIL PENULIS Faruq Alhasbi, Penulis merupakan Dosen Ilmu Komunikasi pada Program Studi Komunikasi & Penyiaran Islam Institut Islam Mamba’ul Ulum Surakarta sejak tahun 2021. Sebagai lulusan S1 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga dan S2 Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro, penulis mempunyai ketertarikan dalam bidang-bidang komunikasi seperti periklanan, desain grafis, fotografi, sinematografi, komunikasi pembangunan, brand activation, komunikasi strategis, kajian ilmu sosial profetik, kajian media & budaya serta bidang kreatif komunikasi lainnya. Sebagai “Oemar Bakri”, penulis aktif mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan kinerja, khususnya di bidang penelitian, pengajaran, dan pengabdian. Sebelum aktif sebagai dosen, penulis juga mempunyai pengalaman sebagai praktisi seperti penulis lepas, editor website kesehatan dan teknologi, creative designer, fotografer, strategic planner, dan sebagai creative & strategic di beberapa perusahaan nasional. Selain itu, penulis juga aktif melakukan penelitian dan pengabdian yang diterbitkan di beberapa jurnal ilmiah maupun pengabdian. Penulis juga aktif menjadi pemakalah dalam beberapa kegiatan dan menjadi narasumber pada workshop/seminar/lokakarya tertentu, khususnya dalam bidang komunikasi. Email alhasbingil 22 Komunikasi Menurut Ahli A. PENGERTIAN KOMUNIKASI Sebagai makhluk sosial, manuasia tidak ungkin hidup sendiri, selalu tergantung satu dengan lainnya. Saling ketergantunan di antara manusia merupakan keharusan untuk kelangsungan hidupnya. Hubungan timbal baik ini beralangsung dalam konteks “komunikasi”. Di satu saat, seseorang idividu berperan sebagai “sumber” informasi source dan pada saat bersamaan individu tersebut bereran sebagai “penerima” informasi receiver. Demikian seterusnya, situasi ini berlangsung terus menerus sepanjang hidu individu. Situasi inilah yang disebut “proses komunikasi”. Dengan demikian, komunkasi merupakan kondisi mutlak necessary daam kehidupan manuasia sebagai makhluk sosial Notoatmodjo, 2010. Secara teoritis pengertian komunikasi dapat dijelaskan berdasarkan bentuk-bentuk pengertian sebagai berikut 1. Pengertian Etimologis Kata “komunikasi” bahasa Inggris “communication” artinya “hubungan” berasal dari bahasa latin “communicatio” yang terbentuk dari dua akar kata “com” bahasa latin “cum” berarti “dengan” atau “bersama dengan” dan “unio” bahasa latin “union” berarti “bersatu dengan”. Jadi komunikasi dapat diartikan pengiriman pesan dari seseorang kepada orang lain demi “union with” bersatu dengan atau “union together with” bersama dengan. Menurut Wilbur Schramm komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” yang berarti “common” artinya “sama”. Jadi menurut Wilbur Schramm komunikasi adalah usaha untuk mengadakan “persamaan” dengan orang lain. Pengertian komunikasi dikutip dalam Muhiddin dan Bahfiarti 2003, istilah komunikasi dalam bahasa Inggris “communication“ berasal dari kata “communicatus“ dalam bahasa latin yang artinnya “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan kata lain menurut Lexicographer ahli kamus bahasa menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan atau kesepakatan. Pengertian komunikasi dalam Arifin, 2006, istilah komunikasi Indonesia atau Inggris “communication” itu berasal dari bahasa latin “communicatio” yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian dalam sesuatu, pertukaran, dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan Komunikasi Menurut Ahli 29 DAFTAR PUSTAKA 2023. Konseptual Komunikasi Deddy Mulyana Mengkategorikan Definisi-Definisi tentang Komunikasi dalam Tiga Konseptual. Di Akases pada Januari 2023, Availabe at Arifin, H. A. 2006. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengatatar Ringkas. Jakarta PT. RajaGrafindo Persada. Liliweri, A. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta PT Rineka Cipta. Ramli et. al. 2022. Komunikasi Kesehatan. Padang PT. Global Eksekutif Teknologi. 30 Komunikasi Menurut Ahli PROFIL PENULIS RAMLI, SKM., Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Maluku Utara UMMU Penulis adalah Anak dari Alm Drs. La Ode Rijal Abdul Gani & Ibu Ani Muhammad. Lahir di Tidore, 20 April 1984. Menikah dengan Ety Salim, SKM dan memiliki putra bernama Rosyid Ramli. Pendidikan SD Dufa-Dufa Pantai 1 Lulus Tahun 1996, MTsN Ternate Lulus Tahun 1999, Madrasah Aliyah Negeri MAN Ternate Lulus Tahun 2002. Melanjutkan Kuliah pada Program Studi Kesehatan Masyarakt Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku_PKIP Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara UMMU Wisuda Tahun 2007. Kemudian Lanjut Studi Program Studi Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Promosi Kesehatan pada Universitas Indonesia Timur UIT Makassar Tahun 2011-2013. Diangkat menjadi Dosen Tetap Yayasan pada Fakultas Ilmu Kesehatan UMMU Sejak 2008-2023 Sampai Sekarang. Mengajar Mata Kuliah Sosio Antropologi Kesehatan, Dinamika Kelompok, Komunikasi Kesehatan, Advokasi Kesehatan dan Praktikum PKIP. Selain itu Penulis Aktif Mengikuti Seminar Nasiona & internasional, Aktif Menulis Buku dan Jurnal Penelitian serta Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nasional dan Internasional. ORCID ID Jabatan Sekretaris Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKes UMMU Periode 2022-2026. Hasil Karya Buku 1 COVID-19 Suatu Perspektif Ilmiah, UMMU Press dan Gramasurya, Yogyakarta 2020. 2 Buku Ajar Sosio Antropologi Kesehatan CV. Cakra, Bandung 2021, merupakan Hasil Lulus Seleksi Buku Ajar Tingkat LLDIKTI-XII Wilayah Maluku & Maluku Utara. 3 Gizi Kebugaran dan Olahraga, 4 Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, Aceh 2021. 5 Teori Psikologi Komunikasi Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, Aceh 2022. 6 Epidemiologi Penyakit Menular, 7 Komunikasi Kesehatan, 8 Antropologi Sosiologi Kesehatan, 9 Promosi Kesehatan Masyarakat, 10 Pendidikan dan Promosi Kesehatan, 11 Gizi Komunikasi Menurut Ahli 31 Kronis Pada Anak Stunting, 12 Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Dalam Kesehatan Masyarakat, 13 Penelitian Ilmu Kesehatan PT. Global Eksekutif Teknologi, Padang 2022. Dan Buku Pengantar Ilmu Komunikasi Penerbit Tahta Media Group, Jawa Tengah 2023 merupakan karya buku Penulis yang ke-14 yang juga Ber-ISBN dan terdaftar di Organisasi Anggota Majelis Kesehatan Umum dan Pelayanan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah PWM Maluku Utara, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia IAKMI Malut, Anggota Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia PPPKMI Provinsi Maluku Utara, PJSI Malut, FOKAL UMMU, P4I Cabang Maluku Utara, Pimpinan Wilayah KKST Maluku Utara, serta sebagai Anggota Asosiasi Dosen Kolaborasi Lintas Perguruan Tinggi DKLPT Periode 2021-2026. Karakteristik Komunikasi 33 A. PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Komunikasi merupakan suatu ilmu yang termasuk dalam rumpun ilmu sosial yang berkaitan dengan tindakan manusia. Manusia didalam kehidupan ini sangat memerlukan komunikasi untuk menyampaikan dan mengatakan apa yang ia inginkan untuk dilakukan orang lain kepadanya. Menurut Stuart 1983, akar kata dari komunikasi berasal dari kata Communico berbagi. Kemudian berkembang ke dalam bahasa latin, communis membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Nurudin, 2016 8, Sebagai sesuatu yang tidak berwujud, setiap orang dapat mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang masing- masing, sebagaimana yang terkutip berikut ini 1. Komunikasi menurut Hovland, Jenis dan Kelly, 1953, adalah proses yang melaluinya seseorang komunikator menyampaikan stimulus biasanya dalam bentuk kata-kata dengantujuan mengubah atau membentuk prilaku orang lainnya khalayak. 2. Komunikasi adalah, proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain- lain. Berelson dan Steiner, 1964. 3. Komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Reusch, 1957. Suriati, dkk, 2022 5, Selanjutnya, Brooks mengemukakan bahwa ilmu komunikasi merupakan integrasi prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan para cendikiawan berbagai disiplin akademik. Komunikasi merupakan suatu filsafat komunikasi realistis; suatu program penelitian sistematis yang mengkaji teori-teorinya menjembatani kesenjangan dalam pengetahuan, memberikan penafsiran, dan saling mengabsahkan penemuan-penemuan yang dihasilkan disiplin-disiplin khusus dan program-program penelitian. Suriati, dkk, 2022 5. Nurudin 2016 24-25 menuliskan sementara itu, Frank Dance dan Carl Larson 1976 pernah mengumpulkan definisi komunikasi. Mereka menemukan sekitar 126 definisi komunikasi. Itu dilakukan sebelum tahun 1976. Dari 126 definisi yang ditemukan oleh Larson dan Dance, definisi komunikasi bisa dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni 40 Karakteristik Komunikasi DAFTAR PUSTAKA Brent D Ruben, Lea P. Stewart, 2013, Komunikasi dan Prilaku Manusia, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Effendy, Onong Uchjana 1995, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung Gushevinalti dkk, 2020, Tranformasi Krakteristik Komunikasi di Era Konvergensi Media, Bricolage Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, No. 1 83 - 134 Th. 2020., diakses tahun 2023 dari file///C/Users/User/Downloads/ Karim, Ridwan 2021, Pengertian Komunikasi Karakteristik, Sejarah, Unsur dan Macam-Macam, Materi Ilmu Komunikasi, diakses tahun 2023 dari Nurudin, 2016, Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. Suriati, dkk, 2022, Pengantar Ilmu Komunikasi, Penerbit Akademia Pustaka, Tulungagung. diakses tahun 2023 dari Karakteristik Komunikasi 41 PROFIL PENULIS Dr. H. Ali Asfar, lahir di Bagan Punak, 09 Oktober 1965 dari pasangan Ayahnya yang bernama H. Usman Alm dan ibunya bernama Hj. Hasiah. Saat ini bertugas sebagai Asisten Administrasi Umum Setda Kantor Bupati Rokan Hilir dan Dosen Pasca Sarjana Megister Manajemen pada Universitas Lancang Kuning Provinsi Riau. Gelar diperoleh dari Universitas Islam Riau 1993, gelar diperoleh dari Program Megister Ilmu Administrasi Universitas Riau 2004, dan gelar Dr. diperoleh dari Program Doktor Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya 2020. Telah lulus Diklatpim Tk. II di LAN Jakarta 2005 dan pernah mengikuti Diklat English For Effective Oral Presentation Skill di National Institute Of Publik Administration Jakarta 2005 serta Diklat Sustainable Tourism Trainning Program STTP tranning class di Bali. Pengurus PMI Indonesia, ICMI dan organisasilainnya. Email aliasfar1965 Fungsi Komunikasi 43 A. PENDAHULUAN Komunikasi berasal dari bahasa Latin "communicatio" yang artinya pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Dalam bahasa inggris, common yang artinya sama. Ketika kita berkomunikasi, tujuan yang ingin dicapai yakni menyamakan persepsi terkait pesan yang akan disampaikan pengirim kepada penerima. Komunikasi sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Berikut ini beberapa fungsi dari komunikasi antara lain 1. Komunikasi berfungsi untuk memhamai diri sendiri dan orang lain Di dalam suatu kelompok, kita memiliki kesempatan untuk dapat mengungkap atau menemukan siapa diri kita yang sebenarnya serta bagaimana orang lain mempengaruhi kita melalui komunikasi dua arah. 2. Komunikasi berfungsi untuk mewujudukan relasi yang penuh makna Komunikasi merupakan suatu modal dasar dalam menjalin relasi karena di dalamnya kita dapat memperhatikan diri sendiri serta mempertimbangkan kebutuhan orang lain. 3. Komunikasi berfungsi untuk menguji dan mengubah sikap dan perilaku Dalam berkomunikasi tiap individu memiliki kesempatan untuk saling mempengaruhi orang lain maupun membujuk mereka untuk berfikir seperti yang kita pikirkan dan bertindak seperti yang kita lakukan. Rahmawati, 2022 B. FUNGSI KOMUNIKASI Adapun fungsi komunikasi di antaranya ialah seperti berikut 1. Untuk menyampaikan informasi 2. Sebagai penyampai pendapat agar dapat diterima oleh masyarakat luas atau yang berkaitan. 3. Sebagai bentuk interaksi dengan orang lain. 4. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan akan sesuatu hal. Jadi, melalui komunkasi nantinya akan terjadi transfer ilmu antara pihak satu dengan pihak lainnya. Fungsi Komunikasi 49 pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan. 50 Fungsi Komunikasi DAFTAR PUSTAKA Choiri, Obeir Oril. Pengertian Komunikasi, Tujuan, Fungsi Dan Macamnya. Rahmawati, Ulfa. Pengertian dan Fungsi Komunikasi. Fungsi Komunikasi 51 PROFIL PENULIS Rahayu Setyaningsih, Ns., Penulis lahir di Sukoharjo, 20 Maret 1978. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu Keperawatan di Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2006 dan pendidikan profesi ners di Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2007. Selanjutkan penulis menyelesaikan pendidikan S2 Magister Ilmu Kesehatan di Universitas Sebelas Maret pada tahun 2011. Saat ini aktif sebagai Dosen Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi, Politeknik Insan Husada Surakarta. Kedudukan Komunikasi Sebagai Ilmu 53 A. PENGANTAR Komunikasi adalah bagian terpenting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, bagaimana memperoleh ilmu pengetahuan, bagaimana menerapkan ilmu pengetahuan dan bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat secara luas, semuanya membutuhkan komunikasi. Komunikasi adalah sebuah ilmu, yang perlu dipelajari, dipahami dan diterapkan sebagai keterampilan. Komunikasi sebagai ilmu masih menjadi kajian yang menarik dan baru. Pokok bahasan komunikasi biasanya berhubungan dengan jurnalistik, hubungan masyarakat, dan penyuluhan. Bab ini menjelaskan konsep komunikasi sebagai ilmu dan bagaimana penerapannya. Pokok bahasan pada bab ini disajikan dengan bahasa yang mudah dan praktis, sehingga bagi penulis baru dapat memahaminya dengan cepat dan baik. B. PERKEMBANGAN KOMUNIKASI SEBAGAI ILMU Bagian ini memberikan gambaran tentang perkembangan global yang penting bagi ilmu komunikasi yang terkait, pertama, dengan isi ilmu komunikasi, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan pengetahuan; kedua, kepada orang-orang yang terlibat dalam ilmu komunikasi; dan, terakhir, sarana dan pendekatan komunikasi yang digunakan Nielsen, 2022 1. Konten Selama beberapa dekade terakhir, perubahan besar telah terjadi dalam sains dan teknologi, termasuk peningkatan spesialisasi dan kerja interdisipliner. Aspek yang terkait sangat erat dengan sains dan teknologi adalah risiko. Risiko telah menjadi masalah yang lebih terlihat dalam beberapa dekade terakhir. Menurut sosiolog Beck 1992, risiko ilmiah memainkan peran penting dalam bagaimana masyarakat kontemporer beroperasi. Dia berargumen bahwa dunia berada dalam fase masyarakat berisiko, yang ditentukan oleh bahaya yang dihadapi manusia setiap hari seperti senjata nuklir dan perubahan iklim yang diciptakan oleh perkembangan teknologi. 72 Kedudukan Komunikasi Sebagai Ilmu a. Sejarah media dari tuturan sampai tulisan, percetakan, dan jangkauan media elektronik b. Media penyiaran c. Film dan video d. Media baru termasuk Internet e. Produksi f. Kritik Komunikasi bersifat heterogen tidak hanya dalam campuran bidang yang dianutnya, tetapi dalam model organisasi dan kurikuler yang telah dihasilkannya sendiri. Ada program yang produksi dan kinerjanya menjadi pusat dan program yang tidak membahas keduanya, ada program komunikasi yang menekankan pelatihan professional. Keanekaragaman bidang komunikasi menjadi perhatian di berbagai bidang tertentu. Sebagai contoh 1. Saat menjelaskan kepada orang tua siswa mengapa komunikasi adalah jurusan yang bagus. 2. Saat mendekati administrasi pusat untuk jalur fakultas baru. 3. Ketika bertanya mengapa penyandang dana besar perlu memperlakukan penelitian komunikasi sebagai marjinal di terbaik. 4. Saat melakukan tinjauan tenurial. 5. Saat membuat atau memperdebatkan struktur kurikulum Komunikasi adalah kepentingan sentral. Banyak isu yang dipelajari oleh bidang penelitian komunikasi tidak hanya penting tetapi juga diakui secara luas sebagai hal yang penting. Perubahan pola dan media komunikasi semakin jelas menjadi dimensi kunci dari perubahan global. Bidang ini secara harfiah mempelajari cara-cara di mana dunia dibuat Calhoun, 2011. Kedudukan Komunikasi Sebagai Ilmu 73 DAFTAR PUSTAKA Beato, R. R., & Telfer, J. 2010. Communication as an essential component of environmental health science. Journal of Environmental Health, 731, 24–25. Calhoun, C. 2011. Communication as Social Science and More. International Journal of Communication, 5, 1479–1496. European Environment Agency., & Centre of Environmental Information Studies. 2022. A new model of environmental communication for Europe from consumption to use of information executive summary. 19. Henk Prakke, & S. Susanto. 2019. Sejarah Komunikasi, Pengaruh Perkembangan Teknologi Komunikasi, Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi Dan Teori-Teori Komunikasi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Indonesia 2019, 11, 25–35. Kobylarek, A. 2017. Scientific communication. Nielsen, K. H. 2022. Histories of Science Communication. Histories, 23, 334–340. Scheufele, D. A. 2013. Communicating science in social settings. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, 110SUPPL. 3, 14040–14047. 74 Kedudukan Komunikasi Sebagai Ilmu PROFIL PENULIS Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, Staf Pengajar 2007 – sekarang pada Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan & Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jalan Raya Senggarang Kota Tanjungpinang 29111 Kepulauan Riau- Indonesia. Website Telp/Fax Kantor 0771 4500089 / 0771 4500090 Email khodijah / khodijah5778 Akun Akademik Publon/WoS AAR-3365-2020 ORCID ID 0000-0002-2040-8615 SINTA ID 6001129 Scopus ID 56147252900 Akun Medsos Pendidikan 2014 Doktor Dr Pembangunan Pertanian Universitas Andalas UNAND, Padang 2005 Master of Science Pembangunan Wilayah dan Pedesaan, UNAND, Padang 1993 Insinyur Perikanan Ir Universitas Riau, Pekanbaru Kedudukan Komunikasi Sebagai Ilmu 75 Bidang Kompetensi â–Ș Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan â–Ș Pembangunan Masyarakat Pesisir dan Pulau-pulau Kecil â–Ș Pembangunan dan Penghidupan Berkelanjutan â–Ș Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan â–Ș Gender dan Sosial Lingkungan Minat Penelitian â–Ș Pembangunan dan Penghidupan Masyarakat â–Ș Gender dan Sosial Lingkungan â–Ș Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Pengalaman Penelitian â–Ș The impact of IUU fishing policy towards sustainable livelihood of traditional fishermen in Natuna Islands CSF, 2017 â–Ș Pemetaan Sosial Ekonomi Desa Sekitar Kawasan Medco E&P Natuna Ltd Medco E&P Natuna Ltd, 2018 â–Ș Penguatan Kelembagaan Wisata Desa Untuk Mendukung Aktifitas Ekonomi Wanita Nelayan di Pulau Benan, Kabupaten Lingga UMRAH, 2018 â–Ș Kearifan Lokal Industri Perkapalan Masyarakat Melayu Bintan UMRAH, 2019 â–Ș Design of Lancang Kuning Boat Prototype UMRAH, 2020 â–Ș Penelitian Berorientasi Bahan Ajar Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan UMRAH, 2021 â–Ș Kajian Strategi Coping Dengan Permodelan R-Studio Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Desa Maritim Karya Buku â–Ș Penyuluhan dan Komunikasi Perikanan, 2018, Penerbit UMRAH Press â–Ș Kearifan Lokal Industri Perkapalan Masyarakat Melayu Bintan Kepulauan Riau. Studi Perahu Lancang Kuning, 2019, Penerbit UMRAH Press â–Ș Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan, 2021, Penerbit UMRAH Press â–Ș Aplikasi Penyuluhan Pencegahan Stunting, 2022, Penerbit Tahta Media Group 76 Kedudukan Komunikasi Sebagai Ilmu â–Ș Buku Ajar Demografi, 2022, Penerbit Tahta Media Group â–Ș Kajian Ketahanan Pangan Menggunakan Pendekatan Analisis R 78 Komunikasi Dalam Lingkup Sosial A. PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk sosial dan memiliki ketergantungan dengan orang lain dan lingkungannya sangat memerlukan komunikasi. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang dan makhluk atau benda lainnya dalam kehidupannya. Untuk melakukan dan menjalankan aktifitasnya dalam bekerjasama dengan orang lain, maka manusia memerlukan komunikasi agar ia dapat mengirim dan menyampaikan apa yang ia harapkan dan ia inginkan kepada orang lain dan lingkungannya, Untuk itu maka manusia melakukan suatu proses komunikasi agar ia mampu mengatakan hal-hal yang menjadi harapan dan keinginannya kepada orang lainnya. Proses komunikasi pada umumnya adalah ditandai dengan adanya proses pengiriman dan penerimaan pesan messages dari suatu pihak kepihak lainnya melalui cara-cara dan saluran-saluran tertentu seperti bicara langsung, melalui surat atau tulisan, menggunakan media telekomunikasi dan lainnya dengan harapan terjadi perubahan prilaku sesuai dengan pesan yang diterima. Secara etimologi, kata komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu communication. Namun ada juga yang mengatakan dari bahasa lainnya. Komunikasi menjadi bagian dari cabang ilmu sosial yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Konon kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Maksud dari kata “sama” itu adalah sama dalam makna. Ada pula yang menyebut komunikasi dari akar kata communico yang berarti berbagi. Tegasnya, peristiwa komunikasi antara seseorang dengan orang lain dapat dipastikan terjadi dengan menggunakan bahasa yang “sama”, dan menyepakati makna yang “sama” meskipun bisa jadi keduanya dari latar belakang sosial dan budaya yang berbeda. Muhamad Fahrudin Yusuf , 2021 6-7 Menurut Muhamad Fahrudin Yusuf 2021 8 bahwa komunikasi biasanya diawali dari penafsiran, penyampaian, pemaknaan dan penerimaan lambang. Peristiwa itu dapat disebut sebagai aktifitas komunikasi. Ada beberapa pandangan mengenai suatu peristiwa komunikasi. Beberapa pakar yang menyebut bahwa komunikasi harus terbatas pada pesan yang secara sengaja diarahkan kepada orang lain dan diterima oleh mereka. Ada pula yang menyebut bahwa komunikasi harus mencakup semua perilaku yang bermakna bagi penerima, apakah disengaja atau tidak. Pakar lain menyebut bahwa 88 Komunikasi Dalam Lingkup Sosial DAFTAR PUSTAKA Athallah, Ferdiansyah, 2020, Pentingnya Komunikasi dalam Kehidupan Manusia, Opini diakses tahun 2023 dari Brent D Ruben, Lea P. Stewart, 2013, Komunikasi dan Prilaku Manusia, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Cangara, Hafied, 2012, Pengantar Ilmu Komunikas, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta. Effendy, Onong Uchyana, 1995, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung. Nurudin, 2016, Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. Silalahi, Ulber, 2004, Komunikasi Pemerintahan Mengirim dan Menerima Informasi Tugas dan Informasi Publik, Jurnal Administrasi Publik, diakses tahun 2023 dari Suriati, dkk, 2022, Pengantar Ilmu Komunikasi, Penerbit Akademia Pustaka, Tulungagung. diakses tahun 2023 dari Yusuf, Muhamad Fahrudi, 2021, Buku Ajar Pengantar Ilmu Komunikasi Untuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam PTKI dan Umum, Penerbit Pustaka Ilmu, Yogyakarta, diakses tahun 2023 dari Komunikasi Dalam Lingkup Sosial 89 PROFIL PENULIS Khairani Harahap, lahir di Medan, 12 Agustus 1973 dari pasangan Ayahnya yang bernama H. Djunusin Harahap, BA dan Ibunya yang bernama Hj. Nurmiah Siregar. Saat ini bertugas sebagai Dosen tetap di Universitas Riau pada program studi Administrasi Publik. Gelar diperoleh dari Universitas Riau 1997, gelar diperoleh dari Program Magister Ilmu Administrasi Universitas Riau 2004, dan gelar Dr. diperoleh dari Program Doktor Ilmu Administasi Universitas Brawijaya 2011. Pernah menempuh Sandwich Like Program di La Trobe University, Melbourne, Victoria, Australia 2009. Penulis beberapa buku serta penulis diberbagai media nasional. Pemakalah dalam Seminar Nasional dan Seminar Internasional. Pengurus Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara AsIAN Indonesia, Pengurus DPP Asosiasi Dosen Indonesia ADI, Sekretaris Tim Penyusun Proposal Komite Pemrakarsa Pembentukan LAMSPAK Lembaga Akreditasi Mandiri Ilmu Sosial, Ilmu Politik, Administrasi dan Komunikasi, Ketua DPW Asosiasi Kebijakan Publik Indonesia AKAPI Propinsi Riau serta organisasi lainnya. Email Proses Komunikasi Antar Manusia 91 A. PENDAHULUAN Komunikasi menjadi salah satu kata yang terus bergaung dalam setiap aspek kehidupan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sedangkan salah satu arti kata proses adalah rangkaian tindakan, perbuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2022. Maka dapat dikatakan bahwa proses komunikasi adalah tahapan dalam menghasilkan pengiriman dan penerimaan pesan. Selaras dengan hal tersebut, Robbins & Judge 2019 menyampaikan dalam bukunya bahwa komunikasi merupakan perpindahan dan pemahaman arti. Fungsi umum dari komunikasi adalah mengelola perilaku para anggota dalam suatu kelompok, komunitas atau organisasi; menciptakan umpan balik dengan mengklarifikasi pada pihak lain apa yang harus dilakukan, sejauh mana mereka melakukan sesuatu dengan baik dan bagaimana mereka meningkatkan kinerja mereka; merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kepuasan atau ketidakpuasan sehingga dengan komunikasi dapat dilakukan ajang berbagi emosi dan memenuhi kebutuhan sosial; melakukan persuasi dalam suatu kelompok, komunitas atau organisasi; dan akhirnya memfasilitasi pembuatan keputusan lewat pertukaran informasi Robbins & Judge, 2019. Komunikasi juga menjadi salah satu modal utama dalam berjejaring dan berinteraksi di era golobalisasi dengan berbagai budaya yang ada di dalamnya, dimana orang-orang memperlihatkan identitasnya lewat komunikasi serta mengirim pesan pada para penerima, sehingga ada hubungan antara budaya dan komunikasi Aririguzoh, 2022, sehingga perlu dicapai komunikasi yang efektif. Sejalan dengan hal tersebut, pengurangan kecemasan sosial mendukung komunikasi yang efektif BĂŒcker et al., 2014. Bab ini memberikan informasi tentang proses komunikasi antar manusia yang terjadi sesuai dengan teori dan beberapa penelitian yang berhasil didapatkan penulis dengan harapan bahwa pesan dapat dikirim dan diterima dengan baik ketika melalui proses yang tepat. Proses Komunikasi Antar Manusia 103 20. Menilai Evaluating Menyetujui atau tidak menyetujui hal yang disampaikan pihak lain sehingga cenderung tidak mendengarkan apa yang disampaikan dalam komunikasi, namun sibuk menilai bahkan menghakimi berdasarkan penggalan informasi yang sempat ditangkap sebelumnya D. KESIMPULAN DAN PENUTUP Komunikasi komunikasi merupakan perpindahan dan pemahaman arti yang biasanya dilakukan dengan maksud tertentu. Maksud tersebut dihadirkan melalui pesan yang dibawa atau berpindah di antara pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi antar manusia secara umum terdiri dari pengirim pesan, encoding, pesan, channel, decoding, penerima pesan, noise dan umpan balik, Proses komunikasi dapat dikatakan efektif ketika pesan yang dikirim berhasil dipahami oleh penerima pesan. Beberapa kendala yang mungkin muncul kemudian dapat diatasi sehingga menunjang keefektifan proses komunikasi antar manusia. Kunci dari teratasinya penghalan atau kendala tersebut adalah sikap positif dan mau terus belajar dengan berpandangan luas. Mari berkomunikasi dengan tulus dan terampil lewat pengembangan pengetahuan dan praktik yang senantiasa dilakukan. Salam komunikasi. 104 Proses Komunikasi Antar Manusia DAFTAR PUSTAKA Apps, J. 2014. The art of conversation Change your life with confident communication. Capstone. Aririguzoh, S. 2022. Communication competencies, culture and SDGs Effective processes to cross-cultural communication. Humanities and Social Sciences Communications, 91, 96. BĂŒcker, J. J. L. E., Furrer, O., Poutsma, E., & Buyens, D. 2014. The impact of cultural intelligence on communication effectiveness, job satisfaction and anxiety for Chinese host country managers working for foreign multinationals. The International Journal of Human Resource Management, 2514, 2068–2087. Covey, S. 2015. The 7 Habits of Highly Effective Teens. Girish Jain & Manzoor Moideen. 2021. Decoding Communication. Notion Press. Guffey, M. E., & Loewy, D. 2011. Business communication Process and product 7th ed. South-Western/Cengage Learning. James S. O’Rouke. 2022. Effective Communication. Judy C. Pearson, Paul E. Nelson, Scott Titsworth, & Lynn Harter. 2011. Human Communication Fourth. McGrawHill. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2022. Mehrabian, A. 2007. Nonverbal communication. Aldine Transaction. Robbins, S. P., & Judge, T. 2019. Organizational Behaviour 18th edition. Pearson. Suzan Collins. 2009. Effective Communication. Jessica Kingsley Publishers. Teng, E., Zhang, L., & Lou, M. 2020. I Am Talking but Are You Listening? The Effects of Challenge and Hindrance Stressors on Effective Communication. Human Performance, 334, 241–257. Proses Komunikasi Antar Manusia 105 PROFIL SINGKAT Rizka Nugraha Pratikna adalah dosen tetap di Universitas Katolik Parahyangan yang memulai kiprahnya di dunia Pendidikan pada tahun 2012. Bidang Ilmu yang diminatinya adalah Organisasi dan Manajemen Insani dengan kegiatan terkait dengan pendampingan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Yang bersangkutan juga aktif sebagai trainer dengan sertifikasi internasional ILO dan merupakan assessor dalam kegiatan assessment center sebagai bagian dari aktivitasnya menjadi konsultan untuk perusahaan. Selain itu juga aktif sebagai freelance di bawah payung PT. Alesi Indonesia dan PT. Quantum Edukasindo Paradigma yang merupakan perusahaan-perusahaan pengembangan sumber daya manusia. Model – Model Komunikasi Dasar 107 Komunikasi merupakan seni penyampaian informasi pesan, ide, sikap/ gagasan dari komunikatoe untuk mengubah atau membentuk perilaku komunikan pola, sikap, pandangan, dan pemahaman ke pola pemahaman yang dikehendaki bersama, dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Komunikasi adalah obat mujarab bagi semua permasalahan sosial. Indistri kesehatan, misalnya, semakin menyadari pentingnya komunikasi dalam bidang tersebut. Dalam hubungan dokter-pasien contohnya, Athena Du Pre 2005 mengamati bahwa komunikasi sangatlah penting dalam proses penyembuhan pasien, dalam kemampuan untuk menahan rasa sakit, dalam pengelolaan stress, dan dalam memastikan bahwa pasien benar-benar mengikuti nasihat-nasihat medis yang diberikan. A. MODEL KOMUNIKASI Model komunikasi merupakan alat untuk menjelaskan atau untuk mempermudah penjelasan komunikasi. Model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunkiasi. Model bisa disebut sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori atau penyederhanaan teori. Model adalah analogi yang mengabstraksiakn dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. Model komunikasi adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih dengan menggunakan alat dalam penyampaian informasinya. Penggunaan model komunikasi dianggap lebih efektif dalam kesuksesan berkomunikasi karena pesan yang akan disamapikan akan dapat diterima dengan baik oleh sasarannya. Model komunikasi kurang lebih adalah suatu “replica” kebanyakan sebagai model diagramatik dari dunia nyata, seperti halnya juga model pesawat terbang. Oleh sebabab itu komunkasi bersifat dinamis, maka 116 Model – Model Komunikasi Dasar DAFTAR PUSTAKA Maera, ND Maria. 2020. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, Edisi 3. Salemba Humanika. Jakarta Rahmana, R Fatma. Dkk. 2021. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Media Sains Indonesia. Bandung Pieter, Zan Herri. 2017. Dasar-Dasar Komunikasi Bagi Perawat. Kencana. Jakarta Model – Model Komunikasi Dasar 117 PROFIL PENULIS Fijri Rachmawati, merupakan dosen pengajar di Program Studi Kebidanan Universitas Malahayati. Penulis lahir di Candra Kencana 26 April 1993. Riwayat pendidikan dimulai dari Diploma III Kebidanan yang ditempuh selama 3 tahun 2011-2014 di Akbid Patriot Bangsa Husada, pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di Diploma IV Bidan Pendidik Universitas Aisyiyah Yogyakarta, dan lulus tahun 2016, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan Magister Kebidanan di Aisyiyah Yogyakarta dan selesai tahun 2019. Penulis pernah bekerja di Poskesdim Tulang Bawang. Selain sebagai pengajar, penulis juga aktif melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta menulis beberapa buku ajar maupun buku referensi. Konsep dan Teori Informasi 119 A. PENDAHULUAN Komunikasi merupakan proses pertukaran pesan yang dilakukan oleh tiap individu dengan berbagai tujuan, yang salah satunya adalah menyampaikan informasi kepada individu lain. Sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, maka komunikasi memiliki peran yang sangat vital, sehingga mendorong manusia untuk menggali dan mempelajari cara manusia berkomunikasi satu sama lainnya. Dari hasil pengamatan terhadap interaksi komunikasi antarmanusia menghasilkan berbagai pemikiran ilmiah berupa teori-teori komunikasi yang menguraikan mengenai cara manusia berkomunikasi, faktor-faktor signifikan dalam proses komunikasi, hambatan-hambatan dalam berkomunikasi, serta konsep-konsep lainnya. Teori komunikasi yang dihasilkan sampai saat ini berjumlah banyak mengingat bahwa komunikasi itu sendiri merupakan bidang pengetahuan yang sangat komunikasi dibedakan dalam berbagai konteks komunikasi dalam kehidupan manusia, mulai dari komunikasi massa, komunikasi organisasi, komunikasi kelompok, juga dibedakan menurut komponen-komponen dalam proses komunikasi, dari komunikator, pesan, saluran, dan komunikan. Teori memberikan gambaran atas ide yang paling mendasar dan umum mengenai bagaimana sesuatu dapat terjadi. Teori digunakan untuk memandu orang memahami berbagai hal dan membantu mengambil keputusan mengenai tindakan yang harus dilakukan. Perubahan teori terjadi ketika orang menemukan sesuatu yang baru atau mendapatkan perspektif baru, karena itulah teori dapat berubah dari waktu ke waktu Morissan, 20131. Demikian juga dengan komunikasi yang mengalami perubahan dalam cara, media, dan konteks pada setiap era peradaban manusia yang turut dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. B. TINJAUAN TEORI INFORMASI Salah satu teori klasik di awal perkembangan ilmu komunikasi adalah teori informasi, yang menjadi titik tolak pemikiran para ilmuwan komunikasi dalam mengembangkan banyak teori komunikasi massa di kemudian hari. Teori informasi sebagai teori komunikasi klasik yang paling popular diperkenalkan oleh Claude E. Shannon, dalam hasil penelitian untuk Bell Konsep dan Teori Informasi 127 DAFTAR PUSTAKA Dalle, Juhriyansyah., A. Akrim., & Baharuddin. 2020. Pengantar Teknologi Informasi. Depok PT. Rajagrafindo Persada. Ghifary, Muhammad. 2008. Teori Informasi Shannon. diakses pada tanggal 6 Januari 2022. Littlejohn, Stephen W., & Karen A. Foss. 2014. Teori Komunikasi Theories of Human Communication. Edisi 9. Penerjemah Mohammad Yunus Hamdan. Jakarta Penerbit Salemba Humanika. Morissan. 2013. Teori Komunikasi Komunikator, Pesan, Percakapan, dan Hubungan Interpersonal. Bogor Penerbit Ghalia Indonesia. Oktarina, Yetty. & Yudi Abdullah. 2017. Komunikasi dalam Perspektif Teori dan Praktik. Sleman Penerbit Deepublish. Suriati., Samsinar S., & A. Nur Aisyah Rusnali. 2022. Pengantar Ilmu Komunikasi. Tulungagung Akademia Pustaka. 128 Konsep dan Teori Informasi PROFIL PENULIS Glorya Agustiningsih, lahir di Jakarta pada tanggal 9 Agustus 1979. Menyelesaikan studi di Universitas Indonesia, mulai dari jenjang Diploma Tiga bidang Public Relations pada tahun 1997, dilanjutkan pada tahun 2000 ke jenjang Sarjana Strata Satu juga pada jurusan Public Relations, sampai pada tahun 2005 meneruskan ke jenjang master pada Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Magister Manajemen Komunikasi, konsentrasi Komunikasi Pemasaran. Kecintaannya pada bidang komunikasi membawanya terus menggali berbagai pengetahuan baru, baik dari sisi akademik maupun praktis. Hal tersebut sangat mendukung profesinya saat ini sebagai Pengajar Tetap di Program Studi Ilmu Komunikasi, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie. 130 Komunikasi Verbal Komunikasi itu terdiri dari 2 dua kategori, yaitu komunikasi verbal dan non-verbal. Bab ini berfokus pada pembahasan komunikasi verbal. Apa yang dimaksud dengan komunikasi verbal? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bayangkan sejenak bahwa jika kita tidak memiliki bahasa untuk berkomunikasi. Sulit dibayangkan bukan? Mungkin lebih sulit untuk membayangkan bahwa dengan semua kemajuan yang kita miliki saat ini, masih ada orang di dunia kita yang sebenarnya tidak memiliki atau tidak dapat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi Hahn, Paynton, & Lippert, 2014. Beberapa dekade yang lalu, pemerintah Nikaragua mulai menyatukan anak-anak tunarungu dari seluruh negeri dalam upaya untuk mendidik mereka. Anak-anak ini telah menghabiskan hidup mereka di tempat-tempat terpencil dan tidak memiliki kontak dengan orang-orang tunarungu lainnya. Mereka tidak pernah belajar bahasa dan tidak bisa memahami guru mereka atau satu sama lain. Demikian juga, guru mereka tidak dapat memahami mereka. Tak lama setelah menyatukan para siswa ini, para guru memperhatikan bahwa para siswa berkomunikasi satu sama lain dengan cara yang tampak terorganisir mereka benar-benar menyatukan gerakan individu yang mereka gunakan di rumah dan menyusunnya ke dalam bahasa baru. Meskipun para guru masih tidak mengerti apa yang dikatakan anak-anak, mereka tercengang dengan apa yang mereka saksikan—kelahiran bahasa baru di akhir abad ke-20! Ini adalah penemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada tahun 1986 ahli bahasa Amerika Judy Kegl pergi ke Nikaragua untuk mencari tahu apa yang bisa dia pelajari dari anak-anak tanpa bahasa ini. Dia berpendapat bahwa otak kita terbuka untuk bahasa sampai usia 12 atau 13 tahun, dan kemudian bahasa menjadi sulit untuk dipelajari. Dia dengan cepat menemukan bahwa terdapat sekitar 300 orang di Nikaragua yang tidak memiliki bahasa dan ia berkata, “Mereka sangat berharga untuk diteliti, di antara satu-satunya orang di Bumi yang dapat memberikan petunjuk awal komunikasi manusia.” Adrien Perez, salah satu siswa tunarungu awal yang membentuk bahasa baru ini disebut sebagai Bahasa Isyarat Nikaragua, mengatakan bahwa tanpa komunikasi verbal, “Anda tidak dapat mengungkapkan perasaan Anda. Pikiran Anda mungkin ada di sana tetapi Anda tidak bisa mengeluarkannya dan Anda tidak bisa mendapatkan pemikiran baru.” Sebagai salah satu dari sedikit orang di bumi yang telah mengalami hidup dengan dan tanpa komunikasi verbal, komentarnya tersebut mengungkapkan inti dari komunikasi, yaitu esensi Komunikasi Verbal 143 verbal lisan dan tertulis dalam hal tingkat formalitas, sinkronisitas, perekaman recording, dan privasi. Namun, kemajuan teknologi mulai mengaburkan beberapa perbedaan ini. Akhirnya, komunikasi verbal tetap menjadi pusat identitas kita sebagai manusia dan memungkinkan kita untuk mendefinisikan realitas, mengorganisir ide dan pengalaman ke dalam kategori-kategori, membantu kita berpikir, dan membentuk sikap kita tentang dunia sekitar. 144 Komunikasi Verbal DAFTAR PUSTAKA Hahn, L. K., Paynton, S. T., & Lippert, L. 2014. Survey_of_Communication_Study. Humbolt State University. Retrieved from Hargie, O. 2019. The Handbook of Communication Skills. New York Routledge. Kurniati, D. P. 2016. Modul Komunikasi Verbal dan Non Verbal. Bali, Indonesia Fakultas Kedokteran - Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Udayana. Minnesota, U. o. 2016. Communication in the Real World An Introduction to Communication Studies. Minnesota University of Minnesota Libraries. Ogden, C. K., & Richards, I. A. 1923. "The Meaning of Meaning” Study of the Influence of Language upon Thought and of the Science of Symbolism. New York Harcourt Brace. Pelley, S. 2000, April 25. Birth Of a Language. Retrieved from Komunikasi Verbal 145 PROFIL PENULIS Regi Sanjaya adalah seorang Dosen Tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Bangsa di kota Bandung. Dia menempuh jenjang pendidikan S-1 Ekonomi Manajemen dan S-2 Manajemen Bisnis di Universitas Katolik Parahyangan. Saat ini Regi sedang menempuh jenjang pendidikan doktoralnya di kampus yang sama. Minat dan fokus penelitiannya pada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Perilaku Organisasi, dan Non-Profit Management, terutama pada topik-topik servant leadership, organizational citizenship behavior, organizational culture, culture of philanthropy, dan fundraising. Komunikasi Non Verbal 147 A. PENDAHULUAN Komunikasi menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. .Dalam kehidupan sehari hari, komunikasi dapat terjadi antar individu dan juga antar kelompok. Komunikasi yang terjadi juga dapat berbentuk verbal dengan tulisan maupun ucapan dan juga non verbal seperti kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh, kedekatan jarak, , sentuhan, dan cara berpakaian Komunikasi secara luas sering diartikan sebagai pertukaran ide, pesan, dan informasi antara dua orang atau lebih, melalui media, dengan cara pengirim dan penerima memahami pesan dalam akal sehat, yaitu, mereka mengembangkan kesamaan pemahaman terhadap pesan. Komunikasi dianggap efektif apabila mencapai reaksi atau respons yang diinginkan dari penerima. Responsnya bisa positif atau negatif. Jika tidak ada respon, komunikasi tidak lengkap. Secara mendasar, untuk membuat seseorang memahami pesan yang dikirimkan maka diperlukan komunikasi verbal karena komunikasi bisa terjadi jika ada kesamaan antara si pemberi pesan dengan si penerima pesan. Walaupun demikian, ternyata kita masih berkomunikasi antara kedua belah pihak dengan menggunakan bahasa tubuh, semisal mengangguk-angguk, menggeleng-geleng dan tersenyum atau Oleh karena itu, komunikasi dapat dilakukan baik secara verbal maupun nonverbal. B. PENGERTIAN KOMUNIKASI NON VERBAL Saat manusia berpikir tentang komunikasi, paling sering berfokus pada bagaimana manusia bertukar informasi menggunakan kata-kata. Meskipun komunikasi verbal itu penting, manusia mengandalkan komunikasi nonverbal selama ribuan tahun sebelum manusia mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan kata-kata. Komunikasi nonverbal marupakan komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunakasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada Kusumawati, 2016. 162 Komunikasi Non Verbal tingkat minat , dan faktor lainnya. Kita merasa betapa cepatnya waktu berlalu saat kita tertarik dan terlibat dalam sesuatu yang kita sukai. Physical Time mengacu pada siklus tetap hari, tahun, dan musim. Physical Time, terutama musim, bisa mempengaruhi suasana hati dan keadaan psikologis kita. Beberapa orang mengalami gangguan afektif musiman yang mengarahkan mereka ke mengalami tekanan emosional dan kecemasan selama perubahan musim, terutama dari hangat dan cerah menjadi gelap dan dingin musim panas ke musim gugur dan musim dingin. Culture Time mengacu pada bagaimana sekelompok orang banyak memandang waktu. Orang polikronik tidak memandang waktu sebagai linier perkembangan yang perlu dibagi menjadi unit-unit kecil dan dijadwalkan sebelumnya. Orang polikronik biasanya lebih fleksibel dan dapat terlibat dalam beberapa kegiatan sekaligus sedangkan orang monokronik cenderung menjadwalkan waktu mereka lebih kaku dan melakukan satu hal pada satu waktu. Orientasi polikronik atau monokronik terhadap waktu memengaruhi realitas sosial dan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi Non Verbal 163 DAFTAR PUSTAKA Anderson, P. A. 1999. Non Verbal Communication Form and Mountain View, CA Mayfield,. Bonaraja Purba, A. R. B., Ardhariksa Zukhruf Kurniullah, U. T. H., Yuliyanto Budi Setiawan, Puji Hastuti, M. I., Rahman Tanjung, K. F. H., & Sutiyana Fachruddin, J. 2021. Pengantar Pengantar Ilmu Komunikasi. In Yayasan Kita Menulis. Yayasan Kita Menulis. Della, P. O. 2014. Penerapan Metode Komunikasi Non Verbal Yang Dilakukan Guru Pada Anak-Anak Autis di Yayasan Pelita Bunda Therapy Center Samarinda. EJournal Ilmu Komunikasi, 24, 114–128. Hargie, O. 2011. Skilled interpersonal communication Research, theory and practice. In Skilled Interpersonal Communication Research, Theory and Practice 5th Editio. Routledge, London. Hollinden, Ch. 2022. The 5 Key Principles of Nonverbal Communication principles-of-nonverbal-communication Kusumawati, T. I. 2016. Komunikasi Verbal Dan Nonverbal. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 62. Pease, Barbara ; Pease, A. 2004. The Definitive book of branding. In Choice Reviews Online Vol. 52, Issue 06. Orion. Richard G. Jones, J. 2013. Communication in the Real World pp. 323–326. University of Minnesota Libraries Publishing. U. Hess,2016. Non Verbal Communication in Encyclopedia of Mental Health Second Edition, Elsevier 164 Komunikasi Non Verbal PROFIL PENULIS Siti Lestari, MN merupakan lulusan Magister Keperawatan , The University of Melbourne, Australia 2003. Dosen Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan –Pendidikan Ners pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta 2005- sekarang. Penulis aktif di beberapa organisasi diantaranya adalah Humas dan Kerjasama DPD PPNI Kota Surakarta 2015-2020; Bidang Pendidikan dan Latihan AIPVIKI Regional Jawa Tengah 2015-2019; Sub Bidang Sumber daya Pembelajaran AIPNI Pusat 2021-2025. Penulis juga aktif sebagai Reviewer pada berbagai Jurnal Kesehatan dan Penulis Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Farmakologi Dalam Keperawatan oleh PPSDMKes dan Universitas Terbuka. 166 Komunikasi Antar Pribadi A. DEFINISI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi antar pribadi dinilai sangat efektif untuk merubah perilaku orang lain, bila terdapat persamaan mengenai makna yang dibincangkan. Tanda khusus yang ada di komunikasi antar pribadi ini terletak pada arus balik langsung. Arus balik tersebut memiliki daya tangkap yang mudah untuk komunikator baik ecara verbal dalam bentuk kata maupun non verbal dalam bentuk bahasa tubuh seperti anggukan, senyuman, mengernyitkan dahi dan lain sebagainya. Selama proses komunikasi antar pribadi berlangsung sangat penting terjadinya interaksi berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau individu dengan antar individu supaya terjadi umpan balik dan tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Dalam berkomunikasi antar pribadi aspek espektasi pribadi merupakan faktor penting yang mempengaruhi berlangsungnya komunikasi. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi antar pribadi tidak hanya berupa kata-kata atau pesan verbal, melainkan juga pesan-pesan non verbal. Oleh karena itu dalam komunikasi antar pribadi pesan disampaikan dalam bentuk sentuhan, pandangan mata, mimik wajah atau intonasi dalam penyampaian kata-kata. Pengertian mengenai komunikasi antar pribadi dalam perkembangan zaman semakin berkembang. Proses komunikasi yang dahulu harus bertatap muka, sekarang dengan perkembangan teknologi pola komunikasi tersebut mulai bergeser dengan adanya media komunikasi seperti handphone dan lain sebagainya. B. CIRI-CIRI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI 1. Komunikasi Interpersonal adalah Verbal dan Non Verbal. Komunikaasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal dan non verbal. Dalam komunikasi itu, seperti pada komunikasi umumnya, selalu mencakup dua unsur pokok yaitu isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau dilakukan baik secara verbal maupun non verbal. Untuk efektifnya, kedua unsur tersebut diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi, dan keadaan penerima pesannya. Komunikasi Antar Pribadi 179 DAFTAR PUSTAKA Hanani, Silfia. Komunikasi Antarpribadi Teori dan praktik, Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2017. Aw, Suranto. Komunikasi Interpersonal, Cet. 1. Yogyakarta Graha Ilmu, 2011. Sari, A. Anditha . Komunikasi Antar Pribadi, Yogyakarta Deepublish, 2017. Budayatna Muhammad, Teori Komunikasi Antarpribadi, Cet. 1 Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2011. Harapan Edi dan Ahmad Syarwanin, Komunikasi Antarpribadi, Cet. Ke-1, Jakarta; PT. Rajagrafindo Persada, 2014. 180 Komunikasi Antar Pribadi PROFIL PENULIS Nurliyani, merupakan dosen pengajar di Program Studi Kebidanan Universitas Malahayati Penulis lahir di Metro, 3 Agustus 1992, Riwayat pendidikan dimulai dari Diploma III Kebidanan yang ditempuh selama 3 tahun 2010-2013 di Akademi Wira Buana, pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di Diploma IV Bidan Pendidik Universitas Malahayati Bandar Lampung, dan lulus tahun 2016, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan Magister Kesehatan Masyarakat di Universitas Malahayati Bandar Lampung dan selesai tahun 2019. Selain sebagai pengajar, penulis juga aktif melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta menulis beberapa buku ajar maupun buku referensi. 182 Komunikasi dan Budaya “Akselerasi sebuah pencapaian dipengaruhi oleh kemudahan proses sosialisasi dan adaptasi “ Manusia dapat saling berhubungan melalui proses komunikasi untuk berbagai kebutuhan hidup. Eksistensi manusia semakin besar dilandasai dari semakin baiknya hubungan komunikasi yang terjalin dengan ekosistem yang di dalamnya memuat benda hidup dan tak hidup. Berkomunikasi dengan alam dilakukan dengan cara memperlakukan alam dengan baik dan tidak melakukan perusakan sehingga alam dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia tinggal di hamparan bumi yang sangat luas. Bumi yang ditinggali manusia tidak memiliki satu karakter alam yang sama. Setiap tempat di bumi dipengaruhi banyak hal membentuk sebuah iklim kehidupan dan kebudayaannya sendiri. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dedy Mulyana 2003 menekan bahwa orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia dipastikan akan’tersesat’, karena ia tidak bisa menaruh dirinya dalam lingkungan sosial. Manusia pada suatu kebudayaan tertentu harus dapat berkomunikasi dengan manusia dari kebudayaan yang lain agar dapat menjelajah hamparan bumi yang luas. Pada beberapa kasus terdapat sekelompok manusia yang tinggal di daerah pedalaman menutup diri dari peradaban. Setiap manusia lain yang mencoba berkomunikasi sering kali dianggap sebagai ancaman yang harus disingkirkan. Mereka melempari batu, menarik busur panah, dan memasang jebakan untuk menangkan orang lain yang bukan berasal dari suku asli dan tidak jarang orang asing yang ingin mencoba berkomunikasi berakhir dengan dibunuh dengan kejam. Dampak dari sekelompok manusia yang tidak bisa menerima peradaban sulit mengalami kemajuan dan hidup dengan cara-cara sederhana di tengah dunia penuh teknologi. Masyarakat pedalaman yang terasing dari peradaban bertahan hidup dengan pengetahuan nenek moyang. Budaya yang diperoleh dan dimiliki seseorang sejak bayi sangat mempengaruhi cara seseorang tersebut dalam berpikir, berperilaku, dan berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain Tubbs Sylvia Moss, 1996 Manusia dibekali panca indera sebagai media komunikasi dasar yang dimiliki. Bibir merupakan satu-satunya indera yang menghasilkan komunikasi verbal, sedangkan telinga, hidung, mata, dan kulit dapat membentuk komunikasi non- Komunikasi dan Budaya 201 Galaran dan hias ceplokan harapan dapat mencari nafkah sendiri, banyak rejeki, banyak anak, tenteram dan sejahtera D. SIMPULAN Komunikasi antar budaya merupakan salah satu jalan untuk mengenal bumi yang kita tempati. Daratan di bumi terkotak-kotak membentuk kelompok dengan kebudayaannya masing-masing. Melalui komunikasi dan interaksi antar budaya, barulah dapat dimengerti kondisi sebuah kelompok dengan segala karakteristiknya. Terdapat banyak pola-pola komunikasi antar budaya yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan interaksi. Bentuk komunikasi baik verbal maupun non-verbal yang terjalin antar individu yang berasal dari kebudayaan yang berbeda akan menimbulkan resiko pemahaman yang berbeda. Oleh karena itu besar pengetahuan tentang budaya lain mutlak diperdalam. Hal tersebut dikarenakan banyak bentuk komunikasi non verbal dalam bentuk isyarat, tanda, dan adat istiadat yang dapat membantu dalam memahami sebuah kebudayaan, salah satunya adalah Batik yang berasal dari kebudayaan masyarakat jawa. Motif yang ditorehkan dalam batik mengandung komunikasi yang mengisyaratkan tentang status sosial, kegiatan penting, lokasi wilayah tertentu daerah asal, dan simbol-simbol yang sarat akan makna. 202 Komunikasi dan Budaya DAFTAR PUSTAKA Adi Bagus Nugroho. 2012. Pola Komunikasi Antarbudaya Batak dan Jawa di Yogyakarta. Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012. 403-418 Alo liliweri. 2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya, Jogjakarta Lkis Anna Galuh Indreswari . 2015. Batik Larangan Di Keraton Yogyakarta Pada Masa Pemerintahan Sri Sultan HB VII. Corak Jurnal Seni Kriya Vol. 3 Nopember 2014-April 2015 Arif Jati Purnomo. 2006. Batik Sebagai Salah Satu Media Komunikasi dalam Upacara Adat Tradisi Jawa. Jurnal Ornamen Vol 5 No 1 Januari 2006. Ayu Lusoi M Siburian & Waston Malau. 2018. Tradisi Ritual Bulan Suro pada Masyarakat Jawa di Desa Sambirejo Timur Percut Sei Tuan. Gondang Jurnal Seni dan Budaya, 2 1 2018 28-35. Barker, Chris. 2013. Cultural Studies Teori dan Praktik. Yogyakarta Kreasi Wacana. Darmaputri, Gabriela Lordy. 2010. Representasi Identitas Kultural Dalam Simbol-Simbol Pada Batik Tradisional Dan Kontemporer. Jurnal Commonline Departemen Komunikasi Vol. 4/ No. 2 Ega Lia Triana Putri. 2016. Pola Komunikasi Antarbudaya Etnis Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi. Jurnal Wacana Volume XV No. 2. Juni 2016, Hlm. 86 – 180 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 18 Oktober 2022 Diakses 18 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Komunikasi dan Budaya 203 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Diakses 17 Oktober 2022 Ima Hidayati Utami, dkk. 2014. Analisis Model Komunikasi Antarbudaya Studi Kasus Komunikasi Mahasiswa Papua dan Jawa di Universitas Brawijaya. Profit Jurnal Administrasi Bisnis Unibra Vol. 8 No. 1 2014 Mufti Riyani. 2015. Local Genius Masyarakat Jawa Kuno Dalam Relief Candi Prambanan. Jurnal Seuneubok Lada, Vol. 2, Januari-Juni 2015 9-20 Muhammad Bahar Akkase Teng. 2017. Filsafat Kebudayaan dan Sastra Dalam Perspektif Sejarah. Jurnal Ilmu Budaya. Volume 5, Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2354-7294 Hal 69-75 Nasrullah Rulli. 2018. Komunikasi Antar Budaya DiEra Budaya Siberia. Jakarta Kencana Pane, Sanusi. 1952. Sedjarah Indonesia Djilid Satu. Jakarta Balai Pustaka 204 Komunikasi dan Budaya Rina Devianty, 2017. Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan. Jurnal Tarbiyah, Vol 24 No 2 , Juli-Desember 2017. Hal. 226-245. Sarmini. 2009. Pakaian Batik ; Kulturisasi Negara dan Politik Indentitas. Yogyakarta Jantra Vol. IV No 8, 2009. Sondari, Koko. 2002. Album Seni Budaya Batik Pesisiran. Jakarta Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Tubbs, Stewart L. & Moss, Sylvia Moss. 1996. Human Communication Konteks-konteks Komunikasi, Bandung Remaja Rosdakarya Komunikasi dan Budaya 205 PROFIL PENULIS Danissa Dyah Oktaviani, Lahir di Surakarta, 7 Oktober 1992. Memiliki minat besar dalam penulisan bidang keilmuan seni dan komunikasi. Menyelesaikan Pendidikan tahun 2018 dalam bidang Seni Media Rekam di Institut Seni Indoenesia Surakarta dan beruntung dapat mengembangkan potensi diri pada bidang yang diminati di Institut Agama Islam Negeri IAIN Kudus dan Institut Mamba’ul Ulum Surakarta di program studi Komunikasi Penyiaran Islam pada tahun 2019 hingga 2022 dan hingga sekarang menetap di Institut Seni Indonesia ISI Surakarta. Penulis berharap melalui tulisan-tulisan pada bidang seni dan komunikasi dapat menjadi jalan terbukanya khazanah pengetahuan yang lebih luas dan mendalam. Penulis membuka ruang diskusi dan kolaborasi seluas-luasnya melalui forum-forum diskusi dan pendidikan lainnya melalui email danissaoffice Prinsip Komunikasi Yang Efektif 207 Komunikasi dapat perlangsung dalam beberapa konteks. Ada beberapa konteks komunikasi Tubbs et al., 2012, yaitu 1. Komunikasi dua orang 2. Wawancara 3. Komunikasi kelompok kecil 4. Komunikasi publik 5. Komunikasi organisasional 6. Komunikasi massa Apapun konteks kita berkomunikasi maka tujuannya tetap sama. Tujuan kita berkomunikasi adalah untuk menyampaikan suatu pesan dan bagaimana agar pesan yang kita sampaikan tersebut dapat diterima dengan jelas oleh orang yang kita ajak berkomunikasi dan masing-masing orang yang berkomunikasi mempunyai kesamaan makna atau pengertian dari pesan yang disampaikan. Ada beberapa dimensi atau prinsip komunikasi yang perlu kita ketahui agar kita tidak salah persepsi ketika melakukan komunikasi. Oleh karena itu dalam bab 18 ini kita akan khusus membahas lebih dalam megenai prinsip-prinsip dasar komunikasi pada umumnya, dan prinsip-prinsip dasar komunukasi yang efektif pada khususnya. A. PRINSIP KOMUNIKASI Prinsip komunikasi pada dasarnya merupakan penjabaran lebih jauh mengenai definisi atau hakikat komunikasi. Prinsip tersebut dijadikan dasar dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Prinsip komunikasi adalah dasar atau asas pikiran untuk membahas komunikasi Rustan & Hakki, 2017. Beberapa ahli komunikasi di dunia punya istilah berbeda untuk menggambarkan prinsip-prinsip komunikasi. Ada ahli komunikasi dunia yang mengistilahkannya sebagai asumsi komunikasi, sementara, beberapa pakar komunikasi di Indonesia memberinya istilah dimensi komunikasi dan ada juga yang menyebutnya sebagai prinsip komunikasi. Walau tiap pakar komunikasi memberi istilah berbeda, namun pada dasarnya semua hal tersebut punya substansi yang sama, yakni membahas tentang asas-asas pikiran dalam berkomunikasi. Dalam hal ini yang akan kita gunakan adalah prinsip-prinsip kounikasi. Dua belas prinsip komunikasi Mulyana, 2015 sebagai berikut 218 Prinsip Komunikasi Yang Efektif salah apabila komunikan tidak mengerti sepenuhnya. Ketidakmengertian akan suatu isi pesan yang disampaikan merupakan suatu yang wajar terjadi, akan tetapi ketidakmengertian ini harus ditindaklanjuti dengan bertanya. Terkadang komunikan tidak mau bertanya, entah karena alasan malu atau takut. Perasaan malu atau takut bertanya harus kita hilangkan ketika berkomunikasi agar isi pesan dapat dimengerti sepenuhnya sehungga komunikasi dapat berjalan efektif. 5. Sudah terlebih dahulu menetapkan suatu pikiran Hal kelima yang sering menyebabkan terjadinya komunikasi yang kurang efektif adalah komunikan sudah mempunyai persepsi dalam suatu hal yang terkait denga nisi pesan atau lawan yang diajak berkomunikasi. Hal ini yang menyebabkan tidak adanya respon atau umpan balik yang sesuai dengan isi pesan yang disampaikab oleh komunikator. Tidak adanya atau tidak sesuainya respon atau umpan balik yang disampaikan oleh komunikan menyebabkan komunikasi menjadi kurang efektif. 6. Tidak mengerti kebutuhan satu sama lain Hal keenam yang sering menyebabkan terjadinya komunikasi yang kurang efektif adalah antara komunikator dan komunikan tidak mengerti kebutuhan satu sama lain, sehingga isi pesan yang disampaikan cenderung didominasi oleh kebutuhan masing-masing bukan kebutuhan bersama. Hal ini salah satu yang menyebabkan komunikasi menjadi kurang efektif. Pada akhirnya komunikasi hanya akan berjalan dengan efektif ketika semua unsur dalam komunikasi berfungsi dan berjalan dengan baik. Komunikasi tidak harus selalu berakhir dengan persetujuan, tetapi paling tidak muncul pemahaman dan pengertian mengenai apa yang disampaikan. Fungsi komunikasi pada dasarnya tidak sekedar membujuk orang lain untuk mengikuti dan menyetujui, tetapi komunikasi bisa juga dilakukan untuk sekedar menyampaikan informasi tanpa bermaksud menggurui atau mengajak untuk menyetujui akan sesuatu hal. Prinsip Komunikasi Yang Efektif 219 DAFTAR PUSTAKA Mulyana, D. 2015. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 19th ed.. PT Remaja Rosdakarya. Purba, B., Banjarnahor, A. R., Kurniullah, A. Z., Handiman, U. T., Setiawan, Y. B., Hastuti, P., Ismail, M., Tanjung, R., Hana, K. F., Fachruddin, S., & Jamaludin. 2021. Pengantar Ilmu Komunikasi J. Simarmata ed.; 2nd ed., Vol. 1. Yayasan Kita Menulis. Putri, V. K. M. 2021, December 29. 5 Prinsip Komunikasi Efektif Berdasarkan REACH. Rustan, A. S., & Hakki, N. 2017. Pengantar Ilmu Komunikasi 1st ed., Vol. 1. Deepublish. Tubbs, S. L., Moss, S., & Mulyana, D. 2012. Human Comunication 1 Prinsip-prinsip Dasar. Rosdakarya. Wati, E., & Wianti, A. 2017. Komunikasi Keperawatan 1st ed., Vol. 1. LovRinz Publishing. 220 Prinsip Komunikasi Yang Efektif PROFIL PENULIS Cecep Ucu Rakhman dilahirkan di Cimahi Jawa Barat pada 29 Desember 1976. Telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi selama empat kali. Pertama kali menyelesaikan Pendidikan Diploma III di Program Studi Manajemen Tata Boga, Jurusan Hospitality, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Politeknik Pariwisata NHI Bandung pada 1995-1998. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran pada 2002-2005. Menyelesaikan Pendidikan Magister di Program Studi Magister Manajemen, Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis Telkom Bandung Universitas Telkom pada 2005-2007. Dan terakhir menyelesaikan Pendidikan Doktor di Konsentrasi Kajian Budaya Pariwisata Program Studi Ilmu Sastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran pada 2011-2014. Sejak Juli 2018 telah menjadi dosen tetap di Program Studi Magister Manajemen Bidang Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Dan sejak tahun Februari 2022 mendapat tugas tambahan menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Politeknik Pariwisata NHI Bandung. Selain mengajar di Politeknik Pariwisata NHI Bandung, penulis juga pernah mengajar di Universitas Padjadjaran dan Universitas Widyatama. Penulis dapat dihubungi di ResearchGate has not been able to resolve any citations for this H. NielsenScience communication has been central to our understanding of Modern Europe, and it also plays an important role in other parts of the world. The aim of this article is to present key narratives—histories—about the development of science communication in Modern Europe and beyond. Surveying key contributions, the article identifies two main narratives about science communication in Modern Europe one about widening gaps between science and the public informational, epistemological, and moral gaps and one about building bridges through dialogue, engagement, and participation. Beyond Modern Europe, the same narratives appear but often with important twists. The discussion about science communication in Latin America, for example, includes colonial and postcolonial dimensions, whereas the narrative about science communication science popularization in China emphasizes the embeddedness of science communication in national politics. Together, the histories show that science communication is not the diminutive or distorted form of science but rather the sum of social conversations around science. Stella Amara AririguzohGlobalization has made it necessary for people from different cultures and nations to interact and work together. Effective cross-cultural communication seeks to change how messages are packaged and sent to people from diverse cultural backgrounds. Cross-cultural communication competencies make it crucial to appreciate and respect noticeable cultural differences between senders and receivers of information, especially in line with the United Nations’ UN recognition of culture as an agent of sustainable development. Miscommunication and misunderstanding can result from poorly encrypted messages that the receiver may not correctly interpret. A culture-literate communicator can reduce miscommunication arising from a low appreciation of cultural differences so that a clement communication environment is created and sustained. This paper looks at the United Nations’ recognition of culture and how cultural differences shape interpersonal communication. It then proposes strategies to enhance cross-cultural communication at every communication step. It advocates that for the senders and receivers of messages to improve communication efficiency, they must be culture and media literates. Muhammad Bahar Akase TengThis paper addresses about philosophy, culture, and literature from a historical perspective. Philosophy is one of the discipline in which some interrelated disciplines of the world derive, such as education. Philosophy is concerned with how human think but not all thingking processes constitute philosophy. Indulging in philosophy implies deep and serious thingking. Cultural philosophy has uniqueness because some of its explanation involves other interrelated disciplines, such as historical philosophy, anthropology, sociology, and psychology. Cultural philosophy attempts to explain cultural element and their underlying rules, structures, and their accompanying values. Despite its emergence in the twentieth century, it has rooted since Socratic era even before. Culture is men's product during his life that does not stop there. When a culture of human being ceases to develop at certain point, it will become a civilization. Contemporary culture is influenced by rapid development and modern man is well aware of it. Culture constitutes a literary work of an individual and the object of a literary work concerns culture and social life of a community. A Literary work is never created from void. Owen HargieEstablished as the foremost textbook on communication, the seventh edition of Owen Hargie's Skilled Interpersonal Communication is thoroughly revised and updated with the latest research findings, theoretical developments and applications. The contribution of skilled interpersonal communication to success in both personal and professional contexts is now widely recognised and extensively researched. People have a deep-seated and universal need to interact with others, and the greater their communicative ability the more satisfying and rewarding will be their lives. The main focus of this book is on the identification, analysis and evaluation of the core skills needed in these interactions. The first two chapters provide details of the nature of interpersonal communication and socially skilled performance, respectively, with a review of the main theoretical perspectives pertaining to each. The book then offers detailed accounts of the fourteen main skill areas nonverbal communication, reinforcement, questioning, reflecting, listening, explaining, self-disclosure, set induction, closure, assertiveness, influencing, negotiating and interacting in and leading group discussions. The book concludes with a discussion on the ethical issues in interpersonal communication. This new edition also features an extended section on groupthink and analyses the impact of the coronavirus pandemic on aspects such as greeting patterns and the effectiveness of Project Fear by the UK government to secure citizen compliance. Written by one of the foremost international experts in the field, this is essential reading for students of interpersonal communication in general and to qualified personnel and trainees in many Teng Li ZhangMing LouDrawing upon the job demands-resources JD-R model, we examined the effects of challenge and hindrance stressors on effective communication and the jointly moderating effects of supervisor communication and employee’s active listening. Results from a sample of 238 employees and their 50 supervisors indicated that challenge stressors were positively related to effective communication and this positive effect was amplified by supervisor communication. Moreover, hindrance stressors were negatively related to effective communication, and this negative effect was buffered by supervisor communication. More importantly, the buffering effect of supervisor communication was amplified when employees’ active listening was high. Theoretical and practical implications were Galuh IndreswariBatik cloth which usually contain spiritual values are generally made in the palace orVorstenlanden, including batik in Yogyakarta PalaceKeraton.The batik of Keraton Yogyakartaaremade with special treatment preferentially both in terms of color application and the use ofmotifs. Both aspects believed to have spiritual values and a certain symbolic meaning. Batikactivity believed to be a ritual of worship and the batik cloth has a religious magical glow whenit worn by a person . It becomes important to be studied further, especially associated with theadvent of prohibitionLarangan in the community batik of Yogyakarta Palace in the reign ofSultan HB on this batik is qualitative researchand using a multidisciplinary least two approaches were used namely historical and archaeological approach . Key words batik ban Larangan, motifs, Keraton Yogyakarta, Sultan HB VIII. Kain batik yang biasanya mengandung nilai spiritual umumnya terdapat dan dibuat dilingkungan Keratonatau vorstenlanden, termasuk batik yang berada di Keraton batik di Keraton Yogyakarta dibuat secara istimewa baik dalam hal pemberian warnamaupun penggunaan motif-motifnya. Kedua aspek tersebut diyakini mempunyai nilai spiritualdan bermakna simbolik tertentu. Kegiatan membatik dipercayai sebagai suatu ritual ibadahdan memiliki pancaran religius magis pada kain batik yang dipakai oleh seseorang. Hal inimenjadi penting untuk dikaji lebih lanjut, apalagi dikaitkan dengan munculnya batik larangandalam masyarakat Keraton Yogyakarta pada pemerintahan Sultan HB tentang batik ini temasuk jenis penelitian kualitatif yang dalam prosespelaksanaannya akan menggunakan pendekatan multidisiplin. Paling sedikit ada duapendekatan yang akan digunakan yakni menggunakan pendekatan sejarah dan arkeologi. Kata kunci batik Larangan, motif, Keraton Yogyakarta, Sultan HB AllanAlbert Bandura is the most cited living psychologist, and is regularly named as one of the most influential figures ever to have worked in his field. Much of his reputation stems from the theories and experiments described in his 1973 study Aggression A Social Learning Analysis - a book that is both a classic of psychological study and a masterclass in the analytical skills central to good critical thinking. Bandura's central contention is that much human learning is fundamentally social. As children imitate the behavior of those around them, and as their behaviors are reinforced by modelling, they entrench cognitive functions that more or less become part of their core personalities. The experiments that Bandura designed in order to prove his contentions with regard to learned aggressive tendencies show the powers of critical thinking analysis and evaluation at their best. Having set up a play environment for children in which they could be exposed to aggressive behavior inflicted on a bobo doll, he was able to systematically examine their responses and learned behaviors, working out their functions and understanding the relationships between different aspects of behavior that combined to form a whole. Carefully evaluating at each stage the different extent to which children's own aggressive behavior was affected by and modelled on what they saw. Bandura produced results that revolutionized psychology's whole approach to human learning and behavior.

1DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. DAFTAR PUSTAKA. Burhan Bungin, Komunikasi Pariwisata tourism communication Pemasaran dan Brand Destination, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015 Kami melakukan penelitian tentang ” Efektivitas Komunikasi XL melalui Media

Makalah ini mencoba mendeskripsikan apa itu ilmu komunikasi. Dimulai dari pertanyaan tentang komunikasi, diteruskan dengan uraian-uraian mengenai definisi dari para pakar. Kemudian dilanjutkan dengan fungsi komunikasi dalam kehidupan manisia. kemudian dikupas mengenai bentuk komunikasi verbal dan komunikasi bukan verbal. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 0 MEMAHAMI ILMU KOMUNIKASI MAKALAH Drs. Muhammad Takari, Dosen Pengajian Media dan Komunikasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara TANJUNGBALAI ASAHAN 5 MARET 2019 Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 1 MEMAHAMI ILMU KOMUNIKASI Drs. Muhammad Takari, Dosen Pengajian Media dan Komunikasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Apa itu Komunikasi? Istilah komunikasi berasal dari kata communication dalam bahasa Inggris, yang berasal dari bahasa Latin communis, yang secara harfiah membawa maksud yang sama. Aktivitas komunikasi sebenarnya adalah mencari satu kesamaan antara seorang dengan seorang yang lainnya. Seseorang mencoba menimbulkan apa yang ada di dalam diri dan mencari kesamaan dengan diri orang lain, yang terlibat dalam proses komunikasi. Gagasan, kepercayaan, nilai-nilai sosial, dan lainnya, dilafalkan kepada orang lain dengan tujuan mencari kesamaan Ensiklopedia Malaysiana, 1996202. Menurut Gordon dalam Encyclopaedia Britanica 2007, komunikasi adalah the exchange of meanings between individuals through a common system of symbols, artinya adalah pertukaran makna-makna antara individu melalui sebuah sistem umum yang berbentuk simbol-simbol. Dalam Wikipedia Indonesia 2007 dikonsepkan bahwa komunikasi ialah proses pemindahan informasi melalui sistem simbol yang sama. Komunikasi juga salah satu disiplin akademik. Definisi komunikasi ialah “suatu proses perpindahan informasi, perasaan, ide, dan pikiran seseorang individu kepada individu atau sekelompok individu yang lain.” Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata lisan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, maka komunikasi masih bisa dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan atau menunjukkan sikap tertentu. Misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa bukan lisan atau bahasa isyarat. Seterusnya komunikasi ini memiliki bentuk. Manusia berkomunikasi untuk saling memberikan pengetahuan dan pengalaman. Bentuk biasa komunikasi manusia ialah percakapan, bahasa isyarat, penulisan, sikap, dan broadcasting aktivitas dalam dunia radio. Komunikasi bisa berbentuk interaktif, transaktif, disengaja atau tidak disengaja. Ia juga bisa jadi komunikasi lisan, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Menurut Frank 1970201-210 komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Komponen-komponen tersebut antara lain seperti yang dijelaskan berikut. a Pengirim atau komunikator sender adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. b Penerima atau komunikate receiver adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. c Pesan message adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. d Tindak balas feedback adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi yang disampaikannya. Proses komunikasi secara ringkas adalah sebagai berikut. a Komunikator sender yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. b Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun melalui simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak. c Pesan message itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telefon, surat, e-mail,1 atau media lainnya. d Komunikan receiver menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi 1Setelah ditemukannya teknologi komputer dan internet, maka manusia di dunia sudah mulai mengirim surat sesama mereka melalui dunia maya ini. Pertama, seseorang membuka e-mail electronic mail atau surat elektronik dengan cara-cara tertentu, seperti mengetik nama dan kata kunci password. Selepas itu, ia dapat menulis surat elektronik dan mengirimkan kepada rakan e-mailnya di seluruh dunia. Beberapa perusahaan internet dunia menyediakan ruang untuk pengguna e-mail, sama ada yang bebas biaya mahupun yang meminta biaya. Di antara perusahaan itu adalah yahoo, msn, gmail, atau juga kini bermunculan berbagai instansi yang bisa membuat e-mail sendiri. Perkembangan di dunia maya ini, telah pula menyediakan perangkat-perangkat yang bisa membuat laman web atau blog web. Sehingga dengan mudah setiap pengguna internet bisa melihat laman-laman web di seluruh dunia, dengan menggunakan enjin pencari laman web seperti google. Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 2 pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak. e Komunikan memberikan tindak balas feedback atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim. Selain itu, menurut Kamus Ensiklopedia, arti komunikasi ialah perhubungan antara makhluk dengan makhluk — atau manusia dengan manusia secara langsung atau dengan menggunakan perantaraan Kamus Ensiklopedia, 1997469-470. Makhluk yang dimaksud oleh kamus ini adalah hewan dengan berbagai spesiesnya. Dalam konteks sejarah Islam, manusia memang bisa berkomunikasi dengan manusia, itupun terikat oleh bahasa yang sama, atau seorang manusia akan bisa berkomunikasi dengan manusia atau kumpulan manusia lain, jika ia dapat melakukan aktivitas verbal dalam bahasa yang sama. Selain itu manusia juga bisa berkomunikasi dengan hewan atau makhluk-makhluk ghaib ciptaan Allah, seperti malaikat, jin, syaitan dan lainnya. Contoh manusia yang bisa berkomunikasi dengan hewan dan jin adalah Nabi Sulaiman. Rasulullah Muhammad SAW juga bisa berkomunikasi dengan malaikat dan juga iblis. Lebih jauh lagi, komunikasi bisa didefinisikan sebagai aktivitas bersimbol — yaitu baik individu maupun kelompok yang terlibat menginterpretasi menafsirkan dan mempengaruhi dunia sosialnya. Di sisi lain, komunikasi juga dianggap sebagai satu perkongsian informasi dan makna antara dua orang atau lebih. Secara umum, komunikasi ialah proses penghantaran, penerimaan dan pertukaran informasi, pendapat atau ide melalui tulisan, percakapan atau imaji visual atau mana-mana kombinasi ketiga-tiga unsur tersebut — agar bahan yang dikomunikasikan difahami dengan jelas oleh mereka yang terlibat dalam komunikasi itu Abdullah, 19988-9. Biasanya manusia melakukan interaksi sesama mereka. Contohnya antara satu kelompok dengan kelompok yang lain atau antara satu organisasi dengan organisasi yang lain pula. Mereka berhubungan melaui pengiriman dan penerimaan pesan secara lisan ataupun bukan lisan. Lazimnya bahan dasar dalam komunikasi ialah pesan yang berbentuk lisan dan juga bukan lisan. Pada saat dua orang atau lebih terlibat dalam proses penerimaan dan pengiriman pesan, mereka menanggap dan kemudian menafsirkan pesan itu. Jika seandainya mereka berhasil dan mendapat suatu terjemahan yang sekata atau sama dalam perkongsian maknanya, ini bererti satu proses komunikasi yang berkesan telah berlaku. Atau dengan kata lain, pesan yang hendak disampaikan kepada penerima itu telah dapat diterima, dianalisis dan dipahami oleh penerimanya serta dia juga berjaya memberikan balasan, makna yang sekata, kepada pengirimnya. Manusia berkomunikasi tidak saja menggunakan bahasa lisan dan tulisan, tetapi juga dengan isyarat dalam bentuk gerak-gerik badan dan kelakuan. Mimik muka, senyum dan ketawa, gerak tangan, gerak bahu, kepala, termasuk perubahan roman muka semuanya mengandung makna dan menjadi cara berkomunikasi, menyampaikan maksud, idea, informasi dan perasaan Idid, 19788. Bentuk komunikasi seperti ini sering disebut komunikasi bukan lisan atau nonverbal. Komunikasi manusia telah mulai diberi perhatian oleh sarjana sejak dimulainya penelitian intelektual. Salah satu analisis awal tentang keadaan alamiah serta kepentingan komunikasi dalam kehidupan telah diterbitkan oleh John Locke pada tahun 1960. Dalam teorinya, Locke menggambarkan hubungan antara perkataan makna tersirat dan peranan bahasa sebagai asas pikiran masyarakat. Menurut Locke dalam pikiran kita terdapat kaitan langsung dengan bahasa. Tuhan bukan saja menciptakan manusia menjadi makhluk sosial yang mempunyai kecenderungan untuk bersahabat sesama manusia, tetapi manusia juga dilengkapi dengan bahasa. Bahasa menjadi alat penting dan pengikat umum masyarakat. Manusia secara alamiah dilengkapi dengan organ yang begitu sesuai untuk merangkai bunyi yang dikeluarkan yaitu kata-kata. Namun bunyi ini saja tidak cukup untuk menghasilkan bahasa, burung tiung dan beberapa jenis burung lain juga mengeluarkan bunyi, tetapi belum bisa menghasilkan bahasa. Selain dari menghasilkan bunyi, adalah perlu bagi seseorang menggunakan bunyi ini sebagai isyarat gambaran dalam dan menjadikannya sebagai gambaran ide di dalam pikiran, yang mungkin diketahui oleh orang lain dan Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 3 pandangan seseorang itu dapat disalurkan dari seorang kepada orang lain Locke, 1975402. Komunikasi bisa digunakan untuk membebaskan, mengungkung, menciptakan, memusnahkan, memperbaiki kualitas kehidupan di dunia dan untuk melenyapkannya. Komunikasi adalah proses mendefinisikan diri dan juga cara kita mengenali diri. Komunikasi dapat membuat kita mengenal orang lain dan dikenali oleh mereka. Komunikasi mendorong manusia untuk hidup secara berkelompok, alat kerjasama, dan penyelarasan sosial yang universal. Komunikasi adalah faktor penting dalam mencapai keberhasilan ekonomi dan pekerjaan. Komunikasi memberdayakan kita memerintah diri kita dan menjalankan tanggung jawab. Dengannya kita dapat menyampaikan informasi dari seseorang kepada yang lain dan dari generasi kepada generasi lain. Inilah ciri yang paling membedakan kita dari makhluk lain di dunia McAuley, 19922. Menurut De Fleur 1988157 komunikasi manusia dan kesan tingkah lakunya telah dikaji dalam berbagai bidang. Hasil penelitian disiplin ilmu telah membantu kita menyimpulkan bahwa komunikasi manusia harus ditinjau berdasarkan lima perspektif 1 komunikasi adalah proses semantik, yang bergantung kepada simbol dan peraturan yang digunakan untuk dipilih oleh komunitas bahasa berkenaan; 2 komunikasi adalah proses neurobiologi melalui makna-makna untuk sesuatu simbol tertentu direkam dalam fungsi ingatan individu, oleh karena itu sistem syaraf memainkan peranan penting menyimpan dan memulihkan pengalaman makna internal; 3 komunikasi adalah proses psikologi, makna perkataan dan simbol kepada seseorang individu diperoleh melalui pembelajaran. Makna demikian memainkan peranan penting untuk menganggap dunia dan memberi gerak balasan; 4 komunikasi manusia adalah proses budaya, bahasa merupakan satu set konvensi budaya, bahasa dalam masyarakat di dunia ini adalah suatu kumpulan sikap, tingkah laku, simbol, dan persiapan bersama atau penafsiran yang disetujui bersama; 5 komunikasi adalah proses sosial, ia adalah cara utama manusia berinteraksi dengan lebih bermakna. Terdapat tiga unsur penting dalam perlakuan komunikasi. Tiga unsur itu adalah komunikator penutur, pesan serta penerima, dan tujuan komunikasi. Tujuan ini lebih bersifat untuk mempengaruhi atau menunjuk khalayak dengan cara yang dianggap sesuai oleh komunikator. Minat dalam komunikasi bisa dirangsang oleh kemajuan dalam sains dan teknologi, yang secara alamiah akan mengakibatkan usaha-usaha komunikasi dalam kebudayaan manusia. Di antara contoh awal dan sangat dramatis adalah penemuan teknologi di bidang telegraf dan telefon, yang kemudian diikuti oleh teknologi radio wireless nirkabel dan telefoto. Begitu pula perkembangan surat kabar populer dan periodik, radio, gambar bergerak dan televisi, serta berbagai inovasi kebudayaan yang akhirnya memajukan secara efisien dan memberikan pengaruh densitas komunikasi antara sekumpulan kecil individu dan populasi yang besar. Media ini merespons pertumbuhan dan kekuatan sosial terhadap sebuah fenomena baru yaitu komunikasi massa. Bahkan masa kini di dua dasawarsa awal milenium, ditandai dengan munculnya Revolusi Industri yang ditandai dengan semakin masifnya penggunaan internet bagi kepntingan manusia, yang menggantikan pekerjaan manual manusia. Demikian pula di bidang komunikasi dan informasi. Sejak dekade 1920-an pertumbuhan teknologi komunikasi telah menarik perhatian para spesialis yang berusaha memisahkan komunikasi sebagai sebuah bidang kajian sendiri. Para psikolog, dalam konteks kajian perilaku dan pikiran manusia, telah mengembangkan konsep-konsep komunikasi yang digunakan untuk investigasinya, begitu pula dengan bentuk-bentuk terapinya. Para ilmuwan sosial mengidentifikasikan berbagai bentuk komunikasi melalui mitos,2 gaya hidup, dan lebih jauh lagi tradisi-tradisi yang dilalui dari satu generasi ke generasi 2Mitos myth adala bahagian dari folklor cerita rakyat. Dari bentuk atau genre folklor, yang paling banyak diteliti para ahli folklor adalah ceritera prosa rakyat. Menurut William R. Bascom, cerita prosa rakyat dapt dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu 1 mite myth, 2 legenda legend dan 3 dongeng folktale. Mitos adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya ceritera. Mite ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci—namun legenda ditokohi oleh manusia, meski kadangkala memiliki sifat-sifat luar biasa, dan sering juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya adalah di dunia seperti yang kita kenal sekarang, waktu terjadinya belum begitu lama. Dogeng pula Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 4 atau dari satu segmen masyarakat ke masyarakat lainnya. Para ilmuwan politik dan ekonomi telah megakui bahwa berbagai tipe komunikasi memberikan keteraturan dalam susunan sosial. Di bawah dorongan teknologi baru, khususnya komputer dengan kecepatan tinggi, para ahli matematika dan insinyur telah mencuba menentukan dan mengukur komponen-komponen dari informasi yang diomunikasikan dan mengembangkan metode-metode untuk memindahkan berbagai tipe pesan ke dalam bentuk kuantitas atau jumlah, baik prosedur maupun instrumennya. Begitu pula sejumlah frase pertanyan yang berbeda telah dikemukakan oleh para seniman, arsitek, tukang kayu dan besi, dan berbagai minat yang tampaknya dipengaruhi oleh berbagai tipe komunikasi. Beberapa peneliti, bekerja dengan perhatian yang relevan dengan disiplin ilmunya, juga menggemari teori-teori atau hukum keilmuan yang berkaitan dengan komunikasi. Dekade 1960-an, seorang guru berkebangsaan Kanada, Marshall McLuhan, menjelaskan minatnya dalam lapangan komunikasi untuk melihat apa yang diasosiasikan dengan psikologi kontemporer dan fenomena sosiologi, dengan media yang dipakai pada kebudayaan modern. McLuhan selalu mengulang gagasan, “medium adalah pesan,” yang merangsang para pembuat film, fotografer, seniman dan lainnya, yang mengadopsi gagsan McLuhan bahwa masyarakat kontemporer telah bergerak atau sedang bergerak dari sebuah “print culture” kebudayaan yang dicetak kepada “visual culture” kebudayaan visual atau tampak. Bentuk-bentuk kebudayaan yang sangat dipengaruhi gagasan MacLuhan dan para pengikutnya selalu dihubungkan dengan peralatan teknologi — seperti gambar bergerak, televisi, dan rekaman suara. Di akhir abad ke-20 fokus dan perhatian utama dalam komunikasi, yang menurut gagasan McLuhan meliputi 1 industri komunikasi massa, masyarakat yang melakukannya, dan akibat-akibat yang timbul bagi audiensnya, 2 komunikasi persuasif dan penggunaan teknologi untuk mempengaruhi keberadaan manusia; 3 proses komunikasi interpersonal sebagai mediator informasi; 4 dinamika lisan dan bukan lisan dan kemungkinan-kemungkinan ekstrasensori dalam komunikasi antara individu; 5 persepsi berbagai jenis komunikasi; 6 penggunaan teknologi komunikasi untuk tujuan-tujuan sosial dan kesenian artistik, termasuk pendidikan di dalam dan luar sekolah, dan 7 perkembangan kritik yang relevan untuk bakat artistik dalam teknologi komunikasi modern. Jadi bisa disimpulkan bahwa sebuah kemahiran dalam mengkaji komunikasi bisa berorientasi kepada sejumlah disiplin ilmu. Disiplin ini bekerja pada tahapan lapangan dan analisis sekaligus, dan ke masa depan menuju ke arah multdisiplin dan interdisiplin Encyclopedia Brittanica, 2007. Kategori Definisi Komunikasi Mulyana 200561-69 mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi yang berbagai-bagai tersebut, ke dalam tiga kumpulan konsepsional, seperti uraian berikut A Definisi komunikasi sebagai tindakan satu arah. Sebuah komunikasi bisa difahami sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang atau lembaga kepada seseorang sekelompok orang lain, baik secara langsung bertatap muka maupun melalui media, seperti surat selebaran, koran, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses sejarah, sebenarnya kurang sesuai jika digunakan pada komunikasi bertatap muka. Namun tidaklah salah jika digunakan untuk komunikasi publik seperti berpidato yang tidak melibatkan tanya jawab. Definisi seperti ini mengisyaratkan bahwa komunikasi adalah aktivitas yang secara sengaja dilakukan seseorang dalam bentuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain. Komunikasi dianggap satu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan, untuk memenuhi keperluan komunikator. Misalnya menjelaskan sesuatu perkara kepada orang lain, atau memujuk untuk melakukan sesuatu. Contoh definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu tujuan yang dikemukakan para pakar komunikasi adalah sebagai berikut. 1 Menurut Everet M. Rogers komunikasi adalah proses bilamana sesebuah ide dialihkan dari sumber kepada seorang atau lebih penerima, dengan arah tujuan untuk mengubah tingkah laku. 2 Gerald R. Miller menyatakan bahwa komunikasi terjadi ketika sebuah sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima yang terlibat. 3 adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya ceritera, tidak terikat oleh waktu dan ruang. Parafrase pengertian tiga bentuk cerita rakyat ini lihat Danandjaja 198450-51. Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 5 Menurut Carld R. Miller komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang komunikator menyampaikan rangsangan umumnya lambang-lambang verbal untuk mengubah perilaku orang lain komunkate. 4 Theodore M. Newcomb menyatakan bahwa Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai satu transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan yang diskriminatif dari sumber kepada penerima. B Definisi komunikasi sebagai interaksi. Pandangan ini mempersamakan komunikasi dengan sebuah proses sebab dan akibat atau aksi dan reaksi, yang arahnya saling bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, sama ada lisan atau bukan lisan. Selepas itu, seorang penerima komunikasi bereaksi dengan memberi jawaban lisan atau bukan lisan, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima inforamsi balasan atau tindak balasan dari orang kedua, dan begitu seterusnya. Contoh definisi komunikasi sebagai interaksi ini, adalah Shanon dan Weaver dalam Wiryanto, 2004, yang menyatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain, sama ada sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas kepada bentuk komunikasi lisan sahaja, tetapi juga melalui ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. C Definisi komunikasi sebagai transaksi. Definisi ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamik, yang secara berkelanjutan mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berasaskan konsep ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dipandang sebagai komunikator, yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap masa mereka bertukar pesan lisan dan bukan lisan. Beberapa definisi komunikasi yang sesuai dengan konsep transaksi adalah sebagai berikut. 1 Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. 2 Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna. 3 William I. Gordon menyatakan bahwa komunikasi adalah sebuah transaksi dinamik yang membabitkan gagasan dan perasaan. 4 Donald Byker dan Loren J. Anderson menyatakan bahwa komunikasi adalah proses berbahagi informasi di antara dua orang atau lebih. Demikian uraian tentang definisi dan konsep komunikasi. Seterusnya dikaji tentang konsep fungsi komunikasi. Bagan1 Peristiwa Komunikasi Fungsi-fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi memperlihatkan arus gerakan yang seiring dengan perkembangan masyarakat atau individu. Komunikasi berfungsi berdasarkan keperluan pengguna atau individu yang berinteraksi. Oleh karena itu fungsi komunikasi bisa dikaitkan dengan ekspresi emosi, arahan, rujukan, puitis, fatik, dan metalinguitik yang berkaitan dengan bahasa Kob 199116. Secara umum fungsi komunikasi terdiri dari empat kategori utama, yaitu 1 fungsi Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 6 memberitahu, 2 fungsi mendidik, 3 memujuk khalayak mengubah pandangan, dan 4 untuk menghibur orang lain Kob dalam Saluddin, 2004. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan para pakar komunikasi, mereka mengemukakan fungsi kounikasi yang berbeda-beda, meskipun adakalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih antara berbagai pendapat tersebut. Penulis akan mengulas fungsi komunikasi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, seperti berikut. Menurut seorang pakar komunikasi dari Indonesia, Mulyana 200012-54 komunikasi memiliki empat fungsi. 1 Fungsi komunikasi sebagai ekspresi eksistensi sosial. Fungsi ini mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari ketegangan dan tekanan sosial dan psikologis. Dalam konteks ini, komunikasi berfungsi sebagai pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita perolehi melalui informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Aspek-aspek konsep diri seperti jenis kelamin, agama, etnik, pendidikan, pengalaman, rupa fisik, kita temui pada diri kita melalui tindak balasan feed back orang lain komunikan dalam masyarakat yang menyatakan aspek-aspek itu, yang dilakukan melalui komunikasi. Selain itu, komunikasi berfungsi sebagai pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menyatakan dirinya ada. Bila kita berdiam diri, maka orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak ada. Pengamatan dalam ilmu komunikasi juga menunjukkan bahwa bila seorang anggota diskusi tidak berbicara sama sekali, orang lain segera beranggapan bahwa si pendiam itu tidak ada sama sekali. Mereka tidak meminta si pendiam itu memberi ulasan atau berbicara kepadanya. Bila kemudian si pendiam itu memutuskan berbicara, mereka memperhatikan dengan sedikit perhatian saja. Mereka menganggap si pendiam itu tidak berbicara. Respons kelompok yang demikian mungkin tidak akan terjadi bila sejak awal si pendiam membuat komentar dalam diskusi dan juga menggunakan pembicaraan untuk menyatakan eksistensi dirinya. Fungsi komunikasi juga adalah untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. Sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidupnya. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi keinginan biologis, seperti makan dan minum, dan juga untuk keperluan psikologis, seperti kesuksesan dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula kita bisa memenuhi keinginan sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan iri hati, dan kebencian. Melalui komunikasi kita bisa memenuhi berbagai kualitas perasaan itu dan membandingkan antara perasaan yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa ia dilakukan untuk pemenuhan kehendak diri untuk merasa terhibur, nyaman, dan tenteram dengan diri sendiri dan orang lain. Dua orang dapat berbicara berjam-jam dengan topik yang berganti-ganti tanpa mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pesan yang mereka tukarkan mungkin hal yang remeh-temeh namun mereka merasa senang. 2 Fungsi komunikasi sebagai sarana ekspresif. Erat kaitannya dengan fungsi komunikasi sebagai ekspresi sosial adalah komunikasi sebagai sarana ekspresif yang dapat dilakukan sendirian atau berkelompok. Komunikasi ekspresif tidak langsung bertujuan mempengaruhi orang lain, namun bisa diketahui sejauh komunikasi itu adalah wahana untuk menyampaikan perasaan emosi. Emosi dikomunikasikan melalui berbagai pesan bukan lisan. Perasaan senang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, duka, takut, geram, prihatin, marah dan benci bisa pula disampaikan melalui kata-kata, namun terutama dilakukan melalui komunikasi bukan lisan. Emosi juga dapat disalurklan melalui puisi, lagu, tarian, lukisan, pemberian bunga, drama, dan lainnya. Dalam fungsi ini, sistem estetika dalam sebuah masyarakat yang juga didukung oleh seniman dan filsuf secara individu juga bisa diekspresikan. Sistem estetika ini ada yang diekspresikan dan dikonsepkan dengan sangat rumit dan memiliki hukum-hukum dalaman dan luaran, namun ada pula yang dikonsepkan dan diekspresikan dengan sangat sederhana. 3 Fungsi komunikasi sebagai sarana ritual. Komunikasi sebagai sarana sosial biasanya dilakukan secara kolektif. Sebuah komunitas sering melakukan upacara-upacara berlaku sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang oleh para pakar antropologi disebut rites de Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 7 passages. Mulai dari upacara kelahiran, khitanan, ulang tahun, pertunangan, pernikahan, ulang tahun perkawinan, hingga upacara kematian. Kini aktivitas olahraga pun menjadi komunikasi ritual, seperti Olimpiade, SEA Games, Asian Games, World Cup, Copa Amerika dan lainnya. Dalam upacara terdapat komunikasi lisan dan bukan lisan. 4 Fungsi komunikasi sebagai sarana instrumental. Dalam fungsi ini komunikasi mempunyai beberapa tujuan umum menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku, menggerakkan tindakan dan untuk menghibur. Kesemuanya tersebut fungsi tersebut pada prinsipnya adalah memujuk persuasif. Komunikasi yang bertujuan menerangkan to inform juga mengandung muatan persuasif dalam erti pembicara ingin pandangannya dipercayai, informasinya akurat dan layak diketahui. Komunikasi menghibur pun adalah bertujuan memujuk khalayak melupakan persoalan hidup yang merupakan tekanan sosialnya. Bagan 2 Fungsi Komunikasi Komunikasi Lisan Perbedaan penting antara komunikasi bukan lisan dan komunikasi lisan adalah lebih kepada masalah peringkat dibandingkan jenisnya. Tanda, signal, simbol dan ikon bisa saja pada suatu masa diverbalisasi, meskipun sebahagian besar masyarakat cenderung untuk menampilkannya dalam bentuk visual yang memiliki makna-makna ekspresi. Kinesiks dan proksemiks juga melibatkan vokalisasi sebagai pengiring fenomena komunikasi bukan lisan atau seuatu yang integral dengannya. Komunikasi lisan itu mereka persembahkan dalam bentuk meracau mengomel, kata-kata atau kalimat. Mereka memungsikan-nya untuk membantu ke komunikasi lebih jauh, yang biasanya secara fundamental adalah dalam bentuk komunikasi bukan lisan. Bagaimanapun bahasa memainkan peranan penting dalam dunia komunikasi. Ini juga didukung oleh kenyataan bahwa manusia lahir dianugerahi insting untuk berbahasa. Fenomena ini didukung pula oleh bayi bisa menangis tanpa diberi ajaran, dan bayi juga bisa melakukan vokal yang masih kasar. Beberapa ahli antropologi menyatakan bahwa dengan vokabuler kinesiks dan proksemiks, maka manusia membangun suatu bahasa. Masyarakat primitif misalnya membuat berbagai-bagai penemuan asli, termasuk bahasa, sebagai sebuah hasil keinginan untuk berkomunikasi sesamanya dalam konteks mempersatukan sumber-sumber intelektual dan fisiknya. Para peneliti lainnya mendukung adanya asal-usul yang sama Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 8 mengenai bahasa, termasuk vokalisasi dan aktivitas fisik, peniruan suara-suara alam, dan menyanyikan lagu-lagu. Pada dasawarsa 1920-an dua orang ahli antropologi dan linguistik Amerika Serikat, Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf memusatkan perhatian dengan menggunakan metode ekspresi yang ditemui di berbagai kebudayaan. Keduanya mendeskripsikan ciri-ciri utama dari bahasa yang terdapat pada masyarakat primitif. Keduanya juga melakukan penelitian yang penting mengenai bahasa ini. Kemudian keduanya menyatakan bahwa bahasa merefleksikan pandangan hidup dan mencerminkan sistem nilai setiap kebudayaan. Dengan demikian bahasa dapat dikatakan merefleksikan kebudayaan, atau dalam kata lain, masyarakat menemukan sendiri tata caranya untuk mengatakan apa yang ingin mereka katakan Encyclopedia Brittanica, 2007. Bagan 2 Komunikasi Lisan Bahasa juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi. Berbagai penelitian bahasa menemukan bahwa beberapa pengetahuan tentang bahasa dapat dipakai kepada berbagai kumpulan manusia tanpa modifikasi, artinya sebuah bahasa yang memiliki rumpun yang sama dengan bahasa lain, penggunanya dapat saling berkomunikasi, namun biasanya dengan menggunakan komunikasi bukan lisan atau nonverbal lainnya. Misalnya seorang pelajar antropologi linguistik bisa saja mendeskripsikan secara memadai dalam bahasa Inggris mengenai proposisi linguistik esoteris pada masyarakat primitif, namun juga ia bisa mendeskripsikan secara terperinci teknlogi dalam budaya Barat kepada orang lain. Pengetahuan seperti artifak dan bahasa dapat dipandang sebagai saluran universal dalam rangka hubungan antar manusia. Bahasa bagaimanapun dapat diklasifikasikan kepada empat kriteria fungsi, yaitu fungsi sebagai dasar informasi, fungsinya yang dinamik, fungsi emotif, dan fungsi estetika. Komunikasi informatif biasanya berkaitan dengan naratif aspek makna, fungsi dinamik bahasa berkaitan dengan transaksi disposisi seperti opini dan perilaku, fungsi emotif melibatkan ekspresi perasaan yang menyebabkan berbagai tindakan, dan fungsi estetis biasanya dihubungkan dengan kualitas puitika dalam berbahasa, gaya ekspresi berbahasa, dan lainnya. Bahasa memiliki hubungan dengan salah satu ekspresi manusia yaitu ketawa. Meskipun sebilangan besar vokal suara selain kata-kata biasanya dipandang sebagai bahagian dari pralinguistik, fenomena ketawa sebagai bentuk komunikasi adalah sebuah kategori tersendiri, yang biasanya dilawankan maknanya dengan menangis. Pakar etnologi abad ke-20, seperti Konrad Lorenz, berusaha untuk menghubungkan ketawa manusia dengan perilaku kelompok haiwan. Sementara itu ahli neurologi berkebangsaan Austria, Sigmund Freud manyatakan Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 9 bahwa ketawa adalah hasil dari atau berhubungan dengan pengenduran atau relaksasi dari ketegangan Encyclopedia Brittanica, 2007. Kemampuan berkomunikasi adalah pencapaian manusia yang paling berharga karena membuat manusia dapat berhubungan di antara satu dengan lainnya. Tanpa kebisaan ini bisa dibayangkan kesukaran yang dihadapi manusia untuk berhubung di antara satu dengan yang lain. Alat komunikasi yang paling dasar ialah bahasa. Melalui bahasa, manusia berhubung secara pertuturan dan tulisan. Kebisaan berbahasa membedakan manusia dengan makhluk-makhluk yang lain. Menurut seorang ahli filsafat Jerman, Jaspers, kebisaan berkomunikasi melalui bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling agung di dunia Saluddin, 200490. Dalam konteks seni pertunjukan Melayu misalnya, komunikasi lisan umumnya disajikan melalui nada, melodi, ritma, dan sejenisnya. Artinya ia sering diberikan gaya. Namun adakalanya ia juga dipersembahkan sesuai dengan bahasa sehari-hari. Hal ini dilakukan Menurut konteks seni persembahan yang dilibatkannya. Komunikasi lisan yang disajikan melalui melodi, biasanya akan Menuruti ulangan-ulangan bentuk melodi musik. Komunikasi lisan yang disajikan dalam bentuk pantun akan Menuruti aturan-aturan sebuah pantun, yaitu adanya pembayang dan maksud, yang masing-masing terdiri dari dua baris. Untuk teks yang menggunakan melodi, maka untuk dapat mengikuti panjang atau pendeknya melodi sering pula menambahi partikel-partikel atau suku kata di tempat-tempat tertentu dalam lirik lagu. Atau untuk memperpendek kata sesuai dengan melodi maka di antaranya adalah dengan mengucapkan suku kata tertentu sahaja dalam kata-kata. Tidak jarang pula komunikasi lisan dalam seni pertunjukan Melayu, dipergunakan untuk mendeskripsikan sesuatu keadaan di suatu tempat dan masa tertentu. Misalnya dalam teater wayang kulit dipergunakan tuk maha siku dalang untuk mendeskripsikan cerita atau keadaan sesebuah negeri yang menjadi tempat cerita yang dilakukan tersebut. Komunikasi lisan ini sering dipergunakan pada bagian prolog maupun epilog. Komunikasi Bukan Lisan Dalam proses komunikasi, biasanya menyampaikan sesebuah utusan melalui pertuturan atau tulisan. Ketika menyampaikan utusan tersebut, adakalanya kita meninggikan suara, mengorak senyuman ataupun menggunakan kedua belah tangan di pinggang. Adakalanya, hanya melambaikan tangan untuk memanggil adik, menunjukkan kepalan tangan kepada seorang rekan yang telah menyakiti hati ataupun hanya bermuram muka apabila menerima berita sedih. Walaupun nada suara, air muka atau isyarat tangan bukan merupakan satu kaedah menyampaikan utusan yang lazim seperti pertuturan atau tulisan, perbuatan ini ialah suatu aspek komunikasi yang penting Saluddin, 200492. Dalam komunikasi, nada suara, corak air muka, isyarat tangan dan isyarat-isyarat lain yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu maksud digolongkan sebagai komunikasi bukan lisan nonverbal communication. Komunikasi tanpa lisan ialah suatu aspek komunikasi yang penting. Secara tersendiri, komunikasi tanpa lisan bisa menggambarkan emosi, personaliti, tujuan dan juga status sosial seseorang individu. Jika digemblengkan bersama komunikasi lisan dan komunikasi bukan lisan mempunyai kemungkinan untuk meningkatkan keberkesanan penyampaian sesuatu utusan Rahim, 199392. Komunikasi bukan lisan merupakan tingkah laku yang simbolik tanpa tindakan dan tindak balas yang dipamerkan atau dilakukan oleh individu yang bisa dimengerti dan difahami oleh orang lain. Menurut Mc Auley sebahagian dari tingkah laku bukan lisan adalah bersifat naluri, manakala sebahagiannya diajarkan, manakala sebahagiannya ditiru saja Mc Auley, 199223. Sungguhpun terdapat perbedaan makna antara satu budaya dengan budaya yang lain di kalangan sebuah keluarga dengan keluarga lain tentang komunikasi bukan lisan ini, namun tidak dapat dinafikan wujud juga ciri-ciri yang bersifat universal. Petunjuk-petunjuk bukan lisan dapat dipahami dan ditafsirkan maknanya oleh pemerhati dari gerak dan orientasi badan, air muka, dan tingkah laku mata. Ekspresi anggota badan dapat memberi pesan kepada pemerhati Saluddin, 200493. Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 10 Hall menganggap bahwa komunikasi bukan lisan adalah sebagai komunikasi senyap atau dimensi tersembunyi. Pesan komunikasi bukan lisan dihantarkan melalui isyarat tangan, pergerakan badan, kinesik kesenyapan, jarak dan pergerakan mata. Meskipun komunikasi bukan lisan bersifat senyap tetapi ia merupakan iringan ujaran verbal yang amat berkesan Hall, 195925. Komunikasi bukan lisan menjadi sebahagian dari sistem, perlakuan dan komunikasi yang dipelajari. Dalam hal ini, komunikasi bukan lisan dapat dikatakan sebagai bentuk komunikasi manusia yang paling asas dan mudah diterima. Komunikasi bukan lisan ini merupakan bahasa yang dipraktikkan ketika kata-kata tidak cukup dan tiada berupaya menyampaikan hasrat yang diingini. Istilah komunikasi bukan lisan harus ditujukan untuk tingkah laku dan simbol-simbol budaya lain serta tanda yang berfungsi untuk menyampaikan pengerrtian budaya yang spesifik supaya dapat difahami dan dikongsi oleh mereka yang berada dalam kumpulan budaya yang sama. Damen lebih lanjut berpendapat bahwa konsep tingkah laku kinesik mendukung maksud pergerakan anggota badan manusia secara sistematik dan membawa tanda komunikasi. Menurut peraturan kinesiks clues, misalnya pergerakan badan yang menunjukkan hubungan antara tudingan jari dengan gelengan kepala menjadi lebih bermakna sekiranya gerakan itu mempunyai maksud tertentu. Whistel 1970972 pula menjelaskan bahwa tingkah laku kinesiks atau pergerakan badan termasuk juga mood dan kod komunikasi yang ekstensif adalah meliputi pergerakan seluruh bahagian badan, ekspresi wajah, pergerakan mata, pergerakan kepala, posisi badan dan pergerakan tangan. Morain 19781-23 menjelaskan bahwa elemen-elemen yang terkandung dalam komunikasi bukan lisan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu seperti yang diperturunkan berikut ini. a Bahasa badan yang mencakupi pergerakan, gerak-gerik, posisi badan, ekspresi wajah, renungan, sentuhan dan jarak. b Bahasa objek yang termasuk penggunaan corak, syarat, barang buatan manusia, pakaian dan hiasan pribadi untuk berinteraksi dengan orang lain. c Bahasa persekitaran lingkungan yang terdiri dari aspek-aspek warna, pencahayaan, seni bina, ruang, arah dan lingkungan alami. Aspek-aspek komunikasi bukan lisan seperti tersebut di atas memainkan peranan utama dalam sesebuah seni persembahan Melayu. Komunikasi bukan lisan ini terdapat sama ada dalam bidang musik atau bunyian, tarian serta teater. Dalam bidang muzik dipergunakan bunyi-bunyian yang merangkumi dimensi ruang dan waktu. Di sisi lain dalam tarian dipergunakan dimensi ruang, waktu dan tenaga. Sementara itu dalam teater dipergunakan keseluruhan unsur komunikasi, baik itu lisan atau bukan lisan yang mencakup seperti mimesis alam sekitar, busana, warna, gerak-geri, mimik muka dan lain-lainnya. Menurut Encyclopedia Brittanica 2007 ada enam komponen yang mendukung komunikasi bukan lisan, iaiu a signal, b tanda sign, dan c simbol atau lambang, d ikon, e gestur dan f proksemiks. Kesemuanya saling berhubungkait ketika proses komunikasi terjadi pada semua kebudayaan manusia. a Signal dapat dipandang sebagai sebuah interupsi di dalam sebuah lapangan transfer energi yang konstan. Sebagai contoh titik-titik dan garis terputus-putus, yang merupakan bentuk dari terbuka dan tertutupnya bidang elektromegnetik pada sirkuit telegraf. Interupsi penyelangan masa seperti itu tidak memerlukan konstruksi lapangan yang dibuat manusia; interupsi di alam misalnya desis pensil yang dituliskan pada kertas dalam ruang yang sunyi, atau suara kawah gunung berapi dapat memproduksi hasil yang sama berupa signal. Fungsi asas dari signal seperti itu adalah untuk melengkapi atau memberi perubahan terhadap faktor sebuah lingkungan alam untuk menarik perhatian dan mentrasfer makna. Sebuah sistem kode code yang berhubungan dengan interupsi kepada beberapa bentuk makna bahasa bisa dengan mudah membangun sesebuah vokabulari titik-titik yang kasar, garis-garis putus atau unsur audio dan artikulasi visual lainnya. Dengan demikian, berbagai interupsi memiliki makna yang penting, walau sekecil apapun, misalnya saja kehadiran seseorang di ruangan, tampak ia tidak sabar, setuju atau tak setuju dengan aspek lingkungan di ruangan, atau dia melakukan kritik terhadap situasi yang ada. Pengkodean yang merujuk kepada bahasa atau tulisan, sangat potensial untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan. Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 11 b Sementara itu sign tanda biasanya kurang mengandung tujuan untuk mengembangkan kata-kata dibandingkan signal. Sebagian besar tanda ini berisikan jumlah makna yang lebih besar dibandingkan signal. Ashley Montagu seorang pakar antropologi, mendefinisikan tanda sign sebagi sebuah concrete denoter penunjuk konkrit yang mempunyai makna khas yang inheren, yang secara kasar memiliki analogi dengan kalimat berikut “Inilah dia, lakukanlah sesuatu terhadapnya!” Sign yang paling umum yang bisa kita jumpai sehari-hari dalam kehidupan ini adalah lukisan atau gambar, meskipun tubuh manusia seperti mengepalkan tinju, meregangkan lengan dan menggerakan tangan untuk memberhentikan, juga dapat dipandang sebagai sign. Perbedaan utama antara sign dan signal adalah bahwa sign seperti lencana polis terdiri dari makna-makna yang intrinsik; sedangkan signal seperti teriakan meminta tolong adalah lebih membentuk formula makna-makna ekstrinsik. Perbedaan-perbedaan itu selalu diilustrasikan oleh pengamatan terhadap berbagai tipe haiwan yang merespons signal ketika para pelatih atau pawang melatih haiwan biasanya anjing atau lumba-lumba. Semua kebudayaan masyarakat manusia di dunia menggunakan sign untuk menympaikan pesan sederhana. Makna sign dapat bergantung dari bentuk, susunan, warna atau lokasinya. Di Amerika Syarikat, tanda-tanda trafik, uniform, lencana badge dan gunting pangkas rambut mengandungi aspek-aspek tanda tersebut. Ringkasnya, berbagai leksikon tanda membentuk vokabulari yang kaya untuk mewarnai dunia komunikasi Encyclopedia Brittanica, 2007. c Kemudian unsur komunikasi bukan lisan yang ketiga adalah simbol atau lambang. Simbol ini yang paling sulit utuk didefinisikan, sebab tidak sama seperti signal atau tanda, simbol sangat tergantung kepada persepsi individu atau kumpulan manusia terhadap dunia. Simbol ini hadir untuk mengisi kapasiti pengetahuan manusia yang abstrak sebagai salah satu fungsi simbol, untuk mendefinisikan simbol dalam konteks yang lebih nyata. Simbol bisa didefinisikan sebagai sarana device yang dapat membuat abstraksi. Berbagai abstraksi dari nilai-nilai yang diserap dan difikirkan masyarakat, merupakan denyut dari simbolisme. Dalam prosesnya, selari dengan pendapat filsuf British, Alfred North Whitehead, bahwa berbagai komponen minda manusia mengalami kesedaran, kepercayaan, emosi dan menggunakan berbagai komponen pengalaman hidupnya. Menurut Whitehead simbol adalah analogi atau metafora yang bisa sahaja ditulis atau diucapkan atau juga berupa objek-objek visual yang membetuk berbagai kualitas nyata, kemudian membuatnya menjadi penting atau bernilai, melalui simbolisasi itu sendiri. Setiap masyarakat di dunia ini memiliki sistem simbolya sendiri. Setiap sistem simbol merefleksikan logika kebudayaan yang spesifik. Setiap simbol berfungsi untuk mengkomunikasikan informasi antara anggota masyarakat dalam kebudayaan itu utuk menafsirkannya secara sama. Ini lebih dalam maknanya dibandingkan dengan komunikasi melalui bahasa konvensioanl. Contoh-contoh simbol adalah cincin kahwin, lukisan totem, tattoo dan lainnya. d Ikon, adalah sekelompok aspek komunikasi yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan simbol. Ikon ini merupakan sekumpulan simbol interaktif, seperti Gedung Putih di Washington, sebuah upacara penguburan atau lukisan yang dihasilkan oleh seorang pelukis beraliran impresionisme. Walaupun dalam contoh-contoh tersebut ada kecenderungan untuk memisahkan ikon dengan simbol-simbol individual, namun komunikasi simbolik biasanya berhubungan dengan semua bentuk aktivitas manusia, yang biasanya secara tidak disedari dan dipergunakan oleh sebilangan besar masyarakat sebagai aspek paling penting dalam komunikasi. Dengan pengakuan dan penghargaan bahwa bahasa, tulisan, bilangan adalah sebagai penyusun metafora simbolik, yang juga memiliki peranan dalam dunia sains, matematika, sastra, dan seni. e Gestur. Para aktor dan penari profesional mengetahui bahwa sejak zaman antik gestur tubuh bisa menghasilkan vokabulari komunikasi, dengan penekanan yang berbeda-beda untuk setiap kebudayaan. Beberapa ilmuwan Amerika Syarikat mencuba mengembangkan vokabulari bahasa tubuh body language, yang disebut kinesiks. Hasil penelitian mereka adalah bahwa gestur dalam kebudayaan Amerika telah dikenalkan secara terperinci oleh François Delsarte, seorang guru pantomim dan senaman gimnastik dari Perancis abad ke-19, Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 12 yang mendeskripsikan bahasa yang kompleks melalui wajah dan posisi tubuh untuk tujuan teater. f Proksemiks, secara lebih umum, kepentingan kajian silang budaya adalah teori-teori yang melibatkan kajian proksemiks yang dikembangkan oleh pakar antropologi Amerika Serikat, Edward Hall. Proksemiks melibatkan cara bagaimana masyarakat dalam berbagai-bagai kebudayaan yang berbeda menggunakan waktu dan ruangnya, juga posisi tubuh dan faktor-faktor lain untuk tujuan komunikasi. Hall menunjukkan adanya bahasa diam “silent language” pada komunikasi bukan lisan, terdiri dari interaksi tertentu secara budaya, seperti jarak fizikal atau ketertutupan antar individu, respons tubuh, persepsi terhadap situasi sosial dan waktu, yang menghasilkan komunikasi dalam kondisi yang berbeda. Degan membandingkan pola-pola perilaku dari kelas sosial yang berbeda dan hubungan yang bervariasi, Hall mengelaborasi dan mengkodifikasikan sejumlah prinsip umum, yang mendemons-trasikan bagaimana jenis-jenis komunikasi bukan lisan terjadi. Kajian proksemiks melakukan apa yang jarang menjadi perhatian utama ahli bahasa dan simbol Encyclopedia Brittanica, 2007. Demikian konsep mengenai komunikasi dan aspek-aspek yang berhubungkait dengannya. Seterusnya dikaji definisi dan konsep seni persembahan, kerana lagu dan tari adalah termasuk ke dalam seni persembahan. Bagan 3 Komunikasi Bukan Lisan Penutup Demikian uraian secara sederhana apa itu komunikasi, bagaimana didekati dengan disiplin ilmu yang disebut komunikasi. Selain itu, komunikasi itu secara umum terdiri dari dua bentuk, yakni komunikasi lisan yang berdasar kepada bahasa dan komunikasi bukan lisan, yang bergantung kepada semua hal yang bukan bahasa. Komunikasi juga memiliki berbagai fungsi dalam kebudayaan manusia, seperti merubah pandangan, memujuk, hiburan, mendorong, mengajar mendidik, dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Ajid Che Kob, Farid Mohd, dan Ramli Saleh, 1987. Pemakaian Kod dan Refleksi Sosial dalam Masyarakat Melayu. Kuala Lumpur Universiti Kebangsaan Malaysia. Ajid Che Kob, 2006. “Gah Bahasa dan Pelestarian Bahasa Melayu.” Kertas Kerja yang dibentangkan semasa Persidangan Antarabangsa Pengajian Melayu. Deddy Mulyana, 1988. Islam di Amerika Suka Duka Menegakkan Agama. Bandung Pustaka. Deddy Mulyana, 1999. Nuansa-nuansa Komunikasi Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer. Bandung Rosdakarya. Muhammad Takari, 2019. “Memahami Ilmu Komunikasi.” Tanjungbalai Asahan Dirjen Imigrasi 13 Deddy Mulyana, 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung Remaja Rosdakarya DeFleur., Melvin L., 1985. Understanding Mass Communication. Boston Houghton Mifflin Company. Encyclopaedia Brittanica, 1997. London. Ensiklopedia Malaysiana. 1996. Kuala Lumpur Anzagain. Hall, 1968, A History of South-East Asia, St. Martin's Press, New York. Terjemahannya dalam bahasa Indonesia, Hall, Sejarah Asia Tenggara, 1988, diterjemahkan oleh Soewasha dan terjemahan disunting oleh M. Habib Mustopo, Surabaya Usaha Nasional. Hall, 1959. The Silent Language. Greenwich, Connecticut Fawcett. James Danandjaja, 1984. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta Grafiti Pers. John Locke, 1975. “An Essay Concerning Human Understanding,” suntingan Peter Nidditch, Oxford Clarendon Press. Kamus Am. 1995. Kuala Lumpur Fajar Bakti. Kamus Ensiklopedia. 1997. Kuala Lumpur Fajar bakti. Littlejohn, 1992. Theories of Human Communication. Ed ke-4. Belmont, California Wadsworth Publishing Company. Littlejohn, Stephen W., 2002. Theories of Human Communication. USA Wadsworth Group Locke, John, 1975. An Essay Concerning Human Understanding. New York Barnes Book. Malinowski, 1987. “Teori Fungsional dan Struktural,” dalam Teori Antroplologi I Koentjaraningrat ed., Jakarta Universitas Indonesia Press. Mc Kie, 1937. This was Singapore. London Robert Hole Ltd. Mc Quail, Denis, 1989. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Terj. Agus Dharma dan Aminuddin Ram. Jakarta Penerbit Erlangga. McQuail, Denis, 1987. Mass communication Theory An introduction. Cetak ulang. London Sage. Mohd Rosli bin Saludin, 2004. Teromba sebagai Alat Komunikasi dalam Kepimpinan Adat Perpatih. Kuala Lumpur Disertasi Jabatan Pengajian Media, Universiti Malaya. Muhd Mansur Abdullah, 1998. Kaunseling Teori, Proses dan Keadah. Kuala Lumpur Penerbit Fajar Bakti. Muhd Mansur Abdullah, 1998. Komunikasi dalam Pengurusan. Kuala Lumpur Dewan Bahasa dan Pustaka. Onong U. Effendy, 1988. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remadja Rosdakarya, Bandung. Onong UChjana Effendy. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung Mandar Maju. Samsuddin A. Rahim. 1993. Komunikasi Asas. Kuala Lumpur Dewan Bahasa dan Pustaka. Naquib Al-Attas, 1969. Preliminary Statement on General Theory of the Islamization of the Malay-Indonesia Archipelago. Kuala Lumpur Dewan Bahasa dan Pustaka. Syed Arbi Idid, 1976. A Content Analysis of Development News within and Outside Malaysia as Reported by Four of its English-language newspapers. Madison University Wisconsin. Ulack, Richard, 2007. Encyclopédia Britannica. Encyclopédia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago Encyclopédia Britannica. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Syed Arabi IdidXerographic copy of typescript. Thesis of Wisconsin, Madison. Includes bibliographical references leaves 80-85.Understanding Mass Communication. Boston Houghton Mifflin Company. Encyclopaedia Brittanica, 1997. London. Ensiklopedia MalaysianaDeddy MulyanaDeddy Mulyana, 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung Remaja Rosdakarya DeFleur., Melvin L., 1985. Understanding Mass Communication. Boston Houghton Mifflin Company. Encyclopaedia Brittanica, 1997. London. Ensiklopedia Malaysiana. 1996. Kuala Lumpur Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lainJames DanandjajaJames Danandjaja, 1984. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta Grafiti Lumpur Fajar BaktiKamus AmKamus Am. 1995. Kuala Lumpur Fajar Essay Concerning Human UnderstandingStephen W LittlejohnLittlejohn, Stephen W., 2002. Theories of Human Communication. USA Wadsworth Group Locke, John, 1975. An Essay Concerning Human Understanding. New York Barnes Book. DAFTARPUSTAKA Buku: Arifin, Barnawi. 2016. Jogjakarta: Ar-ruzz media AW, Suranto, 2005, Komunikasi Perkantoran; Prinsip Komunikasi Untuk Meningkatkan Kinerka Perkantoran, Cetakan I. Yogyakarta: Media Wacana Budyatna, Muhammad. 2015. Teori-teori Mengenai Komunikasi Antar- Undang-undang RI Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah .

ï»ż50% found this document useful 2 votes10K views2 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?50% found this document useful 2 votes10K views2 pagesDaftar Pustaka Teori KomunikasiJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

DAFTARPUSTAKA Abdilah, A.D., Ramdan, M. (2014). Hubungan Karakteristik Pasien dengan Hubungan Persepsi Pasien tentang Keramahan Perawat dengan Kepuasan Pasien di Ruang Pavilyun Rumah Sakit Daerah Sidoarjo. S. (2017). Kompetensi Komunikasi Interkultural Staff Warga Negara Jerman dan Indonesia di Wisma Jerman - Surabaya Pendahuluan .
  • de270iu0ji.pages.dev/140
  • de270iu0ji.pages.dev/109
  • de270iu0ji.pages.dev/84
  • de270iu0ji.pages.dev/375
  • de270iu0ji.pages.dev/104
  • de270iu0ji.pages.dev/30
  • de270iu0ji.pages.dev/210
  • de270iu0ji.pages.dev/265
  • de270iu0ji.pages.dev/213
  • daftar pustaka tentang komunikasi