2 Awet dan Tidak Mudah Berkerut. Selanjutnya, bahan polyester juga diklaim lebih awet jika dibandingkan jenis bahan lainnya. Bahan ini juga tidak mudah kusut sehingga masa pakainya jauh lebih lama. Tanpa menurunkan kondisi serat atau kualitas bahan polyester secara keseluruhan, Anda bisa memperoleh jenis kain yang awet dan tidak mudah berkerut. 3.
Benang nilon tidak tahan terhadap suhu tinggi karena memiliki daya serap lembab yg rendah terima kasih ya atas jawabannya
Dapatkanyang tidak bisa dihancurkan metrik benang nilon kelenjar di terbuat dari bahan berkualitas tinggi. Ini sangat kokoh metrik benang nilon kelenjar tahan air untuk memungkinkan pencelupan.

FilterPertukanganAlat Angkut BarangHand ToolsAlat Ukur IndustriPerlengkapan Pesta & CraftPeralatan JahitKerajinan TanganMainan & HobiOlahragaMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 30rb+ produk untuk "benang nilon" 1 - 60 dari 30rb+UrutkanAdTALI BENANG SENAR NYLON NILON TRANSPARAN BENING NON Bundling 7%Jakarta BaratFairy 1 rb+AdBenang Rajut Nylon D30 Putih / benang nilon / benang 2 rb+AdBENANG NYLON / TALI NILON PUTIH 1 roll surya 10 rb+AdBENANG NILON SUPER D12 MULTIFUNGSI ISI 100 GRAM HARGA PER Baratfranky 13AdBenang Nilon/ benang bangunan/ benang putih Cap BogorSinar Makmur Jaya 50+TerlarisBenang nilon tali nylon putih benang bangunan rol BekasiAnugerah Baru 50 rb+TerlarisBenang Jahit Tas Jok Nylon Nilon Cap Peniti - Per 1%Jakarta TimurGanpati 2 rb+BENANG NILON / BENANG BANGUNAN /BENANG TUKANG GULUNGAN BESAR ISI FUL 1%Jakarta BaratTK BANGUNAN EDEN 750+benang nylon uk 30 nylon nilon cap peniti craft 2%Kab. 10 rb+BENANG TUKANG NYLON Tali Sol Nilon Putih Jumbo 1 UtaraDi Toko 10 rb+

Bahanyang berbeza mempunyai kekuatan tersendiri dan tidak sempurna. Sebagai contoh, uncang teh segi tiga nilon mempunyai kebolehtelapan yang kuat dan menarik secara visual. Huan, tetapi sesetengah orang mengesyaki bahawa uncang teh nilon berbahaya kepada tubuh manusia, dan adakah ia tahan terhadap suhu tinggi?

- Dalam kehidupan, banyak sekali benda-benda yang dapat ditemukan, digunakan dan diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian misalnya. Namun apakah Anda tahu bahan penyusun pakaian serta sifat-sifatnya? Berikut ini adalah penjelasan sifat benda penyusun pakaian, seperti serat, benang dan kain. 1. SeratSerat merupakan bahan baku pembuat benang dan kain, demikian seperti dikutip Sumber Belajar karena itu sifat-sifat serat akan berpengaruh terhadap cara pengolahan benang atau kain baik pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia. Selain cara pengolahan, sifat serat juga akan mempengaruhi sifat benang atau kain yang dihasilkan. Berikut ini adalah contoh serat yang juga mempengaruhi sifat benang dan kain yang dihasilkan. a. Serat SuteraSerat sutera memiliki struktur seperti prisma segitiga yang dapat membiaskan cahaya masuk dari sudut yang berbeda. Struktur seperti ini menyebabkan kain sutra yang dihasilkan tampak mengkilap. Selain mengkilap sutera juga memiliki ciri lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, namun kurang tahan terhadap sinar matahari. b. Serat WolSerat wol mempunyai ciri-ciri tidak berkilau, agak kuat, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri. c. Serat KatunSerat katun memiliki karakteristik bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur, dan mudah terbakar. d. Serat AsbesSerat asbes mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, daya molornya sangat rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat tahan panas dan api, serta tahan cuaca. e. Serat NilonSerat nilon mempunyai ciri sangat kuat, ringan, berkilau, elastisitas sangat kuat, tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan jamur dan bakteri. f. Serat PolyesterSerat polyester mempunyai ciri-ciri sangat kuat, ringan dan berkilau, elastisitas kuat, tahan terhadap sinar matahari, tahan terhadap jamur, bakteri, dan serangga 2. BenangBenang adalah gabungan dari berbagai serat. Contohnya benang yang digunakan untuk menjahit, benang kasur, benang wol, dan benang nilon. Sifat benang di antaranya adalah lentur dan tidak mudah putus. Benang juga merupakan tali halus yang dipintal dari kapas atau bahan sintetis buatan. Benang jahit biasanya dibuat dari bahan kapas dan benang nilon dibuat dari bahan sintetis. Sifat benang tergantung dari bahan penyusunnya. Benang yang dibuat dari kapas umumnya lebih kuat daripada benang nilon. Oleh karena itu, benang dari kapas digunakan sebagai benang jahit. Fungsi benang jahit untuk menyambung potongan-potongan kain menjadi pakaian. Jahitan pakaian akan kuat dan tahan lama jika menggunakan benang jahit yang kuat pula. Tali yang tersusun dari serat memiliki sifat lentur dan kuat. Karena sifatnya itu, tali mudah dililitkan dan dibuat menjadi simpul. Selain bersifat lentur tali juga sangat kuat sehingga dapat digunakan untuk menarik benda, seperti pada saat mobil atau truk mogok. Karpet, korden, sajadah, baju, sulaman, dan celana merupakan benda-benda yang disusun oleh kumpulankumpulan tali, yaitu benang. Baju dan celana yang kita pakai juga berasal dari kain yang tersusun dari kumpulan benang. 3. KainKain terbuat dari benang. Sementara benang berasal dari serat-serat yang dipintal. Cara pembuatan kain dari benang dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu ditenun dengan menjalin dua macam benang secara tegak lurus, dan merajut dengan saling mengaitkan sosok benang. Alat atau mesin-mesin yang dipergunakan masing-masing disebut mesin tenun dan mesin rajut. Serat benang dari bahan kapas banyak digunakan untuk membuat kain sebagai bahan pakaian. Pakaian dari bahan kapas relatif nyaman dikenakan karena mudah menyerap keringat. Kain dari bahan kapas disebut kain katun. Serat kapuk memiliki sifat yang kuat, lentur, dan mudah menyerap air. Serat kapuk cenderung lebih kuat jika dibanding serat kapas. Akan tetapi, serat kapuk kurang halus sehingga jarang digunakan untuk membuat pakaian. Serat kapuk dimanfaatkan untuk membuat perabotan rumah tangga misalnya kaos kaki, kasur, dan sumbu kompor. 4. Hubungan Antara Serat, Benang dan KainSerat adalah kumpulan selulosa, karbohidrat jenis polisakarida, protein, atau polietilen berbentuk jaringan serupa benang atau pita panjang berasal dari tumbuhan, hewan atau sintetis. Serat digunakan untuk membuat kertas, tali, dan untaian benang. Sifat serat, yaitu tidak kaku dan mudah terbakar. Serat merupakan bagian dasar dari tali dan bentuknya berupa untaian yang tidak dapat dipisah lagi. Sementara, bahan-bahan yang menyusun tali adalah serat, misalnya pada senar, nilon, dan ijuk. Gabungan dari beberapa serat juga akan membentuk benang. Contohnya benang jahit dan benang kasur. Benang jahit dan benang kasur tersusun dari serat kapas. Kemudian, gabungan dari beberapa benang akan membentuk kain. Kain dapat digunakan sebagai bahan dasar membuat pakaian, seperti baju, celana, jaket, dan lain-lain. Infografik SC Serat. juga Mengenal Jenis & Sifat Bahan Benang, Kain, Kertas, Karet, Kaca Mengenal Jenis, Karakteristik, Metode, & Tujuan Penelitian Sosial Mengenal Jenis Obesitas Berdasarkan Gaya Hidup & Metabolisme Tubuh - Pendidikan Penulis Maria UlfaEditor Dhita Koesno

Bahannilon tidak tahan panas tinggi, pada cuaca setrika 180 o C nilon mulai lengket beserta rusak pada cuaca 230oC dan meleleh pada suhu 250oC. Nylon bisa dicelup dengan zat warna asam dan kompleks logam, terhadap zat warna lain seperti basa,direk, belerang, tetapi ketahanan cuci beserta sinar buruk.

p>Telah berhasil dilakukan sintesis mermbran komposit nilon-arang dengan menggunakan bahan dari limbah benang nilon dan arang ampas tebu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membran komposit nilon-arang dengan bobot benang nilon 6,0 g dan arang 0,75 g adalah yang paling baik karena larutan yang terbentuk homogen, kental, mudah dicetak, permukaan membran halus dan tidak terdapat rongga udara. Berdasarkan karakterisasi FTIR pada membran komposit nilon-arang memperlihatkan adanya gugus fungsi hidrokarbon yang berasal dari arang ampas tebu dan gugus fungsi amida yang berasal dari benang membran yang terbentuk masih memiliki komponen asli penyusunnya. Sedangkan dari karakterisasi SEM terlihat bahwa morfologi permukaan membran komposit nilon-arang yang dihasilkan termasuk membran mikrofiltrasi dengan ukuran pori 4,75 μm. 0,05 bahwa kepadatan mikroplastik di perairan muara Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur tidak berbeda nyataMicroplastics are micro-sized plastic particles that the abundance of microplastics in the estuary of the Banjir Kanal Barat and Banjir Kanal Timur is no differentSub-district Semboro is a strategic region for the development of sugarcane Agricultural commodities. According to the Central Bureau of Statistics Jember in 2008, the area under sugarcane cultivation in the district Semboro in 2008 approximately 491 acres, in the District Semboro also contained relatively large sugar mills and has the ability milling capacity of 70 thousand quintals or 7000 TCD Tones Cine Day with the extensive area of sugarcane commodities land, the availability of seed cane is also needed single bud planting method that is one of the breakthrough to overcome the problems in the nursery. In principle, a single bud planting method is to use a chip nursery development / potray with the buds. This can save planting materials, land and time in the nursery and produce quality seeds. In the early stages of implementation IbM activities that began in April 2014 until now is still running smoothly without significant obstacles, so that every transfer of science and technology that is given to the partners can be accepted and implemented, plan future activities are the stages of the transfer of seed cane single bud results in PII in moving to production fields, and will be doing the evaluation of any activity undertaken. Keywords IbM, Semboro , Single Bud PlantingCurrent commercial polymer membranes have shown high performance and durability in water treatment, converting poor quality waters to higher quality suitable for drinking, agriculture and recycling. However, to extend the treatment into more challenging water sources containing abrasive particles, micro and ultrafiltration membranes with enhanced physical durability are highly desirable. This review summarises the current limits of the existing polymeric membranes to treat harsh water sources, followed by the development of nanocomposite polyvinylidene fluoride PVDF membranes for improved physical durability. Various types of nanofillers including nanoparticles, carbon nanotubes CNT and nanoclays were evaluated for their effect on flux, fouling resistance, mechanical strength and abrasion resistance on PVDF membranes. The mechanisms of abrasive wear and how the more durable materials provide resistance was also recent years, biorefining of lignocellulosic biomass to produce multi-products such as ethanol and other biomaterials has become a dynamic research area. Pretreatment technologies that fractionate sugarcane bagasse are essential for the successful use of this feedstock in ethanol production. In this paper, we investigate modifications in the morphology and chemical composition of sugarcane bagasse submitted to a two-step treatment, using diluted acid followed by a delignification process with increasing sodium hydroxide concentrations. Detailed chemical and morphological characterization of the samples after each pretreatment condition, studied by high performance liquid chromatography, solid-state nuclear magnetic resonance, diffuse reflectance Fourier transformed infrared spectroscopy and scanning electron microscopy, is reported, together with sample crystallinity and enzymatic digestibility. Chemical composition analysis performed on samples obtained after different pretreatment conditions showed that up to 96% and 85% of hemicellulose and lignin fractions, respectively, were removed by this two-step method when sodium hydroxide concentrations of 1% m/v or higher were used. The efficient lignin removal resulted in an enhanced hydrolysis yield reaching values around 100%. Considering the cellulose loss due to the pretreatment maximum of 30%, depending on the process, the total cellulose conversion increases significantly from value for the untreated bagasse to The delignification process, with consequent increase in the cellulose to lignin ratio, is also clearly observed by nuclear magnetic resonance and diffuse reflectance Fourier transformed infrared spectroscopy experiments. We also demonstrated that the morphological changes contributing to this remarkable improvement occur as a consequence of lignin removal from the sample. Bagasse unstructuring is favored by the loss of cohesion between neighboring cell walls, as well as by changes in the inner cell wall structure, such as damaging, hole formation and loss of mechanical resistance, facilitating liquid and enzyme access to crystalline cellulose. The results presented herewith show the efficiency of the proposed method for improving the enzymatic digestibility of sugarcane bagasse and provide understanding of the pretreatment action mechanism. Combining the different techniques applied in this work warranted thorough information about the undergoing morphological and chemical changes and was an efficient approach to understand the morphological effects resulting from sample delignification and its influence on the enhanced hydrolysis investigations of engineered osmosis EO concluded that hydrophobic support layers of thin film composite membrane causes severe internal concentration polarization due to incomplete wetting. Incomplete wetting reduces the effective porosity of the support, inhibiting mass transport and thus water flux. In this study, novel thin film composite membranes were developed which consist of a polypiperazinamide or polyamide selective layer formed by interfacial polymerization on top of a nylon 6,6 microfiltration membrane support. This intrinsically hydrophilic support was used to increase the “wetted porosity” and to mitigate internal concentration polarization. Reverse osmosis tests showed that the permselectivity of our best polypiperazinamide and polyamide thin film composite membranes approached those of a commercial nanofiltration and a commercial reverse osmosis membrane, respectively. The osmotic flux performance of the new polyamide thin film composite membrane showed matched water flux, 10 fold lower salt flux and 8–28 fold lower specific salt flux than the standard commercial cellulose triacetate forward osmosis membrane from Hydration Technology Innovations™. The relatively good performance in osmotic flux tests of our thin film composite membranes was directly related to the high permselectivity of the selective layers coupled with the hydrophilicity of the nylon 6,6 support. These results suggest that these nylon 6,6 supported thin film composite membranes may enable applications like forward osmosis or pressure retarded nylon membrane based amperometric biosensor employing banana fruit polyphenol oxidase PPO is presented for polyphenol detection. Nylon membrane was first activated and then coupled with chitosan. PPO was covalently attached to this membrane through glutaraldehyde coupling. The membrane bioconjugate was characterized by scanning electron microscopy SEM and Fourier Transform Infrared FTIR study and then mounted onto Au electrode using parafilm to construct a working electrode. Once assembled along with Ag/AgCl as reference and Pt as auxiliary electrode, the biosensor gave optimum response within 15s at pH and 30°C, when polarized at + The response in mA was directly proportional to polyphenol concentration in the range The lower detection limit of the biosensor was The biosensor was employed for determination of polyphenols in tea, beverages and water samples. The enzyme electrode showed 25% decrease in initial activity after 150 reuses over 6 months, when stored at 4° Membran Komposit Nilon-Arang untuk Proses Filtrasi TimbalA SyakirSyakir A. 2014. Karakterisasi Membran Komposit Nilon-Arang untuk Proses Filtrasi Timbal [Skripsi]. Bogor Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Listrik Membran Selulosa Asetat -Titanium DioksidaJ JuansahN CheriastiyanaK DahlanIrmansyahJuansah J, Cheriastiyana N, Dahlan K, Irmansyah.2012. Sifat Listrik Membran Selulosa Asetat -Titanium Biofisika 18 9 -15.

Bahannilon tidak tahan panas tinggi, pada suhu setrika 180 o C nilon mulai lengket dan rusak pada suhu 230 o C dan meleleh pada suhu 250 o C. Nylon dapat dicelup dengan zat warna asam dan kompleks logam, terhadap zat warna lain seperti basa,direk, belerang, tetapi ketahanan cuci dan sinar jelek.

Konten Klasifikasi Serat Serat Alami Serat Buatan Manusia Parameter Serat Tekstil Serat Properties – Comparison Pengantar Tekstil memiliki hubungan yang penting pada kehidupan kita sehari-hari sehingga setiap orang harus mengetahui tentang dasar-dasar serat dan sifatnya. Serat tekstil yang digunakan untuk berbagai macam aplikasi seperti penutup, penghangat, perhiasan pribadi dan bahkan untuk menampilkan kekayaan pribadi. Teknologi tekstil telah jauh memenuhi kebutuhan ini. Pengetahuan dasar tentang serat tekstil akan memudahkan penilaian merek dan jenis serat dan membantu mengidentifikasi kualitas yang tepat untuk aplikasinya. Buletin ini mencakup berbagai serat tekstil dan sifat-sifat yang penting untuk aplikasi tekstil yang sesuai. Klasifikasi Serat Secara luas, serat tekstil dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori Serat Alami Serat Buatan Manusia Serat Alami Serat Alami are subdivided further, as outlined beRendah, by their origin. Table beRendah when available. Serat Buatan Manusia Serat Buatan Manusia are subdivided as shown beRendah with their various Komposisis and origin. Nama Serat Sumber Selulosa Rayon Kapas linters or wood Asetat Kapas linters or wood Tri-Asetat Kapas linters or wood Non-Selulosa Polymers Nilon Poliamida alifatik Aramid Poliamid aromatik Poliester Alkohol dihidrat dan asam tereftalat Akrilik Akrilonitril ModAkrilik Akrilonitril Spandeks poliurethan Olefin Etilena atau propilena Vinyon Vinil klorida Saran Viniliden klorida Novoloid Navolac berbasis fenol Polikarbonat Karbonic acid Poliester derivative fluorokarbon tetrafluoroethilena Protein Azlon Jagung, kedelai, dan sebagainya Karet Karet Natural or synthetic Karet Logamik Logam Aluminium, perak, emas, baja tak berkarat Mineral Kaca Pasir silika, batu kapur, mineral lainnya Keramik Aluminium, silika Grafit Karbon 1. Serat Alami Kapas Kapas, the natural Serat most widely used in Pakaian, grows in a boll around the seeds of Kapas plants. A single Serat is an elongated cell that is a flat, twisted, holRendah, ribbon-like structure. karakteristik Kekuatan cukup hingga baik Elastisitas sangat rendah Kurang tangguh dan rentan terhadap kerutan Nyaman dan terasa lembut Daya serap baik Mengalirkan panas dengan baik Bisa rusak karena serangga, jamur, lumut dan ngengat Bisa melemah karena paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang lama Aplikasi Banyak digunakan dalam sejumlah produk tekstil Umum digunakan dalam pakaian tenun dan rajutan Home textile – bath towels, bath robes, bed covers etc. Used as a blend with other Serats as Rayon, Poliester, Spandeks etc. Linen Linen, one of the most expensive Serat Alami, is made from the Lenan plant. It is labour-intensive to produce, hence produced in small quantities. However Linen fabric is valued for its exceptional coolness and freshness in hot weather. It is composed of 70% Selulosa and 30% pectin, ash, woody tissue and moisture. karakteristik Strongest Tumbuhan Serat Elastisitas buruk, sehingga mudah mengkerut Relatif mulus, menjadi lebih lembut saat dicuci Berdaya serap sangat tinggi Konduktor panas yang baik dan terasa dingin Berkilau Lebih rapuh, kusut menetap dalam lipatan tajam, cenderung sobek Bisa rusak karena jamur, keringat dan pemutih Tahan terhadap ngengat dan kumbang karpet Aplikasi Pakaian – setelan, gaun, rok, kemeja dan sebagainya Home and commercial furnishing items – table cloths, dish towels, bed sheets, wallpaper / wall coverings, window treatments etc. Produk industri – tas koper, kanvas dan sebagainya Used as blend with Kapas Wol Wol Serat grows from the skin of Domba and is a relatively coarse and Berkerut Serat with scales on its surface. It is composed of Protein. The Serat appearance varies depending on the breed of the Domba. Finer, softer and warmer Serats tend to be with more and smoother scales. Thicker, less warm Serats have fewer and rougher scales. Normally, the better Wol Serats with finer scales are duller in appearance than the Buruker quality Serats which have fewer scales. karakteristik Tampak berkerut Elastis Higroskopis, mudah menyerap kelembaban Ignites at a Tinggier temperature than Kapas Tingkat penyebaran api, pelepasan panas dan panas pembakaran lebih rendah Tahan terhadap listrik statis Aplikasi Clothing – jackets, suits, trousers, sweaters, hats etc. Selimut, karpet, bulu kempa dan pelapis Karpet kuda, kain pelana Sutra Sutra is a fine, continuous strand unwound from the cocoon of a moth caterpillar known as the Sutraworm. It is composed of Protein. It is very shiny due to the Struktur prisma seperti segitiga of the Sutra Serat, which alRendahs Sutra cloth to refract incoming light at different angles. karakteristik Berkilau, smooth and soft texture and not slippery Ringan, kuat, tetapi dapat kehilangan hingga 20% kekuatannya ketika basah Elastisity is moderate to Buruk. If elongated, it remains stretched Dapat melemah jika terkena terlalu banyak sinar matahari Dapat dirusak oleh serangga, terutama jika dibiarkan kotor Bisa mengembalikan hingga 11% kelembabannya Aplikasi Kemeja, dasi, blus, gaun formal, pakaian mode kelas atas Pakaian dalam wanita, piyama, jubah, setelan pria dan baju musim panas Many furnishing Aplikasi Pelapis jok, penutup dinding, dan hiasan dinding Other Serat Alami Goni Goni is taken from a tall plant of the same name and it is easy to cultivate and harvest. It is the cheapest Serat and is used in great quantities. karakteristik Goni tidak tahan lama karena cepat rusak bila terkena kelembaban Kekuatan kurang Tidak bisa diputihkan menjadi putih bersih karena kurangnya kekuatan Aplikasi Benang pengikat untuk karpet, kain kasar dan murah, kantong berat dan sebagainya Kapuk It is a Putih Bulu-like Serat obtained from the seed capsules of plants and trees called Ceiba Pentandra grown in Java and Sumatra Indonesia, Mexico, Central America and the Caribbean, Northern South America and tropical West Africa. It is called Sutra Kapas due to its Tinggi Kilauan which is equal to that of Sutra. karakteristik Tekstur halus Very Berkilau Lemah Serat pendek Tahan terhadap kelembaban, cepat kering bila basah Aplikasi Kasur, bantal, furnitur berlapis Rami A woody Serat resembling Lenan and it is also known as Rumput Rhea dan Cina. It is taken from a tall fRendahering plant. karakteristik Kaku Lebih rapuh Berkilau Aplikasi Kanvas, kain pelapis, pakaian, dan sebagainya 2. Serat Buatan Manusia Man-made Regenerated Selulosa They are derived either from the Selulosa of the cell walls of short Kapas Serats that are called linters or, more frequently from pine wood. There are three types of man made Selulosa Serats Rayon, Asetat and tri-Asetat. Rayon Rayon [link to Raylon] is made from naturally occurring polymers that simulate natural Selulosa Serats. It is neither a truly synthetic Serat nor a truly natural Serat. There are two varieties of Rayon; viscose and Tinggi wet modulus HWM. These in turn are produced in a number of types to provide certain specific properties. karakteristik Halus, lembut dan nyaman Kilau alaminya tinggi Berdaya serap sangat tinggi Daya tahan dan retensi bentuk rendah, terutama ketika basah Rendah Elastis recovery Normally Lemah, but HWM Rayon is much stronger, Tahan lama and has Baik appearance retention. Aplikasi Pakaian – blus, gaun, jaket, pakaian, pelapis, setelan, dasi untuk leher dan sebagainya Barang-barang perabotan – penutup tempat tidur, seprai, selimut, dekorasi jendela, pelapis jok dan sebagainya Penggunaan industri misalnya produk operasi medis, produk bukan tenun, kawat ban dan sebagainya Kegunaan lain – produk kesehatan wanita, popok, handuk dan sebagainya Asetat Asetat consists of a Selulosa compound identified as acetylated Selulosa – a Selulosa salt. Hence it possesses different qualities compared to Rayon. Asetat is Termoplastik and can be formed into any shape by application of pressure combined with Panas. Asetat Serats have Baik shape retention. karakteristik Termoplastik Kelangsaian baik Halus, lembut dan tangguh Daya serap tinggi dan cepat kering Berkilau appearance Lemah, rapidly loses Kekuatan when wet, must be dry-cleaned Ketahanan terhadap abrasi buruk Aplikasi Terutama dalam pakaian – blus, gaun, jaket, pakaian dalam wanita, pelapis, setelan, dasi untuk leher, dan sebagainya Digunakan dalam kain seperti satin, brokat, kain taf, dan sebagainya Tri-Asetat Tri-Asetat consists of acetylated Selulosa that retains acetic groupings, when it is being produced as triAsetat Selulosa. It is a Termoplastik Serat and is more Tangguh than other Selulosa Serats karakteristik Termoplastik Tangguh Bentuk kuat dan tahan kerut Tahan susut Mudah dicuci, bahkan pada suhu yang lebih tinggi Mempertahankan lipatan dan wiru dengan baik Aplikasi Terutama pakaian Digunakan dalam pakaian yang mementingkan retensi lipatan / wiru misalnya rok dan gaun Can be used with Poliester to create shiny Pakaian Man-made – Non-Selulosa Serat polimer Kelompok serat ini dibedakan dengan disintesis atau dibuat dari berbagai elemen menjadi molekul yang lebih besar yang disebut polimer linear. Molekul-molekul dari masing-masing senyawa tertentu disusun dalam garis paralel dalam serat. Susunan molekul ini disebut orientasi molekul. The properties of such Serats are dependent on their chemical Komposisi and kinds of molecular orientation. Nilon In Nilon, the Serat forming substance is a long-chain synthetic polyamide in which less than 85% of the amide linkages are attached directly to two aromatic rings. The elements Karbon, oxygen, nitrogen and hydrogen are combined by chemical processes into compounds which react to form long-chain molecules, chemically known as polyamides and are then formed into Serats. There are several forms of Nilon. Each depends upon the chemical synthesis. They are Nilon 4; 6; 8; 10; and 11. karakteristik Tinggily Tangguh Tinggi elongation and Elastisity Sangat kuat dan tahan lama Ketahanan terhadap abrasi sangat baik Termoplastik Has the ability to be very Berkilau, semi-Berkilau or dull Tahan terhadap serangga, jamur, lumut dan kebusukan Aplikasi Pakaian – pantyhose, stockings, leggings, etc. Perabotan rumah Industrial Aplikasi - parachutes, tyre cords, ropes, airbags, hoses, etc. Poliester In Poliester, the Serat forming substance is any long-chain synthetic polymer composed of at least 85% by weight of an ester of a substituted aromatic carboxylic acid, but not restricted to substituted terapthalate units and para-substituted hydroxybenzoate units. In producing such Serats, the basic elements of Karbon, oxygen and hydrogen are polymerised. Variations are possible in the methods of production, in the combination of ingredients and in the ultimate molecular structures of the Serat forming substance. karakteristik Termoplastik Kekuatan baik Hydrophobic non absorbent Aplikasi Pakaian – woven and knits, shirts, pants, jackets, hats etc. Perabotan rumah – bed sheets, blankets, upholstered furniture, cushioning material Industrial uses – conveyor belts, safety belts, tyre reinforcement Spandeks The Serat forming substance used to produce Spandeks is any long-chain synthetic polymer composed of at least 85% of segmented polyurethane. Variations are possible when producing this Serat. The basic elements of nitrogen, hydrogen, Karbon and oxygen are synthesised with other substances to ethyl ester compounds in polymer chains of soft segments or sections that provide stretch and harder segments that hold the chain together. Trademarks of three Spandeks Serats are Cleer-span, Glospan and Lycra. karakteristik Tinggily Elastis Nyaman Retensi bentuk tinggi Tahan lama Aplikasi Tidak pernah digunakan sendiri, tapi selalu dicampur dengan serat lainnya Pakaian dan barang-barang pakaian dengan peregangan yang nyaman dan pas Kaus kaki Pakaian dalam pembentuk tubuh Pakaian renang, pakaian atletik, pakaian aerobik Pakaian dalam wanita, legging dan kaus kaki Pakaian berbentuk misalnya cup bra Sarung tangan Akrilik In Akriliks, the Serat forming substance is any long chain polymer composed of at least 85% by weight of Akrilonitril units. Using complicated processes, Karbon, hydrogen and nitrogen, the basic elements are synthesised with small amounts of other chemicals into larger polymer combinations. Variations are possible in the methods of production, in the combination of ingredients and in the ultimate molecular structures of the Serat forming substance. karakteristik Soft, warm handling karakteristik similar to Wol Tangguh Menjaga bentuk Aplikasi Pakaian Perabotan rumah 3. Man-made – Protein Serats Protein dari produk-produk seperti jagung dan susu diproses secara kimia dan diubah menjadi serat. Namun, serat tersebut tidak sukses secara komersial. 4. Man-made – Karet Serats The Serat forming substance is comprised of natural and synthetic Karet. The treated Karet is produced in strands, so that the cross-section is either round or square and the longitudinal surface is relatively smooth. 5. Man-made – Logamik Serats These Serats are composed of Logam, plastic-coated Logam, Logam-coated plastic, or a core completely covered by Logam. These Serats are usually produced in flat, narrow, smooth strips which possess Tinggi Kilauan. Aplikasi Decorative yarns in Pakaian and Perabotan rumah items. 6. Man-made – Mineral Serats Various Minerals have been manufactured into Kaca, Keramik and Grafit Serats having prescribed properties for specific uses. Kaca Although Kaca is a hard and inflexible material, it can be made into a fine, translucent textile Serat that has an appearance and feel of Sutra. Natural Minerals such as silica sand, limestone, soda ash, borax, boric acid, feldspar and fluorspar have been fused under very Tinggi temperatures into Kaca which is processed into a Serat. karakteristik Lembam Sangat tahan api Aplikasi Panas Tahan industrial Aplikasi Parameter Serat Tekstil Fibrous materials should possess certain properties to become a suitable textile raw material. Properties which are essential for acceptance as a suitable raw material may be classified as Sifat primer’. The other properties which add specific desirable character or aesthetics to the end product and its use may be classified as Sifat sekunder’. Sifat primer 1. Panjangnya 2. Tenacity Kekuatan 3. Keluwesan 4. Kohesi 5. Keseragaman sifat Sifat sekunder 1. Bentuk fisik 2. Specific gravity influence weight, cover etc. 3. Kembalinya kelembaban* and absorption comfort, static electricity etc. 4. Elastis character 5. Thermo plasticity softening point and Panas - set character 6. Kemampuan pencelupan 7. Resistensi terhadap pelarut, bahan kimia korosif, mikro organisme dan kondisi lingkungan 8. Sifat mudah terbakar 9. Kilauan Sifat Fisik Kapas Sifat karakteristik Tampilan mikroskopis Datar, dipilin dan seperti pita Panjangnya Staple Serat, Panjangnya ranges from 1 to cm Warna Putih krem ​​dalam bentuk alami, kecuali jika diperlakukan Kilauan Medium, unless treated for Kilauan Kekuatan Cukup Elastisity Rendah Ketahanan Rendah Daya serap air Baik sekali Panas Will withstand moderate Panas / Decomposes after prolonged exposure to temperatures of 150°C / 320°F or over Sifat mudah terbakar Mudah terbakar Linen Sifat karakteristik Tampilan mikroskopis Penampang terdiri dari bentuk poligonal tidak beraturan Panjangnya Stapel panjang, 25-120 cm Warna Putih pudar Kilauan Tinggi Kekuatan Baik Elastisity Rendah Ketahanan Sedikit Daya serap air Baik Panas Will withstand moderate Panas Sifat mudah terbakar Mudah hangus dan terbakar Wol Sifat karakteristik Tampilan mikroskopis Berkerut Panjangnya Serat stapel, hingga 40 cm Warna Generally creamy Putih, some breeds of Domba produce natural Warnas such as black, brown, silver, and random mixes. Kilauan Tinggi Kekuatan Tinggi Elastisity Baik Ketahanan Tinggi Daya serap air Tends to repel initially, but Baik absorption. Panas Becomes harsh at 100°C / 212°F, decomposes at slightly Tinggier temperatures. Sifat mudah terbakar Scorches at 204°C / 400°F, will char Sutra Sifat karakteristik Tampilan mikroskopis Struktur prisma seperti segitiga Panjangnya Filamen bersambungan Warna Usually Putih pudar, and also shades of pale beige, brown, and grey Kilauan Baik sekali Kekuatan Baik Elastisity Tinggi Ketahanan Tinggi Daya serap air Baik Panas Sensitif dan bisa terurai Sifat mudah terbakar Burns at 165°C / 330°F Rayon Sifat karakteristik Tampilan mikroskopis Striations seen in viscose and Tinggi Kekuatan Rayon If deKilauand, scattered specks of pigment can be seen Panjangnya Filamen dan Stapel Warna Transparan kecuali jika dicelup Kilauan Tinggi Kekuatan Cukup to Baik sekali Regular Rayon has Cukup Kekuatan Tinggi tenacity types have Kekuatan baik Elastisity Regular Rayon Rendah Tinggi Kekuatan Rayon Baik Resilence Tinggi wet Kekuatan Rayon is better Daya serap air Tinggier than natural Selulosa Serat mengembang dalam air Lemaher when wet Panas Loses Kekuatan above 148°C / 300°F Decomposes between 176°C / 350°F and 204°C / 400°F Sifat mudah terbakar Cepat terbakar jika tidak diperlakukan Konduktivitas listrik Cukup – static charge can be reduced with special finishes Asetat Sifat karakteristik Tampilan mikroskopis Striasi terurai jauh dari viskos Rayon Penampang berlekuk Panjangnya Filamen dan Stapel Warna Transparan kecuali diredupkan oleh pigmen Kilauan Cerah, agak terang atau redup Kekuatan Sedang, kurang dari Rayon bila basah Elastisity Not very Tinggi, similar to Rayon Ketahanan Buruk Daya serap air 6%, Sedikit Kekuatan loss when it is wet Panas Ironing temperatures of 135°C / 275°F are satisfactory Sifat mudah terbakar SRendahly combustible Konduktivitas listrik Baik Nilon Sifat karakteristik Tampilan mikroskopis Sangat halus dan rata Panjangnya Filamen dan Stapel Warna Putih pudar Kilauan Tinggi natural Kilauan that can be controlled Kekuatan Exceptionally Tinggi Elastisity Exceptionally Tinggi Ketahanan Very Baik Daya serap air Panas Tinggi resistance, melts at 250°C / 482°F Sifat mudah terbakar Melts sRendahly Does not support combustion Konduktivitas listrik Rendah, generates static Poliester Sifat karakteristik Tampilan mikroskopis Halus, rata, seperti batang, bentuk penampang berbeda Panjangnya Filamen dan Stapel Warna Putih Kilauan Terang atau kusam Kekuatan Baik to Baik sekali Elastisity Cukup to Baik Ketahanan Baik sekali Daya serap air Kurang dari 1% Panas Softening or sticking temperature is above 204°C / 400°F Sifat mudah terbakar Burns sRendahly Konduktivitas listrik Mengumpulkan muatan statis Akrilik Sifat karakteristik Tampilan mikroskopis Permukaan sama dan halus Striasi berjarak tidak teratur Panjangnya Terutama serat stapel Warna Putih Kilauan Terang atau kusam Kekuatan Kekuatan cukup hingga baik Elastisity Baik Ketahanan Baik Daya serap air 1-3% Panas YelRendahing may occur above 148°C / 300°F Softening or stocking about 232°C / 450°F Sifat mudah terbakar Burns with yelRendah flame Konduktivitas listrik Cukup to Baik Sifat Serat – Perbandingan Daya serap Serat Kembalinya kelembaban** Kapas 7 -11 Lenan 12 Sutra 11 Wol 13 - 18 Asetat Akrilik - Aramid Kaca 0 - Nilon - Poliester - Rayon 15 Rayon HWM - 13 Spandeks - *Kembalinya kelembaban* is expressed as a percentage of the moisture-free weight at 70º Fahrenheit and 65% relative humidity. Sifat termal Serat Titik Leleh Titik Pelunakan Penempelan Suhu setrika Aman ˚F ˚C ˚F ˚C ˚F ˚C Kapas Tidak meleleh 425 218 Lenan Tidak meleleh 450 232 Sutra Tidak meleleh 300 149 Wol Tidak meleleh 300 149 Asetat 446 230 364 184 350 177 Akrilik 400 - 490 204 - 254 300 - 350 149 - 176 Aramid Does not melt, Karbonises above 426°C / 800°F Kaca 1400 - 3033 Nilon 6 414 212 340 171 300 149 Nilon 66 482 250 445 229 350 177 Poliester PET 480 249 460 238 325 163 Poliester PCDT 550 311 490 254 350 177 Rayon Tidak meleleh 375 191 Spandeks 446 230 347 175 300 149 Pengaruh Asam Serat Perilaku Kapas Meluruh dalam asam mineral encer panas dan pekat dingin Linen Meluruh dalam asam encer panas dan pekat dingin Wol Hancur oleh asam sulfat panas, sebaliknya tidak terpengaruh oleh asam Sutra Asam organik tidak membahayakan, asam mineral pekat akan larut Rayon Meluruh dalam asam encer panas dan pekat dingin Asetat Larut dalam asam asetat, terurai oleh asam yang kuat Tri-Asetat Larut dalam asam asetat, terurai oleh asam yang kuat Nilon Decomposed by strong Mineral acids, Tahan to Lemah acids Poliester Tahan terhadap sebagian besar asam mineral; hancur oleh 96% asam sulfat Spandeks Tahan to most Mineral acids, some disWarnaation can happen Akrilik Tahan terhadap sebagian besar asam Kaca Tahan terhadap sebagian besar asam Pengaruh Basa Serat Perilaku Kapas Tidak rusak oleh basa Linen Tinggily Tahan Wol Attacked by Lemah alkalis, destroyed by strong alkalis Sutra Damaged only under Tinggi temperature and concentration Rayon Terurai dalam larutan pekat Asetat Not Terpengaruh, unless Tinggi concentration and temperature is applied Tr-Asetat Not Terpengaruh, unless Tinggi concentration and temperature is applied Nilon Sedikit or Tidak ada efek Poliester Tahan to cold alkalis, sRendahly decomposed at a boil by strong alkalis Spandeks Terpengaruh Akrilik Destroyed by strong alkalis at boil, resists Lemah alkalis Kaca Attacked by hot Lemah alkalis and concentrated alkalis Pengaruh Pelarut Organik Serat Perilaku Kapas Oxidises, turning yelRendah and losing Kekuatan on long exposure Linen Tahan than Kapas, gradually deteriorate from prolonged exposure Wol Kekuatan loss due to prolonged exposure Sutra Continuous exposure Lemahens Rayon Generally Tahan, loses Kekuatan after long exposure Asetat Kira-kira sama seperti rayon Tri-Asetat Tahan, loses Kekuatan after long exposure Nilon Baik resistance Poliester Baik resistance Spandeks Generally not Terpengaruh, prolonged exposure Lemahens Akrilik Sedikit or Tidak ada efek Pengaruh Sinar Matahari Serat Perilaku Kapas Oxidises, turning yelRendah and losing Kekuatan on long exposure Linen Tahan than Kapas, gradually deteriorate from prolonged exposure Wol Kekuatan loss due to prolonged exposure Sutra Continuous exposure Lemahens Rayon Generally Tahan, loses Kekuatan after long exposure Asetat Kira-kira sama seperti rayon Tri-Asetat Tahan, loses Kekuatan after long exposure Nilon Baik resistance Poliester Baik resistance Spandeks Generally not Terpengaruh, prolonged exposure Lemahens Akrilik Sedikit or Tidak ada efek Kebersihan dan ketercucian Serat Perilaku and effect Kapas Mudah dicuci dan melepaskan kotoran degan mudah Linen Mudah dicuci dan melepaskan kotoran degan mudah Wol Menarik kotoran, bau menetap kecuali dibersihkan secara menyeluruh Sutra Prevents dirt from settling. Smooth surface alRendahs stains to be easily washed away Rayon Prevents dirt from settling. Smooth surface alRendahs stains to be easily washed away Asetat Prevents dirt from settling. Smooth surface alRendahs stains to be easily washed away Tri-Asetat Prevents dirt from settling. Smooth surface alRendahs stains to be easily washed away Nilon Prevents dirt from settling. Smooth surface alRendahs stains to be easily washed away Poliester Prevents dirt from settling. Smooth surface alRendahs stains to be easily washed away Spandeks Mudah dicuci Akrilik Mudah dicuci Pengaruh Keringat Serat Perilaku Kapas Tahan terhadap keringat basa, efek sedikit memburuk karena keringat asam Linen Tahan terhadap keringat basa, efek sedikit memburuk karena keringat asam Wol Lemahened by alkali perspiration DisWarnaation happens in general with perspiration Sutra Deteriorates and Warna is Terpengaruh causing stains Rayon Cukuply Tahan to deterioration Asetat Baik resistance Tri-Asetat Baik resistance Nilon Tahan, Warna may be Terpengaruh Poliester Tahan Spandeks Baik resistance to degradation Akrilik Tidak rusak *Perspiration can be acidic or alkaline, depending on the individual's metabolism. Efek Lumut Serat Perilaku and effect Kapas Terpengaruh in a damp condition Linen Terpengaruh in a damp condition Wol Tidak rentan dalam kondisi biasa, tetapi rentan dalam kondisi basah Sutra Tidak rentan dalam kondisi biasa, tetapi rentan dalam kondisi basah Rayon Terpengaruh in a damp condition Asetat Tinggily Tahan Tri-Asetat Extremely Tinggi resistance Nilon Tidak ada efek Poliester Absolutely Tahan Spandeks Baik to Baik sekali resistance Akrilik May form, but will have Tidak ada efek Dapat dihapus dengan mudah Effect of Panas Serat Perilaku and effect Kapas Withstand moderate Panas Will scorch and burn with prolonged exposure to Tinggi Panas Linen Withstand moderate Panas Will scorch and burn with prolonged exposure to Tinggi Panas Wol Not easily combustible, becomes harsh at 100°C / 212°F and will scorch at 204°C / 400°F and eventually char Sutra Sensitive to Panas, decomposes at 165°C / 330°F Rayon Behaves similar to Kapas as a Selulosa Serat Asetat Termoplastik in nature, gets sticky at 176°C / 350°F and becomes Kaku later Tri-Asetat Termoplastik in nature, gets sticky at 298°C / 570°F and becomes Kaku later Nilon Will melt under Tinggi temperature, Nilon 6 melts at 215°C / 420°F and Nilon 6, 6 248°C / 480°F Poliester Will melt under Tinggi temperature Becomes sticky at 226°C / 440°F to 243°C / 470°F and melts and flames at 248°C / 480°F to 290°C / 554°F depending on its type Spandeks YelRendahs and loses Elastisity and Kekuatan at over 148°C / 300°F, sticks at 175°C / 347°F and melts at 230°C / 446°F Akrilik Becomes sticky at 229°C / 455°F and melts at Tinggier temperature Efek Serangga Serat Perilaku and effect Kapas Tidak rusak Linen Tidak rusak Wol Rentan terhadap ngengat dan kumbang karpet Sutra Bisa terserang larva ngengat kain atau kumbang karpet Rayon Tidak tertarik Asetat Tidak tertarik Tri-Asetat Tidak tertarik Nilon UnTerpengaruh Poliester UnTerpengaruh Spandeks UnTerpengaruh Akrilik UnTerpengaruh

ENISO 105-B06 Tekstil - Uji Tahan Luntur Warna - Bagian B06: Penuaan terhadap Cahaya Buatan pada Suhu Tinggi: Uji Lampu Redaman Busur Xenon; DIN 75202 Penentuan Tahan Luntur Warna Bahan Interior pada Kendaraan Bermotor, Uji Lampu Busur Xenon; EN 285 Sterilisasi - Sterilisasi Uap - Sterilisasi Besar Jenisjenis kanker dan tumor, baik jinak maupun ganas, yang dapat disembuhkan dengan Sarang Semut adalah kanker otak, kanker hidung, kanker payudara, kanker lever, kanker paru-paru, kanker usus, kanker rahim, kanker kulit, kanker prostat, serta kanker darah (leukemia), kecuali kanker tenggorokan dan rongga mulut. .
  • de270iu0ji.pages.dev/265
  • de270iu0ji.pages.dev/14
  • de270iu0ji.pages.dev/299
  • de270iu0ji.pages.dev/340
  • de270iu0ji.pages.dev/206
  • de270iu0ji.pages.dev/68
  • de270iu0ji.pages.dev/277
  • de270iu0ji.pages.dev/307
  • de270iu0ji.pages.dev/97
  • benang nilon tidak tahan terhadap suhu tinggi karena