Persilangandua sifat beda pada tanaman dengan sifat buah seperti berikut. gen B → ukuran besar (dominan) gen b → ukuran kecil (resesif) Berdasarkan tabel uji silang di atas dapat diketahui keturunan kedua (F2) memiliki: macam genotipe = BBMM : BBMm : BbMm : BbMM : BBmm : Bbmm : bbMM : bbMm : bbmm. rasio genotipe = 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 2 Mendel mengembangkan beberapa hukum. Ada dua hukum yang terkenal, yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel Two. a. Hukum Mendel 1 atau hukum segregasi dapat dibuktikan denga persilangan monohibrid persilangan dengan satu sifat beda. b. Hukum Mendel 2 atau hukum pengelompokan secara bebas dapat dibuktikan dengan persilangan dihibrid persilangan dengan dua sifat beda. Hal ini berlaku untuk semua makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, maupun manusia. Hukum mendel tersebut berdasarkan hipotesis-hipotesis berikut ini Gamet, yaitu sel kelamin yang sudah matang. Dengan kata lain gamet merupakan mata rantai penghubung antara induk dan keturunannya secara seksual. Melalui gamet ini diwariskan sifat-sifat menurun suatu organisme kepada generasi berikutnya. Di bawah ini adalah hipotesis Mendel mengenai penurunan sifat. a. Setiap sifat dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan yang sekarang kita kenal dengan gen, yaitu satu dari individu jantan dan satu dari individu betina. b. Setiap faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, merah atau putih. Kedua bentuk alternatif tersebut disebut alel. c. Jika pasangan faktor itu terdapat bersama-sama dalam satu tubuh suatu individu, faktor dominan akan menutup faktor resesif, misalnya genotipe individu Bb dengan gen B untuk bulat dominan terhadap gen b untuk keriput, maka fenotipe untuk individu tersebut adalah bulat, genotipenya bersifat heterozigot. d. Pada waktu pembentukan gamet meiosis, setiap alel berpisah, misalnya genotipe individu Bb akan menghasilkan gamet yang mengandung gen B dan gamet yang mengandung gen b. Jadi, akan terbentuk dua macam gamet. e. Individu yang murni mempunyai pasangan sifat alel yang sama, yaitu dominan saja atau resesif saja, misalnya untuk BB pasangan sifat dominan atau bb untuk pasangan resesif. Genotipe individu tersebut homozigot BB disebut homozigot dominan dan bb disebut homozigot resesif. Hukum Pewarisan Sifat Mendel Jika individu dengan sifat A melakukan perkawinan dengan individu lain dengan sifat B, sifat keturunannya dapat mengikuti salah satu induknya atau merupakan hasil kombinasi dari sifat kedua induknya. Penurunan atau pewarisan sifat dari induk atau tetua kepada generasi keturunan berikutnya disebut inheritansi inheritance. Peristiwa pewarisan sifat tersebut mengikuti pola-pola tertentu yaitu pola-pola hereditas Latin heres atau ahli waris. Hukum Mendel merupakan Hukum Hereditas yang menjelaskan prinsip-prinsip penurunan sifat pada organisme. Teori Mendel didukung beberapa biologiwan seperti De Vries Belanda, Correns Jerman, dan Tschermak Austria. Suatu hipotesis memprediksi bahwa dari generasi ke generasi, populasi dengan perkawinan bebas akan menghasilkan individu yang sama seragam. Namun kenyataannya, dalam pengamatan setiap hari dan hasil percobaan pengembangbiakan hewan serta tumbuhan bertolak belakang dengan prediksi tersebut. Untuk mengembangkan teorinya, Mendel menggunakan objek kajian berupa tanaman kacang kapri atau ercis. Alasan dan keuntungan pemilihan kacang kapri untuk objek kajiannya antara lain kapri memiliki pasangan-pasangan yang kontras, mudah disilangkan, mampu menghasilkan keturunan banyak dan cepat karena daur hidupnya yang pendek, serta dapat melakukan autogami atau penyerbukan sendiri karena mempunyai organ kelamin jantan stamen atau benang sari dan organ kelamin betina putik atau pistillum dalam tiap bunganya. Mendel mengamati tujuh sifat kacang kapri Pisum sativum tersebut, antara lain biji bulat dibandingkan dengan biji keriput; biji warna kuning dibandingkan dengan biji warna merah; buah warna hijau dibandingkan dengan buah warna kuning; buah mulus dibandingkan dengan buah berlekuk; bunga warna ungu dibandingkan dengan bunga warna putih; dan letak bunga diaksial ketiak dibandingkan bunga di final ujung; serta batang panjang dibandingkan dengan batang pendek. Mendel memindahkan serbuk sari yang belum dewasa atau matang, dan menaburkan serbuk sari ke kepala putik pada bunga yang serbuk sarinya sudah dihilangkan. Selanjutnya, ia menyilangkan dua individu galur murni atau true convenance yaitu tanaman yang apabila melakukan penyerbukan sendiri, senantiasa menghasilkan tunas yang sifatnya sama persis dengan sifat induknya yang sama–sama memiliki pasangan sifat kontras, misalnya kacang kapri berbunga merah galur murni dengan kacang kapri berbunga putih galur murni atau tanaman kacang kapri batang panjang dengan kacang kapri berbatang pendek. Hasil penyilangan menunjukkan bahwa sifat dari dua induk tidak muncul sekaligus hanya satu sifat. Kacang kapri berbunga merah yang disilangkan dengan kacang kapri berbunga putih menghasilkan kacang kapri berbunga merah. Berarti warna merah dominan terhadap warna putih, atau warna putih resesif terhadap warna merah. Alel dominan yaitu gen penentu sifat yang menutupi sifat pasangannya alel resesif , dan ditulis dengan huruf besar dalam contoh di atas, warna merah bersifat dominan dan ditulis sebagai G. Alel resesif yaitu alel penentu sifat yang ditutupi oleh sifat pasangannya alel dominan, dan ditulis dengan huruf kecil dalam contoh di atas, warna putih bersifat resesif dan ditulis sebagai yard. Selanjutnya, Mendel menyilangkan sesama F1 yang berbunga merah. Keturunan generasi kedua F2nya terdiri dari tanaman berbunga merah dan tanaman berbunga putih dengan rasio perbandingan 3 1. Berdasarkan penelitiannya, Mendel menyusun beberapa hipotesa sebagai berikut i. Sepasang gen dari induk jantan dan induk betina berperan dalam mengendalikan setiap sifat pada keturunannya. ii. Setiap alel anggota dari sepasang gen menunjukkan bentuk alternatif sesamanya. Misalnya warna merah dengan putih, atau biji bulat dengan biji keriput. 3. Pasangan alel berbeda yang terdapat bersama–sama dalam satu individu tanaman, terdiri dari alel yang merupakan faktor dominan dan faktor resesif. Faktor dominan akan menutupi faktor resesif. 4. Pada saat pembentukan gamet meiosis, masing-masing alel memisah secara bebas. Selanjutnya, penggabungan gamet terjadi secara acak. 5. Individu murni mempunyai pasangan sifat alel yang sama yaitu dominan saja, atau resesif saja. Setelah diuji berkali-kali ternyata hasil penelitian Mendel tetap, sehingga hipotesis Mendel ditetapkan sebagai Hukum Mendel yang pokok, yaitu Hukum Mendel I Hukum Segregasi dan Hukum Mendel Ii Hukum Pengelompokan atau Penggabungan.
Persilangantersebut merupakan persilangan dua individu dengan dua sifat beda, ialah bentuk biji dan warna biji. Keturunan pada F2 adalah sebagai berikut : B : bulat, dominan terhadap keriput b : keriput K : kuning, dominan terhadap hijau k : hijau Persilangan Dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid) Trihibrid adalah persilangan dua
2Apabila dua pasang gen yang tidak bertaut terdapat dalam hibrida, nisbah fenotip pada F2 adalah . 3.Uji silang dihibrida menghasilkan nisbah 1:1:1:1. 4.Makin banyak jumlah gen (pasangan alel) makin banyak jumlah kelas fenotip dan genotip pada F2.
Seorangwanita mempunyai dua sifat dominan, masing-masing disebabkan oleh mutasi yang berbeda : 1. katarak (abnormalitas mata) diwarisi dari bapanya dan 2. polidaktili (jari ekstra) yang diwarisi dari ibunya. Suaminya tidak mempunyai sifat tersebut.

Namunpersilangan monohibrid akan menghasilkan keturunan pertama atau individu F1 yang seragam, apabila salah satu induk mempunyai sifat lebih banyak didominasi penuh dan induk yang lainnya resesif. Apabla dilanjutkan dengan penyilangan individu sesama F1 akan mengahsilkan keturunan F2 dengan 3 macam genotipe dan 2 macam fenotipe.

Penyimpanganperbandingan fenotipe F1 pada persilangan dengan dua sifat beda, misalnya dari 9 : 3 : 3 : 1 menjadi 9 : 3 : 4 disebut . A. pindah silang B. hipostasis C. epistasis D. polimeri E. krip
Pembastarandengan dua sifat beda disebut dihibrid. mencari jumlah macam gamet kemungkinan genotipe dan kemungkinan fenotipe pada F2 dapat dilihat pada tabel berikut. sifat beda macam kemungkinan kemungkinan fenotipe F2 pada gamet genotipe F2 fenotipe F2 dominan penuh 1 2 21 = 2 31 = 3 21 = 2 3:1 3 22 = 4 32 = 9
.
  • de270iu0ji.pages.dev/279
  • de270iu0ji.pages.dev/159
  • de270iu0ji.pages.dev/345
  • de270iu0ji.pages.dev/267
  • de270iu0ji.pages.dev/354
  • de270iu0ji.pages.dev/320
  • de270iu0ji.pages.dev/366
  • de270iu0ji.pages.dev/126
  • de270iu0ji.pages.dev/291
  • macam genotipe dengan dua sifat beda pada f2 berjumlah